Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Dilema Punya ASI Berlebih atau Hiperlaktasi, Bagaimana Mengatasinya?

author
Ruth Sinambela
Senin, 7 Agustus 2023 | 09:57 WIB
Hiperlaktasi dapat menyebabkan Busui tidak nyaman | Shutterstock

Hiperlaktasi adalah kondisi Busui mengalami produksi Air Susu Ibu (ASI) yang berlebihan dan dapat mengganggu kenyamanan serta kesehatan payudara. Umumnya para ibu memiliki kelenjar ASI sebanyak 100-300 ribu. Namun pada kondisi hiperlaktasi, biasanya kelenjar ASI akan melebihi angka tersebut. 

Hal ini ternyata cukup mengganggu, Bun. Meskipun tampak seperti sesuatu yang menguntungkan bagi ibu dan bayi, kenyataannya hiperlaktasi dapat menimbulkan beberapa tantangan. Mulai dari rasa tidak nyaman, kondisi mastitis, hingga bayi tersedak.

Yuk, kenali faktor penyebab, gejala yang mungkin dialami, serta bagaimana sebaiknya mengelola dan mengatasi hiperlaktasi!

Baca Juga: Hati-Hati Risiko Menyusui Sambil Berbaring, Bagaimana agar Tetap Aman?

Genetik hingga Hormonal

Hiperlaktasi terjadi ketika kelenjar susu pada payudara ibu lebih aktif dari biasanya dalam merespons permintaan produksi ASI. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hiperlaktasi pada Busui, antara lain:

  • Perubahan kadar hormon yang diakibatkan efek samping obat-obatan seringkali membuat ibu memiliki kelenjar ASI yang jauh lebih banyak dibanding normal.  
  • Memiliki jumlah kelenjar alveoli yang meningkat hingga 3 kali lipat. Kelenjar alveoli merupakan kelenjar yang memproduksi susu di payudara dan menyimpannya sebelum melewati saluran ke puting susu.
  • Tubuh memproduksi hormon prolaktin berlebih.
  • Memiliki faktor genetik yang secara alami dapat memproduksi ASI lebih banyak dari orang pada umumnya bahkan hingga menyebabkan hiperlaktasi.
  • Kehamilan kembar yang menyebabkan kelenjar susu lebih banyak berkembang dan berdampak pada produksi ASI yang berlebih.

Terlalu sering memompa ASI dan menyusui bisa menjadi salah satu penyebab hiperlaktasi | Shutterstock

Baca Juga: Segera Temui Konselor Laktasi Jika Mengalami ini

Tanda-Tanda Hiperlaktasi

Busui yang mengalami hiperlaktasi mungkin akan mengalami beberapa gejala berikut:

  • Payudara terasa penuh dan tegang karena produksi ASI yang berlebihan.
  • ASI mungkin akan bocor atau menetes keluar dari payudara secara terus-menerus, bahkan setelah menyusui bayi.
  • Ibu mungkin akan terbangun dengan pakaian atau tempat tidur yang basah karena ASI keluar saat tidur.
  • Bayi sering mengalami tersedak dan kesulitan menyusu karena debit ASI yang berlebih.

Mengelola dan Mengatasi Hiperlaktasi

Menghadapi hiperlaktasi dapat menjadi tantangan bagi ibu menyusui. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan mengatasi hiperlaktasi:

  • Menyesuaikan frekuensi dan durasi menyusui agar produksi ASI menjadi lebih teratur. 
  • Menyusui sesuai kebutuhan bayi.
  • Menggunakan pompa ASI sewajarnya atau sesuai kebutuhan.
  • Hindari penggunaan suplemen yang dapat merangsang produksi ASI berlebihan, kecuali atas rekomendasi dokter atau konsultan laktasi.
  • Konsultasikan masalah hiperlaktasi kepada konsultan laktasi yang berpengalaman apabila Bunda membutuhkan saran dan dukungan.

Baca Juga: Manajemen Laktasi dapat Dimulai Sebelum Menyusui, Bun!

Busui yang mengalami hiperlaktasi mungkin mengalami payudara yang penuh dan tegang hingga si kecil menjadi lebih sering mengalami tersedak. Namun jangan khawatir ya, Bun. Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, Busui pasti akan bisa menghadapi hiperlaktasi dengan baik dan menyusui bayi dengan nyaman. 

Apabila hiperlaktasi tidak terlalu mengganggu, Busui bahkan bisa menyumbangkan ASI-nya dan aktif menjadi pendonor ASI. Namun saat Bunda sudah merasa kewalahan, maka sebaiknya segeralah berkonsultasi ke dokter ahli atau konsultan laktasi!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi