When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Anak Pra-Remaja Menceritakan Rasa Suka terhadap Lawan Jenisnya Berarti Pertanda Baik, Bun!

author
Ruth Sinambela
Senin, 3 April 2023 | 15:00 WIB
Anak pra-remaja sudah mulai bisa menyukai lawan jenisnya, Bun | Shutterstock

Para ahli tumbuh kembang anak setuju kalau perasaan atau emosi apa pun yang dirasakan anak sebaiknya direspon dan divalidasi dengan serius khususnya oleh orang tua, Bun. Meski demikian harus diakui kalau terkadang orang tua sering lupa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Cerita anak yang sering tak terduga atau bahkan terkadang tak masuk akal bisa jadi membuat Bunda dan Ayah salah merespon. Padahal sebaliknya, respon yang tepat sangat dibutuhkan agar si kecil tidak merasa malu, menyalahkan diri sendiri, hingga menarik diri.

Salah satu contohnya saat anak usia pra-remaja menceritakan perasaan mengenai ketertarikannya pada lawan jenis. Bahkan pada anak yang masih berusia 6-7 tahun saja Bunda perlu menanggapi dengan serius, apalagi pada anak pra-remaja.

Merupakan pertanda baik

Tahukah Bunda kalau anak usia pra-remaja yang mau menceritakan rasa sukanya terhadap lawan jenis merupakan pertanda baik? Maka jangan sampai Bunda memarahi atau menasihatinya dalam artian negatif, ya. 

Baca Juga: Waspadai Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan dan Kekerasan pada Remaja

Mau menceritakan rasa sukanya pada Bunda berarti anak mempercayai dan merasa nyaman berada di dekat Bunda, bercerita, juga memiliki sifat yang jujur atau terbuka. Ia merasa tidak perlu menyimpan rahasia apa pun dari Bunda dan ini merupakan hal yang sangat baik.

Karena itulah Bunda juga harus tahu bagaimana merespon cerita anak, karena ini merupakan waktu yang tepat untuk Bunda semakin memupuk dan menumbuhkan komunikasi yang baik dengan mereka. Apabila Bunda berhasil melakukannya, maka yakinlah kalau ke depannya hubungan anak dan orang tua yang Bunda miliki akan berjalan baik.

Yuk, belajar bagaimana sebaiknya Bunda bersikap saat anak pra-remaja menceritakan perasaannya berikut ini!

Anak pra-remaja yang mau menceritakan perasaannya pada Bunda merupakan pertanda hubungan yang baik dan sehat | Shutterstock

Tidak perlu risau atau panik

Bersikaplah senatural mungkin dan validasi perasaan anak. Bunda tidak perlu merespon secara berlebihan, namun tidak juga bersikap cuek atau tidak merespon cerita anak. 

Merupakan hal yang sangat baik apabila mereka mau bercerita mengenai perasaan atau pendapatnya terhadap seseorang, yang ia sukai maupun yang tidak. Sehingga Bunda tidak perlu merasa panik.

Tanggapi cerita anak dengan santai namun tetap antusias

Bersikap antusias dengan tulus, tidak dibuat-buat, namun tetap tenang dan santai. Hal ini sangat penting untuk membentuk kedekatan dan pertemanan dengan anak, Bun. Bunda bisa menanggapi cerita anak dengan menatap wajahnya dan tersenyum.

Baca Juga: 5 Ide Hadiah untuk Remaja yang Pasti Sukses Bikin Happy

Tanya alasannya

Setelah merespon, memvalidasi, dan menanggapi cerita anak, tanyakan alasan ia menyukai lawan jenisnya tersebut, Bun. Dengarkan dan terima alasan yang ia berikan, biarkan ia mengetahui kalau pendapatnya merupakan hal yang sudah seharusnya dihormati oleh orang lain.

Tidak meledek atau memarahi anak

Jangan sampai Bunda keceplosan menertawai, meledek, apalagi menertawai cerita si anak, ya. Melakukan hal tersebut sama saja memberi kesan yang buruk pada anak mengenai perasaannya, bisa jadi anak akan merasa salah atau malu dengan dirinya sendiri. Tentu saja hal ini tidak akan baik untuk mentalnya, Bun. Apalagi kita setuju kalau menyukai dan disukai oleh orang lain adalah hal yang alami, hanya perlu belajar bagaimana mengelola perasaan tersebut.

Pastikan Bunda telah membekali anak dengan batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berpacaran, serta konsekuensinya apabila dilakukan, ya! | Shutterstock

Beri pengertian apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

Apabila komunikasi 2 arah telah terjalin dengan baik, khususnya mengenai pembicaraan menyukai lawan jenis ini. Maka Bunda wajib memberi pengertian mengenai bagaimana rasa suka bisa saja merupakan rasa kagum, atau rasa nyaman dan senang untuk berteman. 

Meski demikian rasa suka memang bisa tumbuh karena fisik yang cantik namun yang paling penting adalah sikap dan kecocokan dalam pertemanan tanpa membeda-bedakan fisik maupun materi.

Beri pengertian juga terkait dengan “menyentuh” atau bicara dengan lawan jenisnya, Bun. Pastikan kalau anak telah mengerti mengenai batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seperti mengobrol, bermain, dan sebatas apa bercanda yang boleh dilakukan dengan teman. Serta batasan mengenai tidak boleh menyentuh teman atau lawan jenis di beberapa bagian tubuhnya, sebaliknya ia pun tidak boleh mendapat perlakuan demikian.

Baca Juga: Bahaya Mengintai, Yuk, Awasi Penggunaan Media Sosial pada Pra Remaja dan Remaja, Bun!

Pada dasarnya dengan bersikap tenang, fase ini biasanya akan berjalan dengan baik, Bun. Meskipun harus diingat agar Bunda memperlakukannya dengan serius dan tidak menganggap hal tersebut sekedar “cinta monyet”! Pastikan buah hati Bunda mengerti dan menyadari sepenuhnya mengenai apakah itu rasa suka dan pacaran, dengan memberikan informasi yang valid sesuai dengan usianya.

Dengan demikian diharapkan buah hati Bunda akan memiliki bekal yang cukup untuk mengatasi perasaan dan mengontrol sikapnya, sehingga tidak dirugikan maupun merugikan orang lain. Namun juga tetap memiliki kepercayan diri dan self esteem yang baik akan nilainya sendiri. Semangat, Bunda!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi