Sebagian orang tua mungkin masih merasa kesulitan atau sungkan dalam memberikan pendidikan seks pada anak sesuai usianya dengan pemahaman-pemahaman yang tepat. Termasuk bagaimana sebaiknya menyampaikan hal tersebut. Apa yang sudah bisa dan belum boleh diungkapkan. Hingga perlu kah sebenarnya pendidikan seks dari orang tua?
Memiliki pemikiran seperti ini merupakan hal yang wajar, Bun. Selain itu Bunda juga tidak perlu khawatir karena kini semakin mudah bagi orang tua untuk belajar dan memahami apa, sih, sebenarnya yang bisa dan sebaiknya dilakukan dalam hal mengajarkan pendidikan seks pada anak.
Baca Juga: Bagaimana Caranya Memberi Pendidikan Seksual Pada Balita?
Orang tua sebagai sumber informasi pertama anak
Tak bisa dipungkiri, Bun. Di tengah perkembangan zaman dan semakin modernnya akses informasi yang bisa didapat anak lewat gadget. Membuat tantangan orang tua pun semakin besar untuk bisa terlibat aktif dalam pendidikan seks anak.
Apalagi para ahli menyarankan agar orang tua sebaiknya menjadi orang pertama yang memberikan pendidikan seks agar kelak anak pun merasa nyaman saat membutuhkan informasi dan menyampaikan kesulitan maupun masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itulah, Bunda dan Ayah harus memastikan kalau hubungan yang baik telah terjalin dengan si kecil, sehingga Bunda dan Ayah tidak akan menemukan masalah saat waktunya menyampaikan informasi penting pada anak, termasuk pendidikan seks.
Merespon pertanyaan anak
Bagaimana sih sebaiknya orang tua menyampaikan pendidikan seks pada anak? Tentu yang pertama harus diperhatikan adalah Bunda dan Ayah harus memberikan penjelasan yang mudah dimengerti sesuai usia anak namun juga sesuai dengan kenyataan atau tidak mengada-ada.
Misalnya ketika anak bertanya dari mana seorang bayi bisa lahir, Bunda dapat menjelaskan kalau bayi lahir dari rahim Bunda, penuhi pula keingintahuan anak misalnya saat anak lanjut bertanya, lewat mana bayi keluar dari rahim Bunda. Jelaskan kalau Bunda memiliki jalur khusus untuk bayi lahir hingga akhirnya bayi akan keluar lewat vagina, atau bisa juga lewat operasi.
Bunda cukup menjawab pertanyaan yang si kecil ajukan saja agar kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi dan ia puas dengan jawaban yang Bunda berikan. Nantinya saat anak makin besar, Bunda bisa mulai menambahkan informasi-informasi yang dibutuhkan secara bertahap.
Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Eksploitasi Seksual Anak secara Online
Pendidikan seks sesuai usia anak
0 - 2 Tahun
- Perkenalkan anak dengan nama organ intimnya, yaitu vagina pada anak perempuan, dan penis pada anak laki-laki.
- Biasakan untuk meminta izin setiap kali Bunda maupun Ayah akan menyentuh tubuh anak.
- Jelaskan mengenai fungsi organ intim secara sederhana.
- Tidak membiasakan anak telanjang di depan orang lain.
- Biasakan anak untuk mengenakan handuk saat keluar dari kamar mandi, dan mengenakan pakaiannya di dalam kamar.
3 - 8 Tahun
- Perkenalkan anak dengan keberagaman fisik juga perbedaan organ intim yang dimiliki anak laki-laki dan perempuan.
- Ajarkan anak mengenai bagian tubuhnya yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain.
- Ajarkan dan biasakan anak untuk menjaga kebersihan organ intim.
- Ajarkan anak untuk mengatakan “tidak” dan mencari bantuan saat berada di situasi berbahaya. Yaitu ketika ada orang yang mau menyentuh atau melihat organ intimnya.
Pra-remaja dan remaja
- Dampingi anak saat menghadapi pubertas.
- Berikan ilmu mengenai fungsi biologis manusia secara terbuka dan atas dasar ilmiah.
- Ajarkan anak bagaimana menjaga pergaulan dengan lawan jenis.
- Ajarkan anak mengenai risiko yang dapat dialami dari seks bebas.
Baca Juga: 5 Bekal yang Bisa Bunda Berikan untuk Melindungi Anak dari Ancaman Kekerasan Seksual
Yuk, mulai belajar dan mempersiapkan diri dari sekarang, Bun. Jangan sampai nanti saat sudah waktunya memberikan pendidikan seks pada si kecil, Bunda dan Ayah malah bingung harus memulainya dari mana.
Apalagi memberikan ilmu yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan anak menerima informasi sesuai usianya menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga hubungan yang hangat antara Bunda, Ayah, dan si kecil. Selain itu anak juga akan merasa nyaman untuk bertanya atau membicarakan hal apa pun pada Bunda dan Ayah sejak kecil hingga dewasa.