For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

6 Tips Mengajarkan Anak Usia Sekolah Menghadapi Rasa Sedih

author
Ruth Sinambela
Senin, 27 Maret 2023 | 15:00 WIB
Rasa sedih atau kecewa yang dirasakan anak membutuhkan validasi dari orang tua, Bun | Shutterstock

Rasa sedih tidak hanya bisa dirasakan orang dewasa. Sebagai manusia, anak-anak pun bisa merasakan kesedihan akan berbagai hal, baik yang dipicu oleh perbuatan orang lain (faktor eksternal) maupun rasa sedih yang muncul karena sesuatu dari dalam dirinya sendiri, seperti penyesalan atau kekecewaan. 

Meskipun masih anak-anak, rasa sedih yang mereka rasakan tetap sama validnya dengan yang dirasakan orang dewasa. Apalagi ketika anak sudah bisa mengenali munculnya rasa sedih hingga merasakan ketidaknyamanan karenanya, maka sangat penting untuk orang tua dapat merespon dan memvalidasi perasaan anak dengan baik.

Baca Juga: Saat Bumil Merasa Sedih, Apa yang Terjadi Pada Janin?

Selain itu mendidik dan mengajarkan anak bagaimana cara mengatasi rasa sedih juga sangat penting. Dengan demikian anak akan terbiasa untuk mengenali rasa sedih sebagai sesuatu yang dapat diatasi dengan cara yang sehat seperti beberapa tips berikut ini!

1. Ajak anak untuk menyadari penyebab rasa sedihnya

Setelah si kecil mengeluarkan kesedihannya, misalnya dengan menangis atau berdiam diri di kamar, kemudian sudah tenang dan mau bicara, tanyakan apa yang ia rasakan atau apa yang membuatnya sedih. Akan sangat baik apabila ia mau membicarakannya, dengan demikian Bunda bisa mendorong anak untuk mengenali perasaannya sendiri.

Anak menangis untuk mengekspresikan perasaannya maka Bunda perlu memberikan respon yang tepat | SHUTTERSTOCK

2. Tekankan kalau ia tidak sendiri

Anak usia sekolah selalu membutuhkan teman. Dengan selalu hadir dan meluangkan waktu untuk menjadi temannya di rumah akan sangat membantu si kecil merasa kalau ia tak sendirian. Terutama ketika ia merasa sedih, marah, atau kecewa akan apa pun, tetaplah berada di dekatnya dan jangan pernah meninggalkannya sendiri ya, Bunda.

3. Ajarkan anak teknik menenangkan diri

Saat merasa sedih, Bunda bisa mengajak si kecil untuk menarik napas panjang, menahannya selama 5 detik, kemudian buang napas perlahan. Lakukanlah sebanyak yang dibutuhkan.

Baca Juga: Jangan Dilarang, Lakukan 6 Hal Ini Saat Anak Menangis

Atau lebih baik lagi, Bunda bisa memberi contoh nyata! Ketika Bunda merasa sedih atau marah, lakukan teknik ini dan tunjukkan pada si kecil bagaimana hal sederhana ini bisa membantu Bunda menenangkan pikiran dan perasaan.

4. Tanamkan pemikiran “aku bisa, kokdalam diri anak

Rasa sedih yang dirasakan si kecil bisa jadi karena alasan kegagalan atau ketidakmampuannya dalam meraih sesuatu, baik hal kecil maupun besar. Untuk itu Bunda harus bisa melihat situasi dan memberikannya semangat untuk meningkatkan mood dengan menanamkan keyakinan kalau mereka bisa! 

Misalnya dengan mengatakan “Kamu bisa, kok, mencobanya lagi nanti” atau “Kamu bisa, kok, membuatnya lagi dari awal”. Setelah itu Bunda boleh menawarkan bantuan apabila ia membutuhkannya.

Validasi atas rasa sedih anak akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi tumbuh kembangnya | Youtube Vindes Sport

5. Latih anak untuk mampu memikirkan hal-hal baik

Tidak semua orang bisa memikirkan hal-hal baik dan menghibur diri sendiri ketika melalui saat-saat sedih. Bunda bisa membantu si kecil untuk melakukannya! Dengan demikian anak akan terbiasa untuk melihat sisi positif dari hal buruk yang ia rasakan atau mungkin kelak bisa terjadi padanya.

Baca Juga: Ternyata Bayi Menangis Dalam Bahasa Yang Berbeda-Beda, Lho

6. Habiskan waktu

Menyibukkan diri tentu akan lebih baik daripada bersedih terus-menerus, namun tetap ingatkan si kecil untuk menyelesaikan masalah dan menghadapinya juga ya, Bunda. Beberapa kegiatan yang bisa Bunda tawarkan pada si kecil, misalnya mengajaknya keluar dan menghirup udara segar dengan berjalan-jalan di taman. 

Selain itu, Bunda juga bisa mengajak anak untuk melukis atau berkaraoke di rumah. Namun ingat, Bunda tak perlu memaksa. Lakukanlah hal ini apabila si kecil juga menginginkannya, ya.

Referensi: KidsHealth.org, Alodokter

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi