Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Ini Plus-Minus Permainan Trampolin untuk Anak

author
Ruth Sinambela
Rabu, 28 Juni 2023 | 10:06 WIB
Anak berusia di bawah 6 tahun sebaiknya tidak diajak bermain trampolin ya, Bun! | Shutterstock

Permainan trampolin merupakan salah satu permainan yang paling disukai anak karena bagi mereka memberikan kesenangan, tantangan, juga kebebasan, Bun. Harus diakui pula kalau permainan trampolin dapat memberikan manfaat fisik bagi anak-anak yang memainkannya. Namun bersamaan dengan itu permainan trampolin juga memiliki risiko tertentu yang perlu dipertimbangkan sebelum Bunda mengizinkan si kecil untuk mencobanya. 

Baca Juga: Perlengkapan Bayi Ini Bisa Berbahaya Apabila Digunakan Tanpa Pengawasan, Bun!

Selain itu perlu diketahui kalau para ahli menyarankan agar permainan trampolin sebaiknya baru boleh diperkenalkan pada anak setelah berusia 6 tahun ya, Bunda. Dengan kata lain, anak usia balita tidak disarankan untuk memainkan permainan ini!

Yuk, ketahui apa saja baik dan buruknya permainan trampolin untuk anak, khususnya balita berikut ini!

Manfaat 

  • Bermain trampolin bisa sangat menyenangkan bagi anak karena memberikan kesempatan untuk merasakan sensasi melompat dan bergerak di udara.
  • Melompat dan bermain trampolin dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik anak, termasuk koordinasi mata dan tangan, keseimbangan, kekuatan otot, dan kemampuan spasial.
  • Aktivitas trampolin adalah bentuk latihan fisik yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular anak, memperkuat otot, dan membantu menjaga berat badan yang sehat.
  • Melakukan gerakan dan mengatur keseimbangan di atas trampolin dapat melibatkan keterampilan kognitif seperti perencanaan, penilaian jarak dan kecepatan, hingga problem solving si kecil, Bun!

Bermain trampoline tidak disarankan untuk anak berusia kurang dari 6 tahun, dan tanpa pengawasan ora | Shutterstock

Baca Juga: Dry Drowning atau Tenggelam Kering yang Bisa Membahayakan Nyawa

Risiko

  • Bermain trampolin dapat meningkatkan risiko cedera fisik, terutama jika anak tidak menggunakan trampolin dengan benar atau bermain dengan kasar. Cedera pada trampolin bisa meliputi patah tulang, terkilir, memar, dan cedera kepala.
  • Berisiko jatuh dari trampolin jika si kecil tidak berhati-hati atau saat bermain dengan orang lain, hingga mungkin menyebabkan cedera serius.
  • Jika ada lebih dari satu anak yang bermain di trampolin secara bersamaan, ada risiko kolisi (tumbukan) antara mereka. Kolisi dapat menyebabkan cedera, terutama jika anak-anak tidak dapat mengatur gerakan mereka dengan baik.
  • Anak-anak yang melompat secara bersamaan di trampolin akan menyebabkan lonjakan atau tumpukan yang tidak terkendali, yang juga bisa menyebabkan cedera.
  • Risiko rambut atau anggota tubuh tertentu terjepit di antara per atau pada mekanisme trampolin saat melompat.

Meski berisiko, bagi anak yang sudah berusia 6 tahun ke atas permainan ini dianggap cukup aman. Namun agar si kecil dapat bermain trampolin dengan lebih aman lagi, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

  • Pastikan anak bermain di trampolin yang aman, dalam kondisi yang baik, dan di bawah pengawasan orang dewasa.
  • Harus diberi pengawasan ketat saat bermain trampolin, dan pastikan si kecil telah mengerti benar mengenai peraturan keamanannya.
  • Beri tahu si kecil untuk melompat bergantian, menghindari gerakan berbahaya, dan tidak melompat terlalu tinggi.
  • Wajib menggunakan alat pelindung seperti pagar pengaman dan jaring pelindung di sekitar trampolin untuk mengurangi risiko jatuh atau terjatuh.
  • Tidak membiarkan anak yang belum cukup kuat atau masih berusia kurang dari 6 tahun untuk bermain trampolin.

Baca Juga: Bahaya dan Gejala yang Dapat Timbul Apabila Baterai Tertelan oleh Anak

Sebelum mengajak si kecil untuk bermain trampolin, apabila dibutuhkan Bunda dan Ayah bahkan boleh berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak, lho. Hal ini untuk memastikan apakah buah hati Bunda tidak memiliki kondisi kesehatan yang membatasi atau mempengaruhi kemampuannya untuk bermain trampolin dengan aman!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi