Menanamkan kedisiplinan di dalam diri anak bukanlah sesuatu yang mudah. Terkadang, ketika orang tua merasa kalau buah hatinya sudah cukup menunjukkan kebiasaan disiplin yang baik di rumah, namun begitu mulai memasuki usia sekolah, kedisiplinan di dalam diri anak mungkin saja menurun.
Hal ini sebenarnya merupakan hal yang wajar, karena seiring pertumbuhan dan kedewasaannya, ketika anak memasuki dunia baru, rutinitas baru, juga lingkungan yang baru, maka anak mungkin akan lupa atau mulai kurang tertarik untuk menjalankan kedisiplinan yang telah menjadi rutinitas sehari-harinya.
Baca Juga: 6 Rahasia Agar Si Kecil Disiplin
Karena itulah para ahli setuju, bahwasanya penting bagi orang tua untuk mau terus mengingatkan dan memupuk kedisiplinan di dalam diri anak secara berkesinambungan atau terus-menerus.
Kedisiplinan yang hangat
Disiplin bukan berarti menghukum ya, Bun. Pada dasarnya hukuman sebaiknya tidak dilakukan karena alasan yang dibuat-buat atau tanpa alasan yang dapat diterima, apalagi hanya karena emosi!
Untuk bisa terus menjaga kedisiplinan di dalam diri si kecil pun, Bunda perlu menjalin hubungan yang saling mempercayai, menghargai, dan dekat secara mental dengan mereka.
Ingatlah bahwa yang si kecil butuhkan adalah kehangatan dan kasih sayang dari orang tua, bukannya orang tua yang disiplin namun lebih cenderung mengekang. Dengan demikian lah anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin namun di sisi lain juga fleksibel dan tidak keras pada orang lain juga dirinya sendiri.
Baca Juga: 4 Mitos Tentang Disiplin Anak
Menanamkan kedisiplinan sesuai usia
- Usia 0-2 tahun. Hukuman dalam bentuk apa pun sebaiknya tidak diberikan kepada anak usia 0-2 tahun ya, Bun. Apalagi pada usia ini biasanya perilaku yang menurut Bunda “tidak baik” bisa jadi hanyalah cara anak untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri.
- Usia 3-5 tahun. Bunda dapat mulai menetapkan beberapa aturan yang disepakati bersama, lengkap dengan penjelasannya! Jangan lupa untuk memberi pujian saat si kecil menjalankan peraturan dengan baik.
- Usia 6-8 tahun. Pada usia ini, apabila si kecil mulai membantah dan tidak lagi mematuhi aturan yang sudah ditetapkan bersama, maka cobalah terlebih dahulu untuk mendengarkan alasan anak. Selain itu hindarilah atau jangan sampai memberi hukuman yang tak masuk akal bagi anak.
- Usia 9-12. Pada usia ini, biarkan anak melakukan kesalahan dan belajar dari konsekuensi yang harus diterimanya, Bun. Namun Bunda tetap harus ada di dekat anak untuk mendampinginya. Jangan sampai anak merasa sendirian atau ditinggalkan.
Baca Juga: 5 Hal Penting yang Harus Dihindari saat Mendidik Remaja Putri
Terus menanamkan kedisiplinan di dalam diri anak yang semakin dewasa, terkadang tidak lagi semudah ketika mereka masih balita, Bun. Karena itu, Bunda juga tidak perlu terburu-buru.
Tetaplah memberikan waktu dan perhatian agar si kecil bisa memahami dan mengerti kalau kedisiplinan dapat memberikan manfaat, dan keteraturan akan memberikan kenyamanan di dalam rutinitasnya.
Selain itu dampingilah anak agar mengerti kalau apa yang Bunda lakukan bukannya mengatur atau menguasai kehidupannya, terutama pada anak yang berusia remaja. Meminta izin anak dan mengajak anak untuk membicarakannya di awal juga akan sangat baik dalam perjalanan anak memahami dan membiasakan dirinya untuk disiplin.