Tahukah Bunda kalau bersepakat dengan anak merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam parenting?
Bahkan para ahli juga meyakini kalau di dalam perjalanan membesarkan dan mendidik anak, kebiasaan bersepakat yang baik dan sehat menjadi salah satu hal yang akan mendukung kebaikan-kebaikan dan menumbuhkan nilai-nilai di dalam karakter juga keyakinan anak, Bun.
Baca Juga: Yuk, Lebih Bijaksana Membicarakan Kekurangan Maupun Kelebihan Anak di Depan Umum
Mengenalkan kewajiban, tanggung jawab, dan sebab-akibat dari setiap tindakan yang dilakukan anak sebaiknya dilakukan sejak dini dan terus dibiasakan hingga mereka dewasa. Karena selain baik untuk tumbuh kembang dan membentuk karakter, terbiasa bersepakat dengan buah hati juga akan membantu komunikasi dan membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak!
Berikut tips yang bisa Bunda coba untuk bisa bersepakat dengan balita:
- Perhatikan fase tumbuh kembang dan karakter anak, agar Bunda bisa memberikan respon yang tepat sesuai kemampuan anak.
- Pada fase balita sebaiknya Bunda lebih banyak mengajarkan dan memberi contoh.
- Anak usia balita bisa diajak bersepakat misalnya saat menentukan waktu mandi atau jam bermain.
Bersepakat dengan anak usia sekolah
- Buatlah kesepakatan sederhana di fase sekolah, seperti menentukan waktu screen time, kebiasaan makan, kebiasaan belajar, dan waktu tidur.
- Bersepakat dengan anak pada usia ini akan memiliki konsekuensi yang sifatnya natural dan non natural.
- Contoh konsekuensi natural misalnya, saat si kecil menumpahkan air, maka sudah selayaknya diberi tahu untuk mengelap air yang tumpah.
Baca Juga: Si Kecil Mengumpat atau Bicara Kasar? Ini Cara Menghadapinya, Bun!
Bersepakat dengan anak usia remaja
- Bagi anak yang sudah berusia remaja, konsekuensi non natural atau hukuman dapat diberikan, berkaitan dengan hal-hal yang ada implikasi hukum, tanggung jawab, dan biaya.
- Selain itu, konsekuensi non natural harus ditentukan lewat kesepakatan. Sehingga si kecil sudah mengetahuinya sejak awal sebagai tanggung jawab apabila melanggar kesepakatan yang dibuat.
- Pastikan agar hukuman sifatnya mendidik dan masuk akal ya, Bun.
- Juga tak kalah penting, hindari penggunaan kalimat ancaman, karena hanya akan merusak mental dan karakter anak.
- Bersepakatlah sambil menanam dan memberikan kepercayaan pada anak.
Selain itu, Bunda dan Ayah juga bisa bersepakat dengan memperhatikan cara-cara berikut:
- Anak yang lebih besar dapat diberi kesempatan untuk memilih dan bertanggung jawab dengan pilihannya
- Memberi kesempatan untuk anak melakukan keinginannya dan membiarkan anak mengetahui konsekuensinya
- Memegang dan mempercayai janji anak
- Biasakan agar anak mengetahui fakta-fakta sebelum memutuskan sesuatu dengan rasional
- Memberi kepercayaan berarti tidak mengganggu proses anak saat bertumbuh dan belajar dari kesalahan yang mungkin dilakukan
- Tidak menyalahkan atau memandang rendah keputusan anak
Baca Juga: Belajar Parenting ala Armand Maulana untuk Si kecil yang Beranjak Remaja
Bersepakat dengan anak juga membutuhkan konsistensi dan kesepakatan yang baik dan sehat di antara Bunda dan Ayah. Ketika Bunda dan Ayah bisa menjaga komunikasi yang baik dan saling memahami kesepakatan yang telah dibuat di antara anak dan orang tua, maka bersepakat dengan anak akan menjadi lebih mudah dijalani dengan sebaik-baiknya. Selain itu perhatikan kesiapan anak sebelum Bunda dan Ayah mulai bersepakat dengan mereka, ya!