Merasakan overstimulasi akan membuat anak merasa kelelahan dan tidak fokus saat harus mempelajari hal-hal baru di masa tumbuh kembangnya, Bunda. Apabila sering terjadi, overstimulasi bahkan bisa mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk fungsi otak anak, lho.
Mengapa demikian? Hal ini, menurut para ahli, merupakan akibat dari hormon kortisol yang diproduksi berlebihan saat anak mengalami overstimulasi. Hormon kortisol sendiri merupakan hormon stres yang dapat memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk fungsi otak. Apabila anak memproduksi terlalu banyak hormon ini maka bisa memberi dampak kurang baik dalam pertumbuhan syaraf otaknya!
Baca Juga: Cara Menstimulasi Kemampuan Berbicara si Kecil agar Tidak “Terlambat”
Mencegah dan merespon overstimulasi pada anak
Yuk, lebih berempati lagi pada kebutuhan-kebutuhan si kecil, agar tumbuh kembangnya optimal, Bunda. Perhatikanlah beberapa hal berikut ini agar si kecil tidak merasakan overstimulasi:
- Hindari mengajak si kecil bercanda atau stimulasi lainnya saat menjelang dan waktu si kecil tidur
- Hindari penggunaan gadget atau mainan yang mengeluarkan suara keras dan sinar yang terang
- Usahakan agar waktu bermain dan waktu tidur atau istirahat si kecil berjeda ya, Bun
Selain itu, perhatikan pula beberapa hal berikut saat si kecil mengalami overstimulasi dan menjadi rewel karenanya, agar Bunda bisa menenangkan dan menghentikan sumber stimulasi secepat mungkin:
- Hentikan stimulasi dan carilah ruangan yang tenang
- Redupkan cahaya agar si kecil menjadi lebih tenang
- Gendong dan peluk si kecil sambil menghadap ke wajah Bunda
- Timang-timang si kecil dengan lembut dan berulang
Baca Juga: Pentingnya Nutrisi dan Stimulasi Bagi Tumbuh Kembang Anak
Tandanya Si Kecil Mengalami Overstimulasi
Overstimulasi biasanya terjadi setelah si kecil menjalani hari yang padat aktivitas, bertemu banyak orang, hingga membuatnya kewalahan. Bagaimana mengetahui kalau si kecil overstimulasi? Ini tanda-tanda yang bisa Bunda kenali:
- Lebih rewel dan mudah sekali menangis
- Suara tangisannya jadi lebih kencang dari biasanya
- Menghentakkan kaki dan mengepalkan tangan
- Tak mau merespon saat diajak bicara atau bercanda
Stimulasi memang perlu untuk mendorong dan mengajak anak melakukan berbagai hal baik untuk tumbuh kembangnya. Namun ingatlah kalau apa pun yang berlebihan akan selalu memberikan dampak yang kurang baik ya, Bun.
Baca Juga: 8 Ide Aktivitas untuk Mengasah Kemampuan Kognitif Anak Usia Pra-Sekolah
Sebagai orang tua, Bunda dan Ayah lah yang paling memahami kebutuhan juga kapasitas anak dalam menerima stimulasi dari lingkungannya. Maka Bunda dan Ayah memiliki hak pula untuk menentukan kapan si kecil boleh diajak bercanda dan bermain, serta kapan waktunya ia beristirahat meski mungkin banyak orang masih ingin bercengkrama dengannya.