Setiap tahun ajaran baru di mulai, kebanyakan sekolah di Indonesia akan mengubah dan membagi kembali siswa per-kelas agar tidak sama dengan tahun sebelumnya. Namun belakangan, banyak berita yang mengabarkan kalau siswa yang harus berpisah dengan wali kelas maupun teman-teman sekelasnya terdahulu justru mengalami situasi sedih dan tak nyaman bahkan membuat sebagian siswa juga tidak mau atau tidak semangat dalam menghadapi tahun ajaran baru.
Mengapa demikian dan haruskah orang tua khawatir akan hal tersebut?
Baca Juga: Anak Kelas 2 SD Sudah Suka-Sukaan, Bunda Harus Gimana?
Trending di twitter
Merangkum dari penelusuran Twitter selama dua minggu ke belakang, banyak siswa maupun orang tua yang menyebut kalau rolling class setiap tahun ajaran baru seringkali membuat siswa menjadi sedih dan terganggu suasana hatinya. Bahkan menangis hingga malas berangkat ke sekolah lantaran harus berpisah dengan teman yang tadinya sekelas di tahun ajaran yang lalu, maupun wali kelasnya.
Selain itu, kebanyakan alasan mengatakan kalau rolling class menjadi masalah bagi sebagian siswa karena merasa harus beradaptasi kembali dengan orang baru, terpisah dari teman satu kelompok atau teman dekat, hingga terpaksa harus sekelas dengan siswa yang tak disukai.
Cara mengajar yang berbeda dari wali kelas sebelumnya pun menjadi alasan lain mengapa banyak siswa yang merasa kurang suka dengan sistem rolling class di setiap tahun ajaran baru, Bunda.
Apa kata psikolog anak?
Melansir dari Detik.com, Dr. Dewi Retno Suminar, MSi, Psikolog dari Universitas Airlangga menyampaikan pendapatnya mengenai fenomena ini. Beliau mengungkapkan kalau pada dasarnya sistem rolling class justru memiliki manfaat positif bagi siswa ke depannya, lho.
Orang tua sebaiknya tidak perlu meng-intervensi atau berusaha memenuhi keinginan anak dengan meminta kepada pihak sekolah atau mengusahakan segala cara agar si kecil bisa masuk ke kelas yang ia inginkan. Karena sesungguhnya, rolling class akan membantu dan mengajarkan anak untuk bertumbuh dan lebih dewasa. Apalagi masih menurut Ibu Dewi Retno, dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk beradaptasi di kelas yang baru maka kemampuan interpersonalnya pun akan berkembang!
Baca Juga: Parenting Case: Trik Mengatasi Anak Suka Ngobrol Di Kelas
Peran guru dan orang tua
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) biasanya dapat mencairkan suasana di dalam kelas, terutama bagi siswa yang mungkin mengalami perubahan kelas atau rolling class.
Dengan games atau ice breaking yang disiapkan guru atau wali kelas, juga aktivitas seru lainnya selama seminggu di awal tahun ajaran baru. Kemungkinan siswa untuk beradaptasi dengan kelas baru sebelum mulai benar-benar belajar tentu akan membantu.
Siswa jadi memiliki waktu untuk berkenalan atau bermain dengan teman lain. Selain itu, orang tua di rumah pun sebaiknya tidak memarahi atau malah bersikap reaktif hingga menjanjikan si kecil untuk mengusahakan perpindahan kelas sesuai keinginan anak.
Hal ini justru bisa membuat si kecil tergantung dengan orang lain lho, Bunda. Selain itu bisa juga membentuk anak menjadi pribadi yang kurang mampu bersosialisasi dan beradaptasi, yang mana kemampuan ini sangat dibutuhkan kelak saat anak tumbuh dewasa.
Baca Juga: Parenting Case: 2 Tips Mengatasi Anak yang Sulit Beradaptasi
Rasa sedih dan kecewa karena perpisahan atau perubahan memang sesuatu yang tidak menyenangkan, terutama bagi anak-anak, Bun. Reaksi yang normal ketika anak menangis bahkan menjadi tidak semangat karena perubahan-perubahan tersebut, khususnya saat tahun ajaran baru dimulai.
Namun bukan berarti harus dihindari. Karena sesungguhnya perubahan pun akan bermanfaat untuk membentuk si kecil menjadi pribadi yang lebih dewasa. Sudah sepantasnya sebagai orang tua maupun guru, kita bisa lebih hadir dengan menenangkan dan memberikan semangat kepada mereka!