Peer pressure merupakan suatu kondisi dimana seorang anak mendapat tekanan dari teman-temannya maupun dari dirinya sendiri, karena tuntutan dari komunitas dan pergaulan yang secara tidak langsung membuat anak harus berperilaku dengan cara-cara tertentu baik dalam hal positif maupun negatif, Bun.
Peer pressure biasanya dimulai ketika anak berusia 10 tahun, dan semakin bertambah tekanannya ketika menginjak remaja.
Faktor pendorong peer pressure dalam pergaulan remaja
Banyak hal yang bisa menyebabkan seorang anak melakukan tindakan peer pressure pada teman sebaya, Bun. Baik disengaja maupun tidak. Selain itu, peer pressure juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal.
Baca Juga: Mengajarkan Anak untuk Mau Meminta Bantuan Sesuai dengan Karakternya
Berikut ini beberapa faktor yang paling sering ditemukan sebagai alasan yang mempengaruhi peer pressure pada remaja:
- Perubahan hormon
- Perkembangan otak
- Pencarian identitas diri
- Kurang memiliki kontrol diri
Dampak baik peer pressure untuk mendorong kemampuan anak
Meskipun lebih sering berdampak negatif hingga membuat seorang anak kehilangan kesenangan atau kegembiraannya dalam bersosialisasi dan bahkan bisa menimbulkan depresi. Peer pressure sebenarnya juga bisa memberikan dampak yang baik, apabila anak bisa menerimanya sebagai dorongan untuk mencapai sesuatu serta mengatasinya secara positif.
Misalnya saja dalam hal akademik, olahraga, maupun prestasi di bidang lainnya. Peer pressure justru bisa mengingatkan anak bahwa ada hal-hal yang harus dilakukannya dengan sepenuh hati agar bisa memberikan hasil yang terbaik dan membuatnya menjadi bagian dari golongan tertentu sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya, bisa masuk ke sekolah atau universitas unggulan, menjadi anggota paduan suara atau orkestra anak, atau menjadi tim inti sepakbola sekolah.
Baca Juga: Waspadai Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan dan Kekerasan pada Remaja
Pengaruh pola asuh dari orang tua
Negatif maupun positifnya dampak peer pressure yang bisa dirasakan anak, dapat dipengaruhi beberapa hal berikut:
- Komunikasi yang baik antara Bunda dan anak
- Komunikasi dan hubungan yang baik antara anak dan teman sebaya dalam pergaulan
- Terbiasa untuk memvalidasi perasaan anak sedini mungkin
- Memiliki self esteem dan kepercayaan diri yang baik
Dengan memberikan pola asuh yang positiflah maka anak akan bisa melepaskan diri dari pengaruh negatif peer pressure di dalam pergaulan sehari-hari, Bunda. Hal ini nantinya juga akan berkaitan dengan kemampuan anak untuk bisa membela diri, dapat menampilkan dirinya dengan percaya diri, juga bisa menolak apa yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Serta yang paling diharapkan, anak akan mampu menjadikan peer pressure sebagai kekuatan bukannya kelemahan.
Bagaimana kalau anak “berbeda”?
Pada dasarnya setiap anak pastilah memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda. Sehingga orang tua sebaiknya juga tidak memaksakan, melainkan tetap mendukung anak untuk mengembangkan kemampuan diri sesuai dengan minat dan karakternya meskipun akan berbeda dengan kelompok kebanyakan.
Hal ini juga sangat penting untuk dilakukan sejak dini agar anak tumbuh sebagai anak yang percaya akan kemampuannya dan memiliki self esteem yang baik. Sehingga ketika ia dihadapkan pada peer pressure dalam pergaulan, anak akan mampu menghadapinya dengan baik dan tetap bisa berteman atau bergaul tanpa harus membebani dirinya sendiri.
Baca Juga: 5 Ide Hadiah untuk Remaja yang Pasti Sukses Bikin Happy
Sebaliknya ketika buah hati Bunda memiliki kemampuan yang menonjol di dalam kelompok tertentu, maka membina dan memiliki hubungan yang baik dengan anak merupakan salah satu cara terbaik untuk bisa mengawasinya dengan leluasa dan memberi pandangan pada anak agar tidak menjadi pelaku bully apabila ada anak lain yang “berbeda” di dalam pergaulan atau di sekitarnya!