You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Muncul Benjolan di Leher Anak? Ini 9 Kemungkinan Penyebabnya

author
Ruth Sinambela
Jumat, 25 Agustus 2023 | 10:58 WIB
Dokter memeriksa benjolan di leher anak | Shutterstock

Benjolan di leher anak tentu akan menjadi hal yang menakutkan bagi orang tua. Meski demikian sebisa mungkin Bunda harus bersikap tenang saat menemukannya. Karena pada dasarnya beberapa kondisi yang menyebabkan benjolan di leher anak bisa bersifat ringan dan tidak berbahaya kok, Bun. Meskipun tentu ada juga yang dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius. 

Penting bagi Bunda dan Ayah untuk memahami penyebab dan gejala yang terkait dengan benjolan di leher si kecil agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam penanganan dan perawatannya. Berikut beberapa penyebab umum munculnya benjolan di leher si kecil!

Baca Juga: Pemerintah Resmi Tetapkan Skrining Hipotiroid Kongenital Sebagai Skrining Wajib Bayi Baru Lahir

Infeksi bakteri atau virus

Penyakit umum seperti flu dan batuk bisa menyebabkan benjolan di leher anak akibat tonsilitis atau radang pada amandel sehingga menimbulkan benjolan di sudut bawah rahang anak, Bun!

Penyakit gondongan atau mumps

Kondisi kesehatan ini ditandai dengan leher yang bengkak disertai rasa sakit pada kelenjar ludah. Penyakit gondongan atau mumps disebabkan oleh paramyxovirus yang dapat menular melalui percikan ludah atau lendir.

Batu kelenjar ludah

Jarang terdengar, namun penyakit batu kelenjar ludah juga dapat menyebabkan benjolan di leher anak. Kondisi ini dapat terjadi akibat penumpukan cairan dari kelenjar ludah yang mengeras hingga menyerupai batu. Meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa, tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya.

Ilustrasi benjolan | Shutterstock

Kelenjar getah bening membengkak

Salah satu penyebab paling umum dari benjolan di leher anak adalah pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh anak dan membantu melawan infeksi. Pembengkakan kelenjar getah bening seringkali merupakan respons tubuh terhadap infeksi bakteri atau virus, seperti pilek, radang tenggorokan, atau infeksi telinga. Pembengkakan biasanya akan mereda setelah infeksi sembuh.

Baca Juga: Muncul Benjolan di Belakang Telinga Anak, Pertanda Apa?

Infeksi kulit

Benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh infeksi kulit, seperti bisul atau abses. Infeksi ini bisa terjadi akibat luka gores atau gigitan serangga yang terinfeksi, dan biasanya disertai dengan kemerahan, nyeri, dan pembengkakan di sekitar benjolan.

Limfadenitis

Limfadenitis adalah kondisi dimana kelenjar getah bening mengalami peradangan akibat infeksi bakteri. Gejalanya meliputi benjolan yang nyeri, merah, dan terasa hangat saat disentuh, Bun.

Kista atau benjolan lemak

Beberapa benjolan di leher anak bisa saja berupa kista, yaitu kantung berisi cairan atau materi yang terbentuk di bawah kulit, atau berupa benjolan lemak (lipoma). Kedua kondisi ini biasanya tidak berbahaya, tetapi sebaiknya diperiksa oleh dokter untuk memastikan diagnosa yang tepat.

Limfadenitis pada anak | SehatFresh.com

Benjolan tiroid

Meskipun jarang terjadi pada anak-anak, benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid, Bunda. Tiroid memproduksi hormon penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika benjolan terjadi pada daerah tiroid, perlu dilakukan evaluasi dan pengujian lebih lanjut oleh dokter ahli agar si kecil segera mendapatkan perawatan yang tepat sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.

Kanker atau tumor

Meskipun jarang, benjolan di leher juga bisa menjadi tanda kanker atau tumor. Misalnya kanker tiroid, limfoma, atau tumor lainnya, juga bisa menyebabkan benjolan di leher. Jika benjolan tidak hilang dalam beberapa minggu atau semakin membesar seiring waktu, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut ya, Bunda!

Baca Juga: Kemenkes: Polusi Udara Picu Kanker Paru-Paru

Meski beberapa kondisi atau faktor penyebab benjolan di leher anak bisa jadi tanda bahaya atau penyakit serius. Perlu diketahui kalau diagnosa haruslah diputuskan oleh dokter ahli setelah melakukan serangkaian pemeriksaan. Maka sebaiknya jangan pernah menyimpulkan atau mengobati kondisi ini sendiri ya, Bun.

Penanganan yang lebih cepat dan tepat oleh ahlinya tentu lebih baik dan bermanfaat karena telah didukung oleh diagnosa dan pemeriksaan penunjang lain yang dapat diyakini kebenarannya!

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi