A father holds his daughter’s hand for a short while, but he holds her heart forever.
Unknown

Mengenal 9 Jenis Terapi yang Bisa Diberikan untuk Anak dengan Autisme

author
Ruth Sinambela
Senin, 20 Februari 2023 | 10:00 WIB
Terapi yang tepat akan membantu anak dengan autisme dalam kehidupan sehari-hari | Shutterstock

Tengah viral video dugaan kekerasan pada anak berkebutuhan khusus di salah satu rumah sakit di Depok, membuat banyak kalangan merasa geram dan tidak terima.

Pasalnya, perlakuan kasar dan tidak layak yang dialami oleh anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD ini terjadi saat ia seharusnya mendapatkan terapi untuk perkembangan kondisinya, Bun. Ditambah lagi hal tersebut dilakukan oleh terapisnya sendiri!

Perlakuan tidak wajar yang diterima berupa terapis yang tidak fokus melakukan pekerjaannya dan malah sibuk melihat layar smartphone bahkan sampai tertidur. Sang terapis juga menjepit kepala pasiennya dengan kedua paha di dekat area selangkangannya. 

Baca Juga: Memilih Olahraga yang Tepat untuk Anak dengan Autisme

Anak dengan ASD seharusnya diberikan terapi-terapi yang sesuai dengan kebutuhannya. Apa saja yang harus dilakukan terapis pada saat memberikan kelas terapi untuk anak dengan ASD? Apa saja jenis terapi khusus untuk anak dengan ASD? Berikut ini merupakan 9 diantaranya. Yuk, cari tahu di sini, Bunda.

Terapi fisik atau fisioterapi

Terapi ini sebaiknya dilakukan oleh terapis yang sudah terlatih untuk melatih kekuatan otot, koordinasi, dan kemampuan dasar olahraga. Terapi ini biasanya dilakukan dengan melakukan senam ringan, peregangan, ataupun latihan keseimbangan.

Terapi okupasi

Terapi okupasi pada dasarnya bertujuan agar orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Terapi okupasi membantu anak melatih keterampilan kognitif, fisik, sosial, dan motorik. Bagi anak dengan autisme, terapi okupasi salah satunya dilakukan dengan memberikan aktivitas atau latihan sensorik yang terintegrasi. Teknik ini nantinya secara bertahap akan bisa membantu anak dengan autisme mengatasi hipersensitivitasnya terhadap sentuhan, suara, dan bahkan cahaya.

Terapis anak berkebutuhan khusus di Depok diduga memberikan terapi yang tidak layak | DetikNews

Terapi kemampuan sosial

Terapi ini akan sangat menyenangkan untuk anak, Bun, karena biasanya terapis akan memberikan terapi dengan cara bermain dan berkomunikasi.

Terapi sensori

Terapi sensori merupakan terapi yang bertujuan untuk menstimulasi kemampuan sensori anak dengan ASD. Biasanya terapi ini dilakukan dengan menggunakan terapi vibrasi, getaran, atau aerobik.

Baca Juga: Mengajarkan Life Skills pada Anak dengan Autisme

Terapi visual

Terapi visual bisa jadi merupakan terapi yang sangat cocok untuk anak dengan ASD. Pasalnya, anak dengan ASD biasanya adalah pemikir visual sehingga dengan terapi ini anak akan lebih mampu untuk mengembangkan kemampuan, khususnya dalam hal memahami sesuatu.

Terapi wicara

Terapi wicara sangat dibutuhkan anak dengan ASD untuk bisa berkomunikasi dua arah dengan baik, Bun.

Terapi biomedis

Terapi biomedis dilakukan dengan memberikan diet khusus dengan pendekatan DAN (Defeat Autism Now) yang bertujuan untuk penanganan susunan saraf pusatnya.

Berenang merupakan salah satu kegiatan olahraga yang banyak disarankan untuk anak dengan autisme | Shutterstock

Terapi tingkah laku

Terapi tingkah laku bertujuan untuk mencari tahu apa penyebab perilaku negatif yang kerap dilakukan anak dengan ASD, juga mendapatkan rekomendasi yang cocok dalam hal perubahan lingkungan atau keseharian anak sehingga bisa memperbaiki sikap tersebut, Bun.

Applied Behavior Analysis (ABA)

Terapi yang bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan perilaku positif pada anak dan mengajarkan keahlian baru kepada anak dengan ASD ini membutuhkan kerja sama dari orang tua dan pengasuh untuk menentukan keberhasilannya, Bun.

Baca Juga: Sindrom Heller pada Anak, Samakah Dengan Autisme?

Sembilan jenis terapi yang sudah Bunda ketahui di atas merupakan sebagian kecil dari banyaknya terapi yang bisa diterapkan pada buah hati Bunda yang memiliki Autism Spectrum Disorder. Tentu saja mana terapi yang cocok untuk anak dapat ditentukan atas rekomendasi dokter anak yang menangani, biasanya dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, atau atas rekomendasi psikolog anak.

Terapi untuk anak dengan ASD tentu saja membutuhkan interaksi dua arah antara anak dengan terapis, bahkan juga tiga arah, yaitu dengan orang tua/pengasuh.

Kita harapkan semoga kasus terapis yang memberikan terapi tidak sesuai dengan kebutuhan pasien tidak akan terjadi lagi.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi