When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Mengenal Kondisi Malnutrisi yang Dapat Dialami Anak

author
Ruth Sinambela
Rabu, 17 Mei 2023 | 11:12 WIB
Malnutrisi merupakan masalah kesehatan anak yang masih terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia | Shutterstock

Malnutrisi pada anak merupakan salah satu kondisi yang hingga kini masih menjadi masalah di negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun pemerintah masih terus melakukan berbagai upaya untuk bisa mengurangi angka malnutrisi pada anak, seperti stunting dan busung lapar, namun tak bisa dipungkiri kalau kasus malnutrisi anak masih ada dan ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Hal ini tentu saja bukan kabar yang menggembirakan ya, Bun. Apalagi permasalahan malnutrisi pada anak sebenarnya dapat dicegah dengan mudah dan murah, asal ada peran aktif orang tua dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak khususnya protein, sejak masih di dalam kandungan.

Baca Juga: Coba Metode Blansir untuk Mengolah Sayuran yang Lebih Sehat dan Terjaga Nutrisinya, Bun!

Pentingnya protein dalam tumbuh kembang

Protein adalah salah satu zat gizi yang paling penting untuk mendukung pertumbuhan anak yang optimal di usia dini, Bun. Protein berfungsi untuk meregenerasi sel-sel tubuh, memperbarui sel-sel darah, memperkuat tulang serta jaringan kulit dan otot, dan meningkatkan kekebalan. 

Pentingnya protein untuk mencegah malnutrisi sendiri sebenarnya sudah banyak disadari oleh masyarakat. Namun rupanya masih ada sebagian masyarakat yang menganggap kalau pemenuhan protein membutuhkan biaya dan mahal harganya. Padahal tidak demikian.

Karena kurang ter-edukasinya masyarakat mengenai hal tersebut lah maka malnutrisi pada anak di Indonesia masih terus ditemukan. Khususnya malnutrisi yang disebabkan oleh kurangnya protein sejak anak masih di dalam kandungan.

Telur merupakan salah satu sumber protein yang paling mudah didapat dan murah harganya | Shutterstock

Malnutrisi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan protein anak

Ada 2 jenis kondisi malnutrisi yang paling sering terjadi pada anak, yaitu Marasmus dan Kwashiorkor, Bun. 

Marasmus dan Kwashiorkor dapat terjadi pada siapa saja. Namun sebagian besar dialami oleh anak-anak, mulai dari balita hingga remaja. Meski sama-sama terjadi akibat kurang protein, namun ternyata ada beberapa perbedaan di antara keduanya.

Baca Juga: Yuk, Penuhi Kebutuhan Protein Hewani Anak untuk Cegah Stunting!

Marasmus

Marasmus merupakan kondisi malnutrisi yang terjadi akibat kekurangan asupan energi dan protein. Jadi bukan protein saja, Bun. Pada marasmus, seorang anak mengalami malnutrisi karena terus-menerus kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, juga protein! Karena itulah marasmus juga merupakan salah satu bentuk kondisi gizi buruk.

Ciri-ciri Marasmus pada anak, seperti dilansir dari Alodokter:

  • Berat badan kurang
  • Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
  • Pertumbuhan terhambat
  • Kulit kering dan rambut rapuh
  • Terlihat lebih tua dari usianya
  • Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
  • Diare kronis
  • Rentan alami infeksi akut, seperti infeksi saluran pernapasan
  • Rentan alami infeksi kronis, seperti TBC

Pemenuhan gizi di 1000 hari pertama anak sejak masih di dalam kandungan sangat penting untuk mencegah stunting dan malnutrisi | unicef.org

Kwashiorkor

Sedangkan Kwashiorkor, agak berbeda dengan Marasmus, merupakan kondisi malnutrisi yang terjadi karena kekurangan protein, namun lebih parah. Karena tidak hanya sangat kekurangan protein, namun sering terjadi, seorang anak yang menderita Kwashiorkor bahkan tidak mendapat asupan protein sama sekali!

Salah satu ciri utama yang bisa dikenali dari penderita malnutrisi Kwashiorkor adalah pembengkakan di bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya di kaki.

Selain itu, berikut ini merupakan ciri-ciri Kwashiorkor pada anak:

  • Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung
  • Muncul ruam atau dermatitis
  • Lebih rewel
  • Terlihat lesu dan selalu mengantuk
  • Gangguan tumbuh kembang, termasuk berat dan tinggi tidak bertambah
  • Perut membesar
  • Kadar albumin darah rendah (hipoalbuminemia)
  • Infeksi yang terjadi terus menerus akibat lemahnya kekebalan tubuh
  • Kuku pecah dan rapuh
  • Penurunan massa otot
  • Diare

Baca Juga: 6 Ikan Lokal Ini, Nutrisinya Setara Ikan Salmon Impor lho, Bun!

Pada kasus yang lebih parah, anak dengan malnutrisi Kwashiorkor bahkan bisa mengalami syok karena dehidrasi berat, Bun.

Begitu pentingnya protein di dalam tumbuh kembang juga kesehatan anak, sudah sepatutnya menjadi perhatian seluruh masyarakat baik di desa maupun kota di seluruh Indonesia untuk bisa memenuhinya sejak anak masih di dalam kandungan. Tak perlu mahal, sebutir telur dan sepotong ikan lele misalnya, sangat baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi