You have a lifetime to work, but children are only young once.
Polish Proverb

Moebius Syndrome Menyebabkan Kelumpuhan Ekspresi pada Anak

author
Ruth Sinambela
Senin, 13 Maret 2023 | 15:00 WIB
Moebius syndrome merupakan kelainan pada saraf wajah yang berfungsi untuk menampilkan ekspresi | Shutterstock

Moebius Syndrome merupakan kondisi yang menyebabkan anak kesulitan atau tidak bisa menciptakan ekspresi pada wajah karena kelainan bawaan yang ditandai dengan kelemahan atau kelumpuhan saraf wajah. 

Kelainan yang tergolong langka ini menyerang beberapa bagian otak, terutama bagian yang memiliki kendali terhadap otot-otot wajah, rahang, kelopak mata, mulut, dan lidah, sehingga mengganggu kemampuan anak untuk mengendalikan ekspresi wajah, pergerakan mata, kemampuan berbicara, mengunyah, serta menelan.

Baca Juga: Ramsay Hunt Syndrome Berbeda dengan Bell’s Palsy, Berapa Lama Hingga Bisa Pulih Total?

Namun tak hanya itu, Moebius Syndrome juga dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak, Bun.

Faktor penyebab
Melansir dari Alodokter, Moebius syndrome merupakan kelainan bawaan langka yang terjadi pada tiap 1 dari 50.000 atau 500.000 kelahiran. Sebagian besar kasus terjadi secara acak dan bisa menyerang siapa saja. 

Karena itulah penyebab kelainan ini belum dapat diketahui secara pasti. Meski demikian, beberapa faktor berikut diyakini dapat memicu kondisi Moebius Syndrome pada anak:

  • Faktor genetik. 
  • Paparan zat beracun. 
  • Polusi udara dan lingkungan. 
  • Efek samping obat-obatan tertentu yang dikonsumsi saat hamil. 
  • Terganggunya aliran darah dari ibu menuju janin. 

Moebius syndrome pada anak | Siloam Hospital

Gejala umum

Gejala yang muncul akibat moebius syndrome biasanya akan langsung terlihat saat bayi lahir. Meski demikian, gejala yang terlihat dapat berbeda tergantung pada saraf mana yang terpengaruh.

Baca Juga: Waspadai Mythomania Syndrome pada Remaja, Bun!

Berikut ini merupakan gejala umum moebius syndrome:

  • Suara yang tidak normal. 
  • Kelumpuhan otot wajah (Bell’s Palsy). 
  • Mulut terbuka dengan rahang menganga. 
  • Mengeluarkan air liur terus-menerus. 
  • Kesulitan menelan atau mengisap. 
  • Kesulitan bicara. 
  • Otot mata mengalami kelumpuhan. 
  • Kelopak mata bagian atas terkulai (ptosis). 
  • Mata juling (strabismus). 
  • Kaki bengkok. 
  • Perkembangan motorik lambat. 
  • Iritasi mata. 
  • Jari saling menempel. 
  • Dagu atau rahang yang kecil dan mulut yang kecil. 
  • Masalah pada pendengaran dan gigi. 

Kondisi moebius syndrome harus ditangani dengan cepat dan tepat di tahun pertama setelah kelahiran, Bunda. Apabila tidak, kondisi ini dapat menyebabkan keparahan, seperti malnutrisi, luka pada kornea mata, disfagia atau kesulitan menelan, kesulitan bernapas, pneumonia, hingga infeksi bakteri.

Baca Juga: Shaken Baby Syndrome, Sering Dianggap Sepele Tapi Membahayakan

Sebaliknya apabila anak dengan moebius syndrome bisa segera mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat setelah lahir, maka anak akan mendapatkan tindakan-tindakan medis yang bisa membantu kondisi dan meningkatkan kualitas hidupnya, Bun. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan adalah pemasangan alat bantu, operasi, terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, juga obat-obatan.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi