To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Mengenal Cluster Feeding pada Bayi Newborn dan Bagaimana Menyikapinya

author
Ruth Sinambela
Selasa, 18 Juli 2023 | 10:39 WIB
Bantuan dan dukungan dari Ayah akan sangat meringankan Bunda saat di fase cluster feeding | Shutterstock

Cluster feeding merupakan kondisi yang sering terjadi pada bayi newborn, Bun. Mungkin Bunda pernah merasakan situasi dimana si kecil mengonsumsi ASI dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih sering dalam periode waktu yang relatif singkat, atau lebih dari biasanya?

Biasanya bayi cukup menyusui setiap 2 jam sekali, namun saat periode cluster feeding si kecil jadi lebih cepat minum dan merasa lapar lagi setiap 30 menit. Periode ini biasanya dialami bayi saat berusia 2-6 minggu, karena tengah mengalami proses percepatan pertumbuhan.

Baca Juga: 5 Hal Tentang Growth Spurt yang Harus Bunda Ketahui

Sayangnya, pola makan yang agak “berubah” ini seringkali membuat para ibu, terutama ibu baru, menjadi kebingungan karena perubahan yang tiba-tiba dan melelahkan. Tapi tenang, karena dengan pemahaman yang tepat dan sikap yang baik, Bunda pasti dapat melaluinya dengan baik pula!

Penyebab

Berikut ini merupakan beberapa penyebab cluster feeding pada bayi newborn:

  • Bayi sedang mencoba meningkatkan produksi ASI Bunda.
  • Kebutuhan bayi untuk merasa nyaman dan aman. Bayi baru lahir masih beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim, kontak fisik, dan kehangatan ibu, yang dapat memberikan rasa nyaman baginya. Oleh karena itu, si kecil mungkin tengah mencari kontak fisik dan kehangatan tersebut dengan menyusu lebih sering.
  • Lonjakan pertumbuhan.
  • Pola tidur yang belum teratur atau sedang berubah.

Mempersiapkan mental dan fisik sangat penting dalam menjalani fase menyusui, Bun | Shutterstock

Baca Juga: Hati-Hati Risiko Menyusui Sambil Berbaring, Bagaimana agar Tetap Aman?

Bagaimana sebaiknya Bunda menyikapi

Untuk menghadapi cluster feeding, sikap yang baik dan positif menjadi sangat penting. Berikut beberapa hal yang dapat mendorong Bunda untuk bisa memberikan respon yang positif:

  • Menyadari kalau cluster feeding adalah respons alami bayi dan bukannya tanda bahwa produksi ASI tidak mencukupi, adalah salah satu respon yang harus dimiliki para ibu. Dengan demikian, Bunda tidak akan merasa tidak mampu dan dapat menjalani fase cluster feeding dengan baik tanpa mempengaruhi suasana hati atau kesehatan mental Bunda sendiri.
  • Cluster feeding muncul karena bayi memiliki kebutuhan untuk mengonsumsi makanan lebih sering untuk perkembangannya yang pesat. Menerima pola makan ini dengan sabar dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
  • Penting bagi Bunda untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Cluster feeding tentu akan membuat Bunda merasa lelah dan kurang tidur. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan menjaga pola makan yang seimbang agar Bunda bisa tetap fit dan tidak jatuh sakit.
  • Mintalah bantuan dari si Ayah atau anggota keluarga serumah lainnya agar bisa membantu dan mengurangi beban Bunda.

Lingkungan dan posisi menyusui yang nyaman akan membantu Bunda merasa lebih bahagia! | Shutterstock

Selama cluster feeding, penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang bagi bayi dan Bunda sendiri! Menyediakan tempat yang tenang untuk menyusui, menggunakan penghangat perut atau selimut untuk menghangatkan bayi, dan mencoba posisi menyusui yang nyaman terbukti akan membantu Bunda membuat bayi lebih nyaman dan tenang selama proses menyusui. Begitu pun Bunda sendiri dapat lebih siap menjalaninya.

Baca Juga: Manajemen Laktasi dapat Dimulai Sebelum Menyusui, Bun!

Tak lupa Bunda juga perlu memantau tanda-tanda kecukupan gizi si kecil, ya. Jika si kecil tampak aktif, berat badannya terus bertambah, dan produksi kotoran dan basah popoknya normal, berarti mereka telah cukup ASI.

Ingat! Cluster feeding pada bayi newborn adalah fase sementara yang umum terjadi, Bun. Jadi tak perlu terlalu khawatir, karena dengan dukungan, pemahaman, dan sikap yang baik, Bunda pasti akan melewati periode ini dengan baik pula. Semangat!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi