Belum lama ini kabar mengenai selebritis cilik asal Malaysia, Puteri Rafasya, yang mengalami cedera tulang ekor hingga membuatnya tak bisa berjalan, menjadi perhatian banyak orang tua maupun pemerhati kesehatan.
Kejadian yang dialami Puteri Rafasya merupakan salah satu contoh bahayanya cedera tulang ekor yang seringkali diakibatkan oleh posisi jatuh terduduk. Jatuh dalam posisi terduduk pada permukaan yang keras, seperti dilansir dari WebMD, akan membuat tulang ekor terhentak dan mendapat tekanan yang besar. Akibatnya, seperti yang dialami Puteri Rafasya, tulang ekor tidak bisa menahan berat badan dan bisa mengakibatkan cedera parah seperti patahnya tulang ekor.
Baca Juga: Mengenal Sarkoma Ewing, Kanker Tulang pada Anak
Hati-hati prank bisa membahayakan
Lewat akun media sosial pribadinya, Ibunda Puteri Rafasya, Fatin Aliza Salmi, menceritakan kronologi kejadian yang menyebabkan sang putri mengalami patah tulang ekor, Bun.
Kejadian bermula saat Puteri tengah melatih adegan saat syuting serial drama Malaysia pada akhir Februari lalu. Saat itu Puteri yang hendak duduk di kursi terjatuh karena seorang temannya “iseng” menarik kursi yang akan didudukinya. Puteri pun jatuh dalam posisi duduk dan mendarat di kaki logam sebuah tripod.
Hal tersebutlah yang mengakibatkan patah tulang ekor hingga membuatnya tak bisa berjalan. Selain itu Puteri juga mengalami inkontinensia urine atau ketidakmampuan menahan keinginan buang air kecil (BAK) karena masalah saraf. Sang ibunda juga menjelaskan kalau putrinya mengalami cedera punggung.
Bahaya jatuh dalam posisi duduk
Cedera tulang ekor yang dikenal dengan istilah coccydynia tidak hanya bisa menyebabkan rasa sakit di daerah tulang ekor, namun juga dapat menyebabkan memar, dislokasi, hingga patah. Yang paling berbahaya adalah ketika tulang ekor patah. Seringkali kondisi ini bisa memengaruhi saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Proses penyembuhan patah tulang ekor pun membutuhkan waktu yang cukup lama, Bun.
Baca Juga: Moebius Syndrome Menyebabkan Kelumpuhan Ekspresi pada Anak
Melansir dari CNN Indonesia, tulang ekor sendiri terdiri dari struktur tulang segitiga di bawah tulang belakang dimana 3-5 segmen tulang dipangku oleh sendi dan ligamen. Kondisi inilah yang membuatnya sangat berbahaya jika terbentur keras, misalnya terjatuh dalam posisi duduk.
Berikut ini merupakan gejala tulang ekor mengalami masalah serius setelah jatuh terduduk:
- Nyeri pada tulang ekor
- Rasa sakit ketika duduk dalam waktu yang lama
- Muncul memar pada tulang ekor
- Rasa sakit saat mengejan
- Rasa sakit saat berhubungan seksual
Kondisi Puteri Rafasya terkini
Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama, kesempatan untuk sembuh total setelah mengalami patah tulang ekor bisa didapat melalui serangkaian pengobatan dan terapi yang cepat dan tepat, Bun. Namun persentase kesembuhan tidak selalu sama pada setiap orang, tergantung dengan cedera yang dialami dan kondisi fisik atau kesehatannya masing-masing.
Kabar baiknya, kondisi Puteri saat ini telah mengalami banyak kemajuan. Sang ibunda yang selalu memberikan kabar terkini mengenai kondisi putrinya melalui akun media sosial pribadinya memperlihatkan kalau kini Puteri Rafasya sudah mulai bisa duduk sendiri, berdiri dan berjalan dengan bantuan tongkat, hingga tidak lagi mengenakan popok karena sudah tidak mengalami inkontinensia urine.
Puteri dan sang ibunda juga masih rutin menjalani serangkaian terapi. Meski perlahan-lahan dan tidak selalu mudah, keduanya optimis kalau kondisi Puteri akan semakin baik dan bisa pulih sepenuhnya.
Baca Juga: Waspadai Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan dan Kekerasan pada Remaja
Kita doakan agar Puteri Rafasya juga Ibunda Fatin selalu semangat menjalani pengobatan dan terapi, juga kondisi Puteri terus membaik dan kembali sehat seperti semula ya, Bunda. Selain itu yuk, kita sama-sama memberikan pemahaman kepada si kecil untuk tidak melakukan keisengan yang mungkin bisa membahayakan atau melukai orang lain.
Meski masih kecil, anak-anak tetap membutuhkan pemahaman dan ketegasan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat bercanda dengan teman ya, Bun. Jangan sampai prank atau keisengan yang tujuannya lucu-lucuan malah jadi membahayakan orang lain.