Gelombang panas yang melanda Asia sudah mulai diantisipasi sejak akhir April yang lalu. Meski demikian, hingga kini cuaca panas ekstrem masih terasa. Hal ini dibuktikan dengan tingginya suhu udara di luar sejak pagi hingga malam, Bun. Bahkan di beberapa negara, cuaca panas ekstrem juga sampai merenggut korban jiwa!
Mencatat suhu panas ekstrem di Asia
Di Indonesia sendiri cuaca panas sebenarnya masih tidak terlalu ekstrem apabila dibandingkan dengan cuaca panas di negara lain, seperti Thailand, Myanmar, India, dan Bangladesh.
Baca Juga: Cuaca Makin Panas? Santap Puding Lumut Durian Segar Ini Aja. Ini Cara Bikinnya!
Cuaca panas di Indonesia hingga saat ini masih berada di kisaran 29-32 derajat Celsius. Meski demikian, Indonesia juga pernah mencatatkan suhu panas tertinggi yaitu di kisaran 37 derajat Celsius pada bulan April yang lalu!
Meski akan tetap terasa lebih panas dari hari biasanya, namun apabila dibandingkan negara Bangladesh yang pernah merasakan suhu tertinggi yaitu 45,5 - 51,2 derajat Celsius. Begitu pula negara India dan Thailand yang pernah mencatat suhu panas ekstrem di kisaran 41-46 derajat Celsius. Maka Indonesia masih bisa bernapas lega, Bun.
Dampak cuaca panas ekstrem di masyarakat
Panas ekstrem yang melanda Asia sebenarnya sudah beberapa kali terjadi, namun cuaca panas tahun ini juga sangat memberikan dampak signifikan. Karena wilayah terdampak yang semakin luas dan suhu ekstrem makin meningkat.
Berikut ini dampak panas ekstrem di beberapa negara Asia sejak Maret 2023, Bun:
- Memberi dampak pada kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak (heatstroke, dehidrasi)
- Meningkatkan rekor konsumsi listrik di masyarakat
- Mempengaruhi kalender belajar siswa sekolah
- Pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan
- Waktu belajar-mengajar dipersingkat
- Komoditas pertanian dan perikanan memburuk
- Menyebabkan korban jiwa
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Dehidrasi atau Kekurangan Cairan Pada Anak
Faktor penyebab panas ekstrem Asia
Para ahli, pengamat, dan aktivis lingkungan hidup, meyakini kalau cuaca panas ekstrem tahun ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang makin terasa beberapa tahun terakhir.
Selain itu, BMKG lewat laman resminya juga mengungkapkan bahwa ada 5 faktor utama yang menjadi penyebab panas ekstrem tahun ini, yaitu:
- Dinamika atmosfer yang tidak biasa.
- Suhu panas bulan April di Wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semua matahari yang juga menyebabkan lonjakan panas tahun 2023 terparah.
- Tren pemanasan global dan perubahan iklim yaitu adanya gelombang panas 'heatwave' yang semakin berisiko berpeluang terjadi, yaitu 30 kali lebih sering.
- Dominasi Monsun Australia, kaitannya dengan Indonesia yang tengah memasuki musim kemarau.
- Intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
Cuaca panas ekstrem dapat menyebabkan dehidrasi hingga heatstroke pada bayi
Indonesia memang tidak termasuk beberapa negara Asia yang dilanda cuaca panas ekstrem, Bun. Meski demikian peningkatan suhu cukup dirasakan pula oleh masyarakat sejak 2 bulan terakhir. Karena itulah pemerintah, lewat BMKG, juga terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dalam menghadapi cuaca yang sedang panas-panasnya inin, demi mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Khususnya bagi bayi dan balita, panas ekstrem bisa sangat mengkhawatirkan, Bun. Hal ini bahkan telah menyebabkan korban jiwa di Kelantan, Malaysia. Dimana cuaca panas ekstrem diduga menjadi sebab utama seorang bayi berusia 19 bulan mengalami heatstroke dan meninggal dunia.
Baca Juga: Bunda, Ini Lho, Tanda Si Kecil Dehidrasi
Kita berharap kejadian sedih ini tidak sampai dialami oleh siapa pun lagi ya, Bunda. Khususnya bagi orang tua... Yuk, lebih waspada dan berhati-hati dalam menjalani aktivitas sehari-hari, baik saat berada di dalam maupun di luar ruangan. Agar si kecil aman dan tidak mengalami hal-hal yang tak diinginkan!