Baru-baru ini selebritis Hollywood, Mandy Moore, membagikan pengalamannya saat menemukan sang putra yang masih berusia 2 tahun, August, mengalami Sindrom Gianotti-Crosti, di media sosial pribadinya.
Sindrom Gianotti-Crosti merupakan penyakit kulit langka yang lebih sering ditemukan pada anak-anak antara usia 1 hingga 14 tahun, terutama di bawah usia 4 tahun. Ditandai dengan munculnya ruam kulit yang khas dan tidak berbahaya, Sindrom Gianotti-Crosti biasanya terjadi setelah infeksi virus tertentu seperti Hepatitis B dan C, Epstein-Barr, atau Cytomegalovirus. Hingga saat ini belum bisa diketahui pasti penyebab munculnya gejala dari sindrom ini.
Baca Juga: Penyebab Umum Alergi Kulit pada Bayi serta Bagaimana Cara Mengatasinya
Berbeda dengan Eksim
Ruam akibat Sindrom Gianotti-Crosti mirip dengan ruam akibat eksim, Bun. Karena itulah pada awalnya Mandy Moore juga menyangka kalau buah hatinya hanya mengalami eksim. Berikut ini beberapa gejala yang umum terlihat pada sindrom Gianotti-Crosti:
- Ruam yang biasanya muncul mendadak sebagai benjolan merah muda atau kemerahan di area tertentu, seperti pipi, bokong, atau kaki.
- Lama-kelamaan ruam menyebar dalam bentuk kelompok atau bercak yang lebih besar.
- Biasanya, anak-anak dengan Sindrom Gianotti-Crosti tidak merasa gatal atau hanya mengalami gatal ringan saja di area ruam.
- Dalam beberapa kasus, benjolan kecil yang terbentuk di bawah kulit yang terkena ruam dapat diraba atau terasa dengan sentuhan tangan.
- Kondisi ruam juga mungkin disertai dengan gejala lainnya seperti demam, sakit tenggorokan, batuk, diare, atau sakit perut.
Sulit Diidentifikasi
Sindrom Gianotti Crosti disebabkan oleh infeksi virus tertentu, terutama virus Hepatitis B dan C, serta virus Epstein-Barr dan Cytomegalovirus. Meskipun terkait dengan infeksi virus, belum ada penjelasan pasti mengapa dan bagaimana sindrom ini berkembang.
Akan tetapi, menurut National Institutes of Health, kondisi itu dianggap sebagai respons hipersensitif terhadap infeksi yang mendasarinya. Hal ini pula yang membuat para ahli berpendapat kalau secara umum ruam ini memang sedikit lebih rumit untuk didiagnosis oleh non-dokter kulit.
Baca Juga: Coba Bikin, Bun! Krim Homemade untuk Atasi Eksim pada si Kecil
Melissa Levoska, dokter kulit dan asisten profesor dermatologi di The Icahn School of Medicine, Mount Sinai, New York, mengatakan bahwa sindrom Gianotti-Crosti memang merupakan jenis penyakit kulit yang tergolong langka. Kondisi yang langka itu sering kali membuat banyak dokter sulit mengidentifikasinya.
Akan sembuh dengan sendirinya
Kabar baiknya, beberapa ahli menyampaikan kalau sindrom ini sebenarnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan tanpa perlu perawatan khusus, Bun. Namun untuk mengurangi ketidaknyamanan, penggunaan obat penenang kulit atau pemberian steroid topikal biasanya dapat menjadi pilihan perawatan dan cukup membantu.
Beberapa tips yang dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan:
- Penggunaan salep atau krim steroid topikal sesuai anjuran dokter spesialis kulit.
- Menghindari dan menghentikan penggunaan minyak, krim, maupun lotion.
- Perhatikan apakah ada tanda-tanda infeksi tambahan pada kulit yang mungkin memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Baca Juga: Kulit Bayi Kering, Bunda Bisa Lakukan 5 Perawatan Ini di Rumah
Karena cukup sulit diidentifikasi, jika ditemukan gejala-gejala yang mengarah pada sindrom ini sebaiknya Bunda segera berkonsultasi ke dokter spesialis kulit sebagai ahli yang mampu mendiagnosis Sindrom Gianotti-Crosti berdasarkan penampilan ruam kulit yang khas dan riwayat infeksi virus sebelumnya. Dalam beberapa kasus, tes darah tambahan mungkin dilakukan untuk memastikan infeksi virus yang mendasari.