Menyaksikan film atau tontonan horor bagi orang dewasa seringkali menjadi pilihan yang menarik. Baik untuk memicu adrenalin, menikmati ketegangan, atau sekadar menikmati kisah seram dan misterius di dalam film tersebut. Hal ini yang membuat film horor sangat digemari oleh masyarakat pada umumnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Bagaimana dengan Bunda, apakah termasuk orang yang menyukai film horor? Atau sebaliknya sangat tidak menyukai tontonan jenis ini? Suka atau tidak, yang terpenting sebisa mungkin hindarilah menonton film bergenre horor saat sedang bersama si kecil ya, Bunda. Mengapa demikian?
Baca Juga: Si Kecil Terlanjur Takut Gelap? Ini Tips Menghilangkannya, Bun!
Perhatikan rating
Biasanya film horor hampir selalu memberikan rating usia di atas 12 tahun, bahkan 16 tahun lho, Bun. Hal ini lantaran banyak adegan di dalam film bergenre horor yang sangat tidak cocok untuk anak berusia di bawah 12 tahun. Horor atau teror bagi anak berusia di bawah 12 tahun mungkin dapat memengaruhi pemikiran dan penilaiannya mengenai hantu atau tokoh lainnya.
Tak hanya itu, hati-hati apabila film horor diberi rating 16+. Bisa jadi ada bagian di dalam film yang memperlihatkan aktivitas seksual atau kekerasan. Karena itulah, Bunda sebaiknya selalu memperhatikan betul pemberian rating pada sebuah film maupun tontonan, sebelum mengizinkan si kecil untuk menyaksikannya.
Belum dapat membedakan fantasi dan realita
Para ahli menyebutkan kalau anak berusia di bawah 12 tahun belum bisa membedakan fantasi dan realita dengan sempurna. Apabila anak berusia di bawah 12 tahun menyaksikan film horor, maka dikhawatirkan anak akan mengalami gangguan fokus atau konsentrasi, lantaran belum bisa menghilangkan bayang-bayang dari film yang ia saksikan. Anak juga mungkin akan menjadi penakut dan tidak berani akan suatu hal, misalnya kegelapan atau kesunyian, karena berpikir dan membayangkan yang sebenarnya tidak ada.
Baca Juga: Rasa Takut Anak Sesuai Fase Usia
Tidak semua anak sama
Bagi sebagian anak, menonton film horor mungkin tidak akan memberikan dampak yang buruk, seperti takut, cemas, dan lain sebagainya. Bahkan ada juga ahli yang berpendapat kalau film horor sebenarnya dapat memberi dampak yang baik bagi anak apabila disaksikan dengan pendampingan orang tua.
Sebagian anak juga cukup bisa menerima tontonan bergenre horor sebagai sesuatu yang tidak nyata. Namun sebagian anak lainnya lebih sensitif dan membutuhkan waktu lama untuk pulih setelah melihat sesuatu yang menakutkan.
Baca Juga: Anak Takut Pada Sesuatu, Normalkah?
Tugas orang tualah yang dapat menilai dampak yang dirasakan anak setelah menonton film horor, misalnya dari sikap dan keseharian anak. Terpenting, lebih selektif memilih tontonan yang sesuai dengan usia dan tumbuh kembang anak.