Doomscrolling merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas penelusuran media sosial yang tak henti atau dalam jangka waktu yang lama, misalnya saat melihat reels Instagram, Tiktok, atau konten apa pun yang disukai anak, Bun.
Bagi orang dewasa, aktivitas doomscrolling mungkin sudah biasa. Namun bagaimana kalau hal ini terbiasa dilakukan oleh anak-anak saat screen time?
Baca Juga: Hati-Hati, Gadget Bisa Mengganggu Perkembangan Bicara Anak
Faktanya, beberapa penelitian menyebutkan kalau aktivitas doomscrolling apabila rutin dilakukan, terutama oleh anak-anak, dapat memicu dan memperburuk kecemasan, stres, atau depresi yang dipicu oleh kecenderungan untuk terus melihat berita buruk, kekerasan, dan topik negatif lainnya.
Meskipun doomscrolling pada awalnya dilakukan untuk kesenangan dan merupakan aktivitas pencarian atau hiburan yang wajar saja dilakukan oleh anak, namun ketika si kecil mulai membentuk kebiasaan menelusuri berita atau konten yang tidak cocok untuk perkembangan usianya, maka doomscrolling bisa berubah menjadi kebiasaan buruk.
Misalnya ketika anak mungkin terpapar berita hoax, bisa saja lama-kelamaan ia jadi terobsesi hingga memikirkannya terus-menerus. Anak kemudian jadi ingin terus-menerus mencari berita atau konten serupa, hingga yang paling parah, membuatnya tidak mau lagi beraktivitas di luar rumah dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Belum lagi ketika anak terpapar konten yang tidak sesuai dengan usianya, seperti kekerasan, sadisme, seksualitas, atau bencana alam yang mengerikan, lama-kelamaan doomscrolling bisa mempengaruhi kondisi mental anak, Bun!
Baca Juga: Waktu Screen Time Anak Menurut Anjuran WHO
Dampak negatif doomscrolling
Banyak sekali dampak negatif yang dapat dirasakan anak khususnya bagi kesehatan mental akibat kebiasaan doomscrolling, Bun. Apa saja?
- Meningkatkan kecemasan
- Serangan panik
- Salah memahami sesuatu dan menganggap yang salah sebagai kebenaran
- Memberi memori buruk hingga mungkin mengembangkan gangguan stres pascatrauma (post traumatic stress disorder)
- Membuat ketagihan dan tak mau berhenti
- Mendorong juga meningkatkan perilaku agresif anak
- Merusak saraf otak anak
- Anak bisa kecanduan gadget atau konten tertentu
Mencegah doomscrolling
Cara terbaik untuk mencegah doomscrolling pada anak adalah dengan membatasi screen time dan mendampinginya saat screen time, Bun. Meski Bunda sudah mengawasi riwayat penelusuran si kecil di gadget yang ia gunakan pun, masih ada kemungkinan anak terpapar konten yang kurang cocok untuk usianya.
Selain itu, Bunda dan Ayah sebaiknya selalu mewaspadai aktivitas doomscrolling pada si kecil ketika melihat beberapa tanda atau ciri berikut:
- Sulit atau tidak bisa lepas dari gadget
- Kecanduan media sosial
- Penasaran dengan berita dan informasi negatif, seperti bencana alam, kecelakaan, kriminalitas dan lain sebagainya
- Memperlihatkan kegelisahan apabila tidak diizinkan mencari tahu berita negatif yang sedang viral
- Seringkali memperlihatkan reaksi kepanikan atau kecemasan berlebih mengenai berita negatif yang sedang viral
- Terus-menerus membicarakan dan memikirkan berita atau konten negatif yang sedang viral
Baca Juga: Waktu Tidur yang Cukup Sangat Penting untuk Remaja, Mengapa?
Pantau dan awasi terus aktivitas screen time anak, khususnya bagi Bunda yang memiliki anak berusia pra-remaja hingga remaja, ya. Doomscrolling mungkin kelihatannya tidak terlalu mempengaruhi anak. Padahal apabila dibiarkan, doomscrolling bisa menyerang mental, bahkan membentuk pola pikir dan kepercayaan yang jauh dari nilai-nilai kebaikan bagi tumbuh kembang anak.