Lima pemuda Indonesia berhasil merangkul masyarakat dan pemerintah untuk terjun langsung membersihkan lebih dari 100 ton sampah di sungai-sungai terkotor di Indonesia. Bagaimana kisah awal mereka hingga menjadi viral sekaligus menginspirasi?
Dalam kehidupan, sering kali kita menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang sulit dihadapi. Namun ada cerita-cerita inspiratif yang memberikan harapan dan kekuatan untuk terus berjuang. Salah satunya adalah kisah Pandawara, sekelompok anak muda asal Bandung yang viral karena video bersih-bersih sungai.
Belum lama ini Pandawara bersama 3.700 volunteer, terdiri dari masyarakat setempat dan Pemerintah Kota Lampung membersihkan pantai Sukaraja yang diklaim sebagai pantai terkotor nomor 2 di Indonesia. Video aksi ini dibagikan melalui akun official Pandawara, yakni @pandawaragroup.
Kelima pemuda ini, Rafi, Agung, Gilang, Ikhsan, dan Rifki, masih berusia awal 20-an, namun mereka kini dianggap sebagai sekumpulan anak muda yang penuh inspirasi.
Baca juga: Yuk, Contoh Cara Andien Kelola Sampah di Rumah: Pilah Kemas Setor
Muasal Pandawara dan Gebrakannya
Kisah di balik pemberian nama “Pandawara” pun sungguh menarik. Dipilih dari kata “Pandawa" karena jumlah anak muda ini adalah lima, sementara kata ‘wara’ bermakna ‘kabar baik’. Sehingga artinya adalah kelima anak muda yang membawa kabar-kabar baik lewat aksi peduli lingkungan ke masyarakat luas.
Sejak awal Pandawara memiliki misi membersihkan sungai-sungai dari tumpukan sampah. Setelah sungai di sekitar rumah mereka, kegiatan bersih-bersih sungai merambah ke kecamatan lain di wilayah Kota/Kabupaten Bandung. Banjir yang kerap terjadi di sekitar rumahlah yang menggerakkan mereka untuk melakukan aksi bersih-bersih sungai.
Hebatnya, Pandawara melakukan aksi bersih-bersih dengan biaya sendiri. Dalam video pada channel Youtube Denny Sumargo, mereka mengaku patungan Rp400.000 per orang untuk membeli kantong sampah dan sarung tangan, membayar tarif angkut ke TPS, menyewa mobil pick up, membayar bensin, dan lain-lain. Dalam satu hari, biaya operasional aksi bersih-bersih ini bisa mencapai Rp800.000, dan paling mahal adalah untuk menyewa pick up.
Pandawara memulai aksinya memang belum lama, yakni pada 2022. Namun dalam satu tahun saja Pandawara sudah berhasil membersihkan 80 titik di Jawa Barat, mulai dari parit, anak sungai, bahkan sungai-sungai besar. Saat bersih-bersih Pandawara kerap menemui bahaya. Bertemu dengan ular piton dan nyaris hanyut terbawa air pun pernah mereka alami.
Atas upayanya yang berdampak positif pada lingkungan sekitar, Pandawara yang hingga kini terus aktif membersihkan sungai-sungai, digandeng oleh pemerintah untuk menyebarluaskan kampanye zero waste di seluruh Indonesia.
Membangun Jiwa Peduli Lingkungan pada Anak
Membaca kisah Pandawara pasti membuat Ayah dan Bunda ingin juga memiliki anak-anak yang kelak bisa mencintai lingkungan sekitarnya. Menanamkan jiwa peduli lingkungan pada anak, terutama dalam hal pengelolaan sampah, merupakan upaya penting untuk menciptakan generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di masa depan. Berikut adalah beberapa langkah dan aktivitas yang dapat dilakukan Ayah dan Bunda untuk mengajarkan anak tentang pentingnya peduli terhadap lingkungan:
1.Contoh perilaku dari orang tua dan pengasuh
Sebagai orang tua atau pengasuh, perlihatkan perilaku yang peduli terhadap lingkungan, seperti mengurangi, mendaur ulang, dan memilah sampah dengan benar. Jadilah contoh yang baik bagi mereka.
2.Edukasi tentang dampak sampah pada lingkungan
Ceritakan pada anak-anak tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik, seperti banjir, polusi udara, air, dan tanah.
3. Berkunjung ke tempat pengelolaan sampah
Ajak anak-anak ke tempat-tempat pengelolaan sampah, seperti tempat pembuangan akhir, tempat daur ulang, atau fasilitas pengomposan. Hal ini akan memberi mereka gambaran lebih nyata tentang proses pengelolaan sampah dan pentingnya tindakan mereka dalam mengurangi limbah.
4.Libatkan dalam kegiatan pengelolaan sampah di sekolah atau komunitas
Dorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah di sekolah atau di lingkungan sekitar. Misalnya, mereka bisa menjadi bagian dari tim penerapan program daur ulang sampah di sekolah atau mengikuti kegiatan bersih-bersih lingkungan komplek.
5. Bermain peran
Libatkan anak-anak dalam permainan peran atau simulasi tentang pengelolaan sampah. Mereka bisa berpura-pura menjadi "pahlawan daur ulang" atau "detektif sampah" yang membantu menyelamatkan lingkungan dari sampah berlebih.
6.Mendaur ulang dengan kreativitas
Ajak anak-anak untuk berkreasi dengan barang-barang bekas, seperti membuat kerajinan tangan dari kertas bekas, botol plastik, atau kardus. Hal ini tidak hanya akan mengajarkan mereka tentang daur ulang tetapi juga mengembangkan kreativitas mereka.
Baca juga: Yuk, Diet Plastik dengan Menerapkan 3R+D dalam Kehidupan Sehari-hari
7.Jelaskan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
Edukasi anak-anak tentang bahaya penggunaan plastik sekali pakai. Ajak mereka memakai sedotan stainless atau bambu ketimbang sedotan plastik, atau membawa botol minum dan tas belanjaan kain sendiri.
8.Memberi buku dan materi edukatif
Banyak buku cerita dan materi edukatif yang mengajarkan anak-anak tentang lingkungan dan pengelolaan sampah dengan cara yang menarik. Ajak mereka membaca dan belajar bersama.
Bisa juga Bunda memperlihatkan video aksi bersih-bersih Pandawara, sambil memberi penjelasan pada si Kecil tentang pentingnya menjaga lingkungan.
9.Rayakan Hari Lingkungan
Ikuti peringatan Hari Lingkungan atau Hari Peduli Sampah dengan mengadakan kegiatan khusus bersama anak-anak. Hal ini akan memperkuat kesadaran mereka tentang pentingnya peduli lingkungan.
Ingatlah bahwa mengajak anak untuk memiliki jiwa peduli lingkungan adalah proses yang berkesinambungan dan perlu dukungan serta pengulangan. Dengan memberikan pendidikan dan contoh yang baik, Ayah dan Bunda dapat membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab dalam mengelola sampah.
Semoga kisah Pandawara ini bisa menjadi inspirasi bagi Bunda dan Ayah untuk menjadikan bersih-bersih sampah sebagai kebiasaan yang sejak dini ditanamkan kepada anak-anak.