ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan anak untuk fokus, mengendalikan rangsangan, serta mengatur perilaku. Anak dengan ADHD cenderung impulsif dan lebih sulit diberi arahan.
Pada balita, ADHD mungkin akan sulit dideteksi karena gejalanya sering kali dianggap sebagai kebiasaan yang normal pada usia tersebut. Namun, jika Bunda mengamati dengan seksama, sebenarnya gejala ADHD pada anak umumnya muncul di usia 3 tahun dan makin terlihat seiring bertambahnya usia anak, terutama setelah masuk sekolah atau awal masa pubertas.
Baca Juga: Si Kecil Bicara Sendiri saat Bermain, Ini 3 Manfaatnya
Gejala ADHD pada balita
- Gangguan perhatian. Balita dengan ADHD mungkin kesulitan memusatkan perhatian pada tugas atau aktivitas yang membutuhkan fokus. Anak cenderung cepat bosan dan sulit mengikuti instruksi.
- Hiperaktif. Balita dengan ADHD sering kali terlihat sangat aktif dan gelisah, juga sulit untuk diam dan duduk dengan tenang dalam waktu yang lama.
- Impulsif. Balita dengan ADHD akan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. si kecil biasanya akan cenderung melakukan tindakan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.
Bagi orang tua atau pendidik, menghadapi balita dengan ADHD dapat menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, anak dengan ADHD juga sangat membutuhkan pendampingan agar tetap aman.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu Bunda mendampingi si kecil yang memiliki kondisi ADHD.
Pemahaman dan dukungan
Orang tua perlu memahami ADHD dan mencari informasi yang tepat tentang ADHD pada anak sehingga bisa lebih mudah memberikan penanganan yang dibutuhkan, Bun. Banyak-banyak berkonsultasi dengan dokter anak adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar makin memahami si kecil. Dengan demikian Bunda dan Ayah akan bisa memberikan dukungan serta perawatan terbaik bagi si kecil.
Baca Juga: Anak Juga Manusia, Tidak Suka Dirinya Dibanding-bandingkan
Struktur dan rutinitas
Membuat jadwal harian yang terstruktur dan konsisten dapat membantu si kecil yang memiliki kondisi ADHD merasa lebih teratur dan aman, Bun. Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberi peringatan sebelum mengganti aktivitas anak agar membantu mereka beradaptasi dengan perubahan.
Lingkungan yang teratur
Menciptakan lingkungan yang terorganisir dan bebas dari gangguan dapat membantu si kecil dengan ADHD lebih fokus serta mengurangi impulsivitas-nya. Menyediakan tempat yang tenang dan minim distraksi untuk belajar atau bermain juga penting.
Konsultasi dengan ahlinya
Mengajukan pertanyaan dan mencari bantuan dari ahlinya secara berkala, seperti psikolog atau psikiater anak tentu akan memberi banyak perubahan, mulai dari panduan dan saran yang tepat dalam mengasuh serta mendampingi si kecil hingga alternatif terapi terbaru yang bisa dicoba.
Tips mengasuh anak dengan ADHD
- Disiplin mengonsumsi obat-obatan sesuai jadwal dan dosis yang diberikan oleh dokter
- Menerima dan melibatkan diri secara penuh untuk mengasuh serta mendampingi si kecil
- Memilih sekolah yang dapat diajak bekerja sama dalam mendukung kekuatan dan kualitas yang dimiliki si kecil
- Aktif dalam komunitas agar terus ter-informasi dan ter-edukasi
Baca Juga: Bangun Keteraturan dalam Diri Anak Sejak Dini Yuk, Bun!
Penting untuk diingat bahwa setiap anak dengan ADHD tentu memiliki kebutuhan yang berbeda ya, Bunda. Karena itulah pendekatan yang digunakan pun akan berbeda, bahkan kemungkinan berhasilnya pun juga berbeda. Namun diagnosis dan perawatan yang tepat terbukti dapat membantu meminimalkan gangguan dan memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan anak dengan ADHD.
Selain itu dengan dukungan yang tepat, konsistensi, serta kesabaran lah maka si kecil akan bisa dibantu dan tumbuh serta berkembang secara optimal hingga mencapai potensi penuh mereka dan hidup secara lebih produktif serta bahagia.