Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Viral Bayi Alami Menstruasi, Kok Bisa?

author
Ruth Sinambela
Kamis, 8 Juni 2023 | 10:01 WIB
Bayi baru lahir dapat mengalami menstruasi, namun menstruasi yang dialami berbeda dengan orang dewasa | Shutterstock

Menstruasi biasanya dikaitkan dengan perempuan dewasa sebagai bagian dari siklus reproduksi. Namun, belum lama ini viral di media sosial, seorang bayi perempuan disebut-sebut mengalami "menstruasi bayi", Bun.

Hal ini tentu saja mengejutkan masyarakat. Masa iya, bayi baru lahir bisa mengalami menstruasi? Untuk itu, alangkah baiknya kalau Bunda menyimak informasi berikut untuk mencari tahu fakta-faktanya!

Baca Juga: Nursing Strike, Kondisi Saat Bayi Mogok Menyusu

Apa itu Menstruasi Bayi? 

Meski jarang terdengar, kasus menstruasi bayi ternyata memang sering terjadi, Bun. Namun perlu diketahui kalau menstruasi yang dialami bayi jauh berbeda dengan menstruasi pada orang dewasa.

Menstruasi bayi juga dikenal sebagai perdarahan vagina neonatal atau neonatal menstruation. Menstruasi ini dapat terjadi ketika bayi perempuan mengeluarkan darah dari vagina dalam beberapa minggu pertama setelah lahir. Biasanya, menstruasi bayi terlihat sebagai noda merah atau bercak darah pada popok bayi. Meskipun ini dapat membuat orang tua khawatir, sebagian besar kasus menstruasi bayi adalah hal yang normal dan biasanya hilang dengan sendirinya. 

Butuh pengawasan Bunda dan Ayah agar bayi yang mengalami menstruasi tidak mengalami menstruasi terus-menerus | Shutterstock

Penyebab Menstruasi Bayi

Menstruasi bayi terjadi karena hormon ibu yang dilewatkan ke bayi selama kehamilan, Bun. Sebelum lahir, tubuh bayi menerima hormon estrogen dari Bunda melalui plasenta. 

Setelah lahir, hormon ini masih ada dalam tubuh bayi dan dapat menyebabkan perdarahan ringan pada vagina. Selain itu, menstruasi bayi juga dapat dipengaruhi oleh perubahan hormon setelah lahir saat plasenta yang biasanya menyuplai hormon diputus. Penyesuaian tubuh bayi terhadap lingkungan di luar rahim juga disebut-sebut bisa mempengaruhi menstruasi pada bayi.

Baca Juga: 8 Hal yang Pantang Dilakukan saat Merawat Bayi Newborn

Apakah Menstruasi Bayi Normal?

Secara umum, menstruasi bayi adalah hal yang normal dan tidak berbahaya. Sebagian besar kasus menstruasi bayi akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan memerlukan perhatian medis apabila bayi menunjukkan beberapa tanda berikut:

  • Perdarahan berlangsung lebih dari dua minggu
  • Perdarahan sangat berat dan berkelanjutan
  • Bayi mengalami gejala lain yang tidak biasa, seperti demam atau ruam

Apabila menstruasi tbayi tak kunjung berhenti dengan sendirirnya maka orang tua wajib berkonsultasi dengan dokter ahli | Shutterstock

Tindakan yang Perlu Diambil

Jika Bunda meyakini kalau si kecil mengalami menstruasi bayi, yang harus Bunda tekankan adalah sangat penting agar tidak menjadi panik. Sebaliknya, Bunda harus mengawasi dan memperhatikan menstruasi pada bayi. Misalnya dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Perhatikan dengan seksama. Amati apakah perdarahan terus berlanjut atau menghilang dalam beberapa hari. Jika perdarahan berlangsung lebih dari dua minggu atau berat, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Jaga kebersihan. Pastikan untuk menjaga area genital bayi tetap bersih dan kering. Ganti popok secara teratur dan gunakan produk perawatan bayi yang lembut.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Bunda merasa cemas atau memiliki pertanyaan, dan dapatkanlah penjelasan yang lebih rinci dan saran yang sesuai.

Baca Juga: Makrosomia, Bayi Lahir dengan Berat Lebih dari 4 Kilogram

Wajar apabila orang tua merasa kaget dan khawatir ketika mengetahui situasi “berbeda” saat bayinya mengalami menstruasi. Karena itulah penting agar orang tua mencari tahu dan mengetahui informasi yang dapat dipercaya mengenai hal ini. 

Bahwa menstruasi bayi biasanya merupakan kasus yang normal terjadi dan akan hilang dengan sendirinya. Namun sejalan dengan itu, orang tua juga harus mawas diri dan terus mengawasi serta berkonsultasi dengan dokter ahli apabila melihat gejala yang tidak biasa atau mengkhawatirkan pada si kecil.

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi