There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

7 Alasan Adik Kakak Sering Bertengkar yang Perlu Bunda Ketahui

author
Ratih Sukma Pertiwi
Sabtu, 2 September 2023 | 10:00 WIB
Menjadi penengah dan pendengar yang baik sangat penting untuk membantu Bunda mengatasi masalah antar saudara | Shutterstock

Bunda dan Ayah tentu setuju kalau hubungan antara adik dan kakak adalah salah satu ikatan yang unik dan berharga dalam kehidupan keluarga. Ketika memiliki putra atau putri yang saling menyayangi dan mau saling mengalah, bermain bersama, dan suka bercanda, rasanya hidup menjadi lebih enteng dan nyaman ya, Bun. Hal ini tentu wajib disyukuri.

Namun tak dapat dipungkiri, di lain sisi, sering juga hubungan kakak dan adik tak seindah yang diharapkan, bahkan sulit menghindari konflik atau pertengkaran dan perdebatan yang memicu suasana tidak menyenangkan di rumah. Meskipun, juga harus Bunda dan Ayah pahami kalau konflik antara kakak dan adik sebenarnya dapat dihindari sebisa mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan mengenali alasan yang mendasarinya, Bun.

Baca Juga: Kakak Adik Bertengkar, Kapan Orang tua Boleh Ikut Campur?

Persaingan atau sering dibanding-bandingkan

Persaingan antara adik dan kakak umumnya bermula dari perasaan ingin diakui dan dicintai secara setara oleh Bunda dan Ayah, lho. Ketika orangtua secara tidak sengaja membandingkan prestasi dan perilaku mereka, maka dapat menimbulkan perasaan cemburu juga perasaan lemah. Anak mungkin akan merasa kurang dan persaingan pun jadi tak terhindarkan hingga memicu pertengkaran karena ingin membuktikan diri.

Pengaruh lingkungan

Hati-hati, Bun. Lingkungan sosial seperti teman sebaya, sekolah, dan media sosial juga dapat mempengaruhi interaksi antara adik dan kakak. Misalnya dengan membawa perselisihan yang terjadi di luar rumah ke dalam lingkungan keluarga hingga pada akhirnya sering menyebabkan ketegangan dan konflik meski sudah pulang ke rumah.

Perhatian Bunda dan Ayah akan Menentukan Kedekatan Antara Adik dan Kakak | Shutterstock

Pembagian peran dan tanggung jawab

Adik dan kakak sering diharapkan memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam keluarga. Sebagai contoh, kakak mungkin dianggap sebagai figur pelindung, sementara adik diharapkan mengikuti dan patuh pada kakak. Pembagian peran ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dan perasaan tidak adil, Bun. Apalagi anak-anak zaman sekarang cara berpikirnya lebih kritis dan kurang mau diatur. Wajar saja apabila hal seperti ini memicu pertengkaran.

Yang dapat Bunda lakukan adalah dengan mengajak kakak dan adik berbicara dan menjelaskan tentang hak dan kewajiban masing-masing, bukannya membuat batasan seperti adik harus menuruti kakak, kakak harus mengalah pada adik. Melainkan, kakak dan adik bisa kok bermain bergantian dengan suit atau sesuai batas waktu yang sudah ditentukan.

Baca Juga: Parenting Case: 4 Tips Jika Kakak Adik Sering Bertengkar

Perbedaan usia dan perkembangan

Perbedaan usia dan tahap perkembangan yang berbeda antara adik dan kakak tak bisa dipungkiri akan menciptakan kesenjangan minat dan aktivitas. Ketika mereka tidak dapat mencapai kesepakatan tentang kegiatan yang akan dilakukan bersama, maka wajar saja kalau pertengkaran terjadi. Namun bukannya akan selalu demikian ya, Bun.

Untuk menghadapinya, mintalah kedua buah hati Bunda untuk berargumen dengan kata-kata dan sikap yang sopan, serta berbicara seperlunya dan bergantian. Setelah itu, Bunda bisa menjadi penengah dan mengajak anak-anak untuk mendiskusikan jalan keluar bersama.

Perbedaan usia terlalu jauh mungkin dapat membuat perbedaan aktivitas antar anak, namun bukan berarti akan selalu menimbulkan pertengkaran | Shutterstock

Butuh privasi

Keterbatasan privasi dan ruang pribadi dapat menjadi masalah bagi adik dan kakak. Mereka mungkin merasa terganggu dan tidak dihargai ketika harus berbagi kamar atau ruang bersama, hal ini biasanya juga sering menyebabkan pertengkaran.

Emosi yang belum matang

Anak-anak, terutama yang lebih muda, belum sepenuhnya mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi. Karena itulah pertengkaran terjadi karena anak tidak tahu bagaimana mengatasi perasaan frustasi, marah, atau kesal dengan cara yang sehat. 

Dengan demikian, anak sangat membutuhkan pendampingan dan validasi dari Bunda maupun Ayah, sambil perlahan-lahan menjelaskan kepada mereka mengapa pertengkaran bukanlah jalan keluar yang baik dan sebaliknya hanya memperkeruh atau mempersulit situasi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti ya, Bun.

Menginginkan perhatian orang tua

Ketika Bunda dan Ayah sibuk, tak memiliki banyak waktu, biasanya perhatian dan waktu akan terbagi. Keinginan dan kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua inilah yang bisa menjadi pemicu pertengkaran di dalam hubungan kakak dan adik.

Mengatasi pertengkaran dan perselisihan antara adik dan kakak sangat memerlukan pendekatan yang bijaksana dan pengertian dari orangtua, Bun. Maka mulailah dengan mendorong anak untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka, ya. 

Baca Juga: Sibling Rivalry: Kenapa Cuma Adik yang Disayang?

Ajarkan juga bagaimana menciptakan suatu diskusi dan tunjukan kalau diskusi selalu membawa manfaat dan jalan keluar yang lebih baik daripada pertengkaran. Untuk itu, Bunda dan Ayah tentu wajib menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman untuk berkomunikasi, serta memberi contoh dan mengajarkan pada si kecil bagaimana mencegah konflik.

Dan yang paling penting... Dengan pemahaman serta dukungan yang tepat, secara alamiah ikatan di antara adik dan kakak akan tumbuh kuat dan harmonis seiring berjalannya waktu.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi