For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Pola Asuh Tanpa Marah-Marah, Mungkinkah?

author
Ruth Sinambela
Jumat, 31 Maret 2023 | 15:00 WIB
Marah dan tegas pun dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih positif | Shutterstock

Banyaknya sebutan untuk positive parenting, seperti gentle parenting, peaceful parenting, dan lain sebagainya, sebenarnya mengajarkan satu hal yang sama, Bun. Satu hal yang pasti dalam metode parenting yang baik ini adalah bagaimana hubungan juga komunikasi antara orang tua dan anak tidak terbangun dengan marah-marah, apalagi mengarah ke kekerasan verbal. 

Baca Juga: Tips Meredam Emosi Saat Akan Marah Pada Si Kecil

Bunda tentu setuju kalau mengasuh dan mendidik buah hati tanpa marah-marah sangat penting untuk tumbuh kembang anak, bukan? Terdengar mudah namun dalam prakteknya tentu akan sulit menerapkannya. Meski demikian bukankah kita sebagai orang tua harus mau belajar dan terbuka pada setiap masukan? Yuk, dicoba lagi, Bun!

Bukannya tidak boleh marah

Sebagian orang tua mungkin berpikir, bagaimana bisa sih, mengasuh dan mendidik anak tanpa marah? Padahal memang bukan tidak mungkin lho, Bun. Buktinya ada kok, kelompok orang tua yang anti marah-marah ke anak. 

Meskipun harus kita akui kalau marah merupakan hal yang wajar dan alami. Bahkan pada dasarnya Bunda pun boleh memarahi anak asalkan ada alasan yang kuat, serta hanya memarahi anak sewajarnya saja. Terlebih lagi bagaimana cara Bunda marah pada si kecil, sepatutnya jangan sampai memberi pengaruh buruk bagi tumbuh kembang mereka.

Gunakan timer untuk mengingatkan kalau Bunda sudah cukup memarahi anak | Shutterstock

Baca Juga: Video Parenting Case: Setiap Dimarahi, Si Kecil Selalu Mengalihkan Perhatian

Tips Mengelola Marah

Ada beberapa hal yang bisa Bunda coba untuk mengelola marah. Meskipun sulit yakinlah, kalau tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita dengan sungguh-sungguh mau mencobanya. 

Berikut ini beberapa tips mengelola marah untuk Bunda:

  • Bedakan marah dengan tegas. 
  • Bersikap tegas pun dapat dilakukan dengan hangat, Bun. Sambil memeluk atau menatap mata si kecil dan memegang tangannya dengan lembut.
  • Tegas berarti tetap bicara baik, menghormati anak, dan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
  • Tidak meledak-ledak, artikan marah sebagai waktu Bunda untuk menyampaikan keresahan yang Bunda rasakan, bukannya untuk memojokkan apalagi menghukum. Untuk itu Bunda bisa menahan diri dan mengambil waktu 1 menit untuk menarik napas panjang atau memejamkan mata sebelum mulai menghampiri si kecil.
  • Beri waktu dengan memasang timer saat Bunda merasa akan marah. Ketika timer berbunyi, sadarilah kalau Bunda sudah cukup lama memarahi si kecil, kemudian tanya pada diri sendiri, apakah marah Bunda sudah efektif dalam memberi pengertian pada anak?
  • Marahlah sesingkat dan sepadat mungkin. Sampaikan pada si kecil dengan tegas kalau Bunda sedang merasa marah, beritahu alasannya, kemudian bagaimana seharusnya ia bersikap. Buat anak mengerti dan minta ia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Peluk anak dengan hangat dan nyaman, lalu selesai.

Baca Juga: Belajar Parenting dari Ratu Im Hwa Ryeong yang Kuat, Tegas, dan Penyayang

Menerapkan pola asuh tanpa marah-marah memang bukanlah hal yang mudah, Bun. Karena itulah penting untuk terus sama-sama belajar, terus saling mengingatkan, agar mau berusaha dan berusaha lagi, sampai Bunda dan Ayah dapat mengelola marah dengan baik! 

Kabar baiknya, tentu saja sudah banyak orang tua yang berhasil menerapkan pola asuh ini. Maka bukannya tidak mungkin Bunda dan Ayah juga bisa melakukannya. Semangat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi