Rumah adalah "sekolah pertama" si Kecil untuk belajar banyak hal, termasuk tentang mencintai lingkungan. Hal inilah yang salah satunya menginspirasi Andien Aisyah untuk mulai mengelola sampah di rumah.
Ya, selain sebagai seorang penyanyi dengan jadwal super padat, Andien juga seorang ibu dari dua orang putra, Kawa (6 tahun) dan Tabi (3 tahun), yang sedang dalam masa tumbuh kembang pesat. Ingat, kan Bun, di usia tersebut anak masih sangat menjadi "peniru ulung"? Apa yang dicontohkan orang tuanya, itulah yang mereka lakukan.
“Di rumah, aku punya boks sampah yang terpisah. Isinya dibagi menjadi boks khusus plastik, botol kosong, kertas, dus, dan tidak sembarangan membuang begitu saja tapi dipilah dulu, mana yang masih bisa didaur ulang dan mana yang tidak. Dari situ anak-anakku melihat kebiasaan aku dan suami, sekaligus mengajak mereka juga, dan akhirnya menjadi tahu bahwa yang namanya tempat sampah yang baik seperti itu," kisah Andien.
Baca juga: Ikut Menjaga Lingkungan Bisa Dilakukan dari Rumah, Yuk, Mulai Sekarang!
Andien dan Aksi Peduli Lingkungan
Bukan cuma di rumah, dalam banyak kesempatan Andien juga berpartisipasi aktif sebagai pejuang lingkungan, lho, Bun! Belum lama ini, bersama dengan Rekosistem dan Yayasan WWF Indonesia, Andien berperan menjadi Eco Living Advisor yang menginspirasi ibu rumah tangga dalam mengelola sampah rumah tangga dan merawat lingkungan.
Bunda tahu nggak, sih? Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah plastik di Indonesia kini mencapai 21 juta ton dan sekitar 12,7 juta ton plastik yang terbuang ke laut tidak bisa terurai setiap tahunnya, lho. Lantas, bagaimana nasib masa depan anak-anak dan lingkungan sekitar nantinya apabila kita tidak menemukan cara untuk menanggulanginya?
Berawal dari keprihatinan itulah Andien tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam menangani permasalahan lingkungan terkait pengelolaan sampah. Ia menjelaskan, "Setiap orang harus memiliki kesadaran kolektif. Satu orang yang sadar akan dampak positif yang bisa ia berikan pada lingkungan dapat membawa perubahan besar jika dilakukan bersama-sama, dan saya melihat potensi ini di Rekosistem sehingga saya ingin terlibat dalam mengubah Indonesia menjadi negara yang hidup berdampingan dengan alam dan terus menggaungkan kebiasaan pilah, kemas, dan setor sampah,” lanjut Andien.
Baca juga: Yuk, Bikin Kompos Sendiri, Mudah dan Ramah Lingkungan!
Apa Itu Pilah Kemas Setor?
Kegiatan pilah kemas dan setor ini adalah kegiatan bertujuan untuk memisahkan sampah menjadi berbagai jenis dan mengelolanya dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Berikut penjelasan singkat tentang setiap tahapan:
1. Pilah
Tahap ini melibatkan pemisahan sampah menjadi berbagai jenis yang berbeda, seperti plastik, kertas, logam, kaca, dan bahan organik. Pemisahan ini bisa dilakukan dengan cara manual, yaitu secara fisik memilah sampah berdasarkan jenisnya, atau menggunakan teknologi dan mesin khusus yang dapat mengidentifikasi dan memisahkan sampah secara otomatis.
2. Kemas
Setelah sampah dipilah, langkah selanjutnya adalah mengemasnya dengan cara yang sesuai. Misalnya, plastik dapat dikumpulkan dalam wadah atau kantong plastik, kertas dapat diikat atau dimasukkan ke dalam kotak, dan logam bisa diletakkan dalam wadah terpisah. Tujuan dari pengemasan ini adalah untuk memudahkan transportasi dan pengelolaan lebih lanjut.
3. Setor
Tahap terakhir adalah menyerahkan sampah yang sudah dipilah dan dikemas kepada pihak yang bertanggung jawab untuk pengolahan lebih lanjut. Ini bisa dilakukan dengan membawa sampah ke tempat pembuangan sampah yang sesuai atau menyampaikannya ke pusat daur ulang. Dalam beberapa kasus, pemerintah daerah menyediakan layanan penjemputan sampah terpisah untuk memudahkan warga dalam melakukan setor sampah.
Dengan menerapkan kegiatan pilah, kemas, setor sampah, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan memaksimalkan potensi daur ulang sampah untuk dapat digunakan kembali sebagai bahan baku.
Baca juga: Ke Mana Bunda Dapat Menyetorkan Sampah yang Sudah Dipilah untuk Didaur Ulang?
Kolaborasi Rekosistem dan WWF Indonesia
Rekosistem (PT Khazanah Hijau Indonesia) bersama dengan WWF Indonesia meresmikan waste station di area RDTX Place pada (5/7/23), sebagai bagian dari program WWF Plastic Smart Cities, yang juga dihadiri oleh Andien sebagai Eco Living Advisor. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari sungai Ciliwung di Jakarta.
Selain sebagai tempat mengumpulkan sampah, waste station diharapkan sebagai wadah yang dapat menciptakan kebiasaan positif dan mendorong masyarakat, terutama Ibu rumah tangga, untuk memilah dan mendaur ulang sampah anorganik. Rekosistem dan WWF Indonesia telah mendirikan 28 waste station dan dropbox yang aktif beroperasi di beberapa provinsi di Pulau Jawa dalam mendorong kebiasaan #PilahKemasSetor sampah.
Nah, sudah siap berpartisipasi dalam mengelola sampah di rumah, Bun? Yuk, kita bersama memulai kebiasaan pilah, kemas, setor sampah dari keluarga kecil kita. Jika Bunda dan Ayah menerapkannya secara konsisten di rumah, lambat laun anak-anak pun akan ikut melakukannya.