When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Mengenal 5 Jenis Eksploitasi Seksual Anak secara Online

author
Ruth Sinambela
Kamis, 16 Februari 2023 | 15:00 WIB
Waspada! Child Grooming Dapat Dilakukan Secara Online maupun Offline |

Eksploitasi anak bisa jadi merupakan topik yang sekarang ini tengah sering dibahas oleh sebagian orang tua. Ditambah lagi, eksploitasi anak yang bisa terjadi kapan pun dan di mana pun ini seringkali tidak disadari oleh Bunda maupun si kecil.

Bisa jadi karena media yang digunakan untuk melakukan eksploitasinya sendiri mungkin kurang terbaca sehingga orang tua juga menjadi lebih sulit menyadari, dan ironisnya, baru mengetahui hal tersebut setelah terjadi dan memakan korban.

Baca Juga: Waspadai Child Grooming di Sekitar Anak, Bun!

Dua jenis eksploitasi anak

Ada 2 bentuk utama eksploitasi anak yang keduanya masih sering dialami oleh anak-anak Indonesia, Bun. Keduanya yaitu eksploitasi anak secara fisik dan eksploitasi anak secara seksual.

Eksploitasi anak secara fisik merupakan bentuk pemaksaan anak untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan fisik yang sewajarnya dilakukan oleh orang dewasa agar orang dewasa yang mengeksploitasinya mendapatkan keuntungan. Misalnya ketika anak terlibat dalam pekerjaan mengamen, mengemis, juga pekerjaan fisik di perkebunan, pertambangan dan berbagai sektor lainnya. 

Sedangkan eksploitasi anak secara seksual adalah bentuk pemaksaan anak untuk melakukan aktivitas atau kegiatan seksual agar orang dewasa yang memaksanya mendapatkan keuntungan. Misalnya saat anak dipaksa terlibat dalam prostitusi, menjadi objek pornografi, dan berbagai bentuk lainnya. Eksploitasi ini sekarang sudah pula merambah ke dunia maya, Bun. Seperti yang baru-baru ini banyak terbongkar di berbagai media yaitu eksploitasi seksual anak secara online!

Menemani anak bermain game online dapat mengontrol penggunaan gadget anak sekaligus juga menjaga anak dari eksploitasi seksual anak online | Shutterstock

Baca Juga: Hati-Hati Fenomena Kidfluencer, Selalu Ingatkan Diri Sendiri untuk Jauh-Jauh dari Eksploitasi Anak ya, Bun!

Eksploitasi seksual anak secara online

Eksploitasi seksual anak secara online merupakan segala bentuk tindakan atau perlakuan terhadap anak yang tujuannya adalah untuk melakukan eksploitasi seksual dan dilakukan dengan menggunakan atau memanfaatkan internet.

Ada 5 jenis eksploitasi seksual anak online:

  • Grooming online atau bujuk rayu dengan diberikan perhatian dan iming-iming hadiah demi memenuhi hasrat seksualnya.
  • Pornografi anak, atau kini lebih sering disebut sebagai “materi yang menampilkan kekerasan seksual terhadap anak”. Meski terdengar asing, namun istilah ini mulai dipopulerkan untuk mengganti istilah pornografi anak.
  • Sexting yaitu chat demi memuaskan hasrat seksual kepada anak. Biasanya sexting digunakan dengan cara mendekati anak dengan segala bujuk rayu hingga anak secara intens mengirimkan pesan seksual secara eksplisit atau gambar yang menunjukkan sisi seksualitas dari dirinya. Gambar atau video yang dikirimkan ini bisa berupa tampilan erotis, dan atau aktivitas seksual, yang sering terjadi, biasanya dibagikan kepada pacar atau teman dekat.
  • Sextortion atau pemerasan seksual adalah proses di mana seseorang dipaksa untuk memberikan imbalan seks, uang, dan barang berharga lain atau memproduksi materi seksual. Sextortion biasanya terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara pelaku dan korban yang memungkinkan pelaku untuk memaksa dan menekan korban, hingga melakukan pemenuhan seksual atau uang.
  • Siaran langsung kekerasan seksual pada anak atau video online seks. Anak dipaksa untuk tampil di depan kamera atau webcam untuk melakukan aktivitas seksual atau menjadi subjek dari kekerasan seksual. Biasanya, ada imbalan uang yang harus dibayar agar para predator seks anak dapat melihat video tindakan kekerasan tersebut secara langsung.

Penting untuk mendampingi si kecil saat screen time | Shutterstock

Semakin canggihnya teknologi, khususnya dalam hal komunikasi, ternyata bisa diambil celahnya dan dijadikan sebagai cara-cara baru dalam melakukan kejahatan seksual terhadap anak, Bun. Untuk itu, kewaspadaan tinggi dan kepedulian orang tua kepada anaklah yang kini sangat dibutuhkan. 

Baca Juga: 5 Bekal yang Bisa Bunda Berikan untuk Melindungi Anak dari Ancaman Kekerasan Seksual

Salah satu contohnya yaitu dengan ikut aktif mengontrol dan mengawasi tontonan maupun aktivitas media sosial anak. Terlebih lagi agar anak mengerti benar kalau media sosial dan internet sebaiknya digunakan sebagaimana mestinya, karena kalau tidak, akan ada akibat yang harus ditanggung selain juga akan sangat merugikan dirinya sendiri.

Tentu hal ini haruslah dibangun sedini mungkin, terutama sejak awal si kecil mendapatkan pendidikan seks pertamanya.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi