Tahukah Bunda kalau cara berkomunikasi antara Bunda dan si kecil adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak?
Para ahli setuju kalau bagaimana cara seorang ibu berbicara dengan buah hatinya memiliki dampak besar pada perkembangan bahasa, kognitif, emosional, dan sosial mereka. Karena itulah penting bagi Bunda untuk memahami bagaimana berbicara dengan si kecil sesuai usia mereka.
Berikut ini panduan tentang bagaimana sebaiknya berbicara kepada anak sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka, Bun!
Baca Juga: Yuk, Lebih Bijaksana Membicarakan Kekurangan Maupun Kelebihan Anak di Depan Umum
Usia 0-2 tahun
- Gunakan suara yang lembut dan penuh kasih saat berbicara dengan bayi.
- Kata-kata yang singkat dan kalimat sederhana akan lebih mudah dipahami oleh mereka.
- Bicaralah dengan nada yang penuh kehangatan dan intonasi yang berbeda-beda untuk menarik perhatian bayi.
- Bayi akan merasa nyaman dan terhubung saat Bunda menggunakan intonasi yang positif.
- Kenali dan respon isyarat komunikasi bayi, seperti senyuman, tangisan, dan gerak tubuhnya.
Usia prasekolah (3-5 tahun)
- Gunakan kalimat yang lebih lengkap tetapi tetap sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak usia ini mulai mengembangkan kemampuan berbahasa yang lebih baik, Bun.
- Berbicaralah dengan jelas dan perlahan, pastikan pula agar Bunda memberikan waktu bagi anak untuk menyerap dan merespons informasi yang diberikan.
- Libatkan anak dalam percakapan sehari-hari
- Ajak si kecil untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka. Ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan membangun kepercayaan diri.
Usia sekolah (6-12 tahun)
- Selain Bunda yang berbicara, dengarkan dengan penuh perhatian saat si kecil berbicara, Bun.
- Tunjukkan minat pada apa yang anak katakan, sehingga mereka merasa didengarkan dan dihargai.
- Dorong si kecil untuk bertanya dan menyampaikan pendapat mereka.
- Berikan tanggapan positif terhadap pertanyaan dan ide anak, sehingga mereka merasa diterima dan termotivasi untuk terus bercerita pada Bunda.
- Gunakan bahasa yang sesuai dan penuh makna untuk menjelaskan konsep yang lebih detail.
- Hindari mengalihkan topik terlalu cepat jika si kecil belum sepenuhnya memahami apa yang Bunda sampaikan, begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Mendengar Musik Ternyata Membantu Kemampuan Bicara Anak
Remaja (13-18 tahun)
- Jadilah pendengar yang tulus dan sabar.
- Remaja sama sekali berbeda dengan anak-anak, Bun. Seringkali mereka memiliki perasaan yang kompleks, sehingga penting untuk memberikan dukungan dan perhatian ketika mereka membagikan pengalaman dan masalah mereka.
- Hindari berbicara secara menghakimi atau menuduh.
- Bicaralah dengan tenang dan terbuka, sehingga mereka merasa nyaman berbicara dengan Bunda tentang berbagai hal.
- Ajak anak untuk berdiskusi tentang isu-isu yang sesuai dengan usia mereka, seperti pertemanan, pergaulan, dan rencana masa depan mereka. Diskusi seperti ini membantu mereka mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan sosial.
- Tidak memaksa.
Dewasa (19 tahun ke atas)
- Berbicaralah dengan anak sebagai sesama orang dewasa yang mandiri.
- Tetap hormati peran dan tanggung jawab Bunda sebagai ibu dengan tidak merendahkan keputusan anak.
- Jadilah pendukung dan pemberi motivasi dalam mencapai tujuan mereka.
- Dukung aspirasi anak dengan memberikan dorongan dan saran yang positif, apabila diminta atau diizinkan.
- Kenali batasan dalam memberikan masukan atau nasihat, terutama yang menyangkut nilai atau harga diri mereka.
- Biarkan anak mengambil keputusan sendiri dengan memberikan ruang untuk berani dan belajar dari pengalaman.
Baca Juga: Anak Pra-Remaja Menceritakan Rasa Suka terhadap Lawan Jenisnya Berarti Pertanda Baik, Bun!
Berbicara dengan anak sesuai usia membutuhkan pengetahuan serta empati yang harus berjalan beriringan, Bun.
Untuk itu, seorang ibu perlu selalu mengedepankan komunikasi yang positif, penuh kasih, dan terbuka. Mengenal dan memahami tahapan perkembangan anak juga akan sangat membantu dalam mengakomodasi kebutuhan si kecil secara tepat, mendukung perkembangan keterampilan berbahasa dan sosialnya, serta memperkuat ikatan emosional yang positif.
Semoga panduan ini membantu Bunda dan semua ibu di seluruh Indonesia dalam membangun komunikasi yang efektif dan hangat dengan anak-anak mereka, sehingga anak-anak Indonesia pun akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang percaya diri juga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan baik sesuai usia mereka.