Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Makrosomia, Bayi Lahir dengan Berat Lebih dari 4 Kilogram

author
Ruth Sinambela
Senin, 13 Maret 2023 | 09:48 WIB
Melahirkan denga metode operasi disarankan untuk bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kilogram | Shutterstock

Melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kilogram dalam dunia medis dikenal sebagai kondisi makrosomia. Pada umumnya bayi lahir dengan berat sekitar 2,6 - 3,8 kilogram, sehingga pada kondisi makrosomia ibu dihadapkan pada risiko yang lebih besar, seperti proses persalinan yang sulit dan berbahaya bagi ibu maupun janin. 

Baca Juga: Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi Dalam Kandungan

Faktor penyebab makrosomia

Makrosomia  umumnya ditemukan pada ibu hamil yang memiliki masalah kesehatan tertentu, terutama saat kehamilan. Namun beberapa faktor lain juga bisa menjadi pemicu makrosomia, di antaranya:

  • Berat badan berlebih atau obesitas saat hamil. 
  • Diabetes gestasional. 
  • Hipertensi selama hamil. 
  • Riwayat melahirkan bayi dengan BB besar. 
  • Berusia lebih dari 35 tahun saat hamil. 
  • Mengandung bayi laki-laki. 
  • Faktor genetik. 
  • Belum melahirkan setelah lewat 2 minggu dari HPL. 

Berat badan berlebih atau obesitas saat hamil bisa menjadi salah satu faktor pemicu makrosomia | Shutterstock

Gejala makrosomia pada ibu hamil

Harus dipahami bahwa untuk mendapatkan diagnosa dini makrosomia biasanya dokter dapat melihatnya lewat pemeriksaan rutin dan USG.

Ada 2 hal yang harus diamati oleh dokter untuk memastikan makrosomia pada ibu hamil, yaitu:

  • Cairan ketuban yang berlebihan atau polihidramnion. 
  • Tinggi fundus atau jarak antara puncak rahim dan tulang pubis melebihi normal. 

Baca Juga: 5 Cara Tingkatkan Berat Badan Bayi Prematur

Selain itu, dokter biasanya juga akan menyarankan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang, mulai dari mengukur detak jantung janin hingga tes gula darah.

Risiko yang dapat terjadi

Melahirkan dengan berat badan bayi lebih dari 4 kilogram tentu akan memberikan risiko tersendiri bagi Bunda maupun bayi. Karena itulah, kondisi ini sebaiknya dicegah atau diketahui sedini mungkin agar dokter dapat mempersiapkan proses kelahiran yang aman.

Perbandingan bayi dengan makrosomia dan yang tidak | Bidan Indonesia

Beberapa risiko makrosomia:

  • Persalinan macet. 
  • Robekan besar pada vagina atau otot antara vagina dan anus (perineum). 
  • Perdarahan hebat. 
  • Rahim robek. 
  • Kadar gula darah bayi rendah. 
  • Kerusakan otak bayi. 
  • Obesitas pada bayi hingga dewasa. 
  • Sindrom metabolik. 

Meski sulit mendeteksi makrosomia saat kehamilan, dokter biasanya bisa memprediksi dan menyarankan metode melahirkan dengan operasi cesar untuk mengurangi risiko yang bisa ditimbulkan. 

Baca Juga: Yuk, Perhatikan Gaya Hidup Si Kecil agar Terhindar dari Obesitas!

Dengan demikian setelah bayi lahir, dokter bisa segera mempersiapkan penanganan khusus dengan melakukan pemeriksaan apakah terjadi cedera saat persalinan, serta memeriksa kadar gula darah dan jumlah sel darah merah, baik bagi bayi maupun ibu. Selain itu dokter juga akan menempatkan bayi di NICU (neonatal intensive care unit) untuk memantau kondisinya secara intensif.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi