For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

Viral Bayi 13 Bulan Dikerok karena Masuk Angin

author
Claudia Tari Aplabatansa
Jumat, 22 September 2023 | 10:00 WIB
Viral bayi 13 bulan dikerok lantaran masuk angin || Media |

Kembali viral di sosial media, bayi usia 13 bulan dikerok oleh baby sitternya lantaran sang bayi masuk angin. Video diunggah oleh akun @tia.rochman yang tak lain adalah Ibu dari bayi tersebut. 

Dalam video tersebut terlihat punggung bayi laki-laki tersebut merah kebiruan dengan pola yang tidak beraturan. Tentunya video tersebut mendapat komentar negatif dari netizen, terutama para ibu, karena dianggap dapat membahayakan bayi tersebut.

Viralnya kasus tersebut ditanggapi oleh Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah  Surabaya, Gina Noor Djalilah. Gina yang merupakan dokter spesialis anak menuturkan, kerokan adalah aktivitas memberikan gesekan atau parutan di kulit, dengan harapan aktivitas ini dapat menimbulkan pelebaran pembuluh darah kulit sehingga timbul rasa nyaman pada tubuh. Namun kerokan tidak disarankan pada anak-anak apalagi bayi di bawah satu tahun.

Asal Usul Kerokan 

Kerokan merupakan salah satu teknik pengobatan tradisional dari China yang bermula pada sekitar abad ke 5 kemudian merambah ke beberapa negara di Asia lain, termasuk Indonesia. Kerokan merupakan teknik yang dipercaya untuk mengeluarkan “angin” pada tubuh.

Para leluhur zaman dahulu mungkin belum mengetahui bahwa kerokan sama halnya dengan praktik fisika, yaitu dengan cara menggosokkan logam ke kulit secara berulang kali sehingga mampu menghasilkan energi berupa panas yang menyebabkan suhu tubuh menjadi naik atau terasa hangat setelah dikerok.

Baca juga: Kenali Red Flag Anak Demam dan Harus Segera Dibawa ke Dokter!

Amankah Kerokan pada Bayi?

Umumnya masuk angin pada bayi ditandai dengan sejumlah gejala, seperti rewel, demam, kembung, dan bahkan gejala flu seperti hidung mampet. Kerokan dipercaya oleh sebagian orang tua di Indonesia menjadi pengobatan tradisional mengatasi masuk angin pada bayi.

Namun sebelum melakukannya, Bunda perlu mengetahui bahwa kulit bayi sangat berbeda dari kulit orang dewasa. Kondisi kulit bayi yang sensitif sangat memungkinkan akan mengalami iritasi apabila terjadi gesekan akibat kerokan. 

Selain itu, pinggir koin kerokan yang tidak selalu tumpul berpotensi menimbulkan luka pada kulit si kecil. Kuman dan bakteri pun bisa masuk dengan mudah. Bagaimana jika mengerok dengan bawang merah? Jawabannya, tetap tidak disarankan, Bun. Bawang merah berpotensi membuat kulit bayi iritasi dan kemerahan. 

Terdapat cara yang lebih aman atasi gejala masuk angin || Shutterstock |

Cara Lain Atasi Gejala-Gejala Masuk Angin pada Anak

Ada beberapa tips alami yang tentu lebih aman untuk atasi gejala masuk angin pada si kecil, yaitu:

1. Kompres dahi si kecil dengan air bersuhu hangat saat sedang tidur.

2. Lakukan cuci hidung dengan saline water untuk mengurangi hidung tersumbat.

3. Gunakan humidifier di kamar anak untuk meningkatkan kelembapan udara.

Baca juga: Bedanya Rubeola, Rubella, dan Roseola. Bunda Harus Paham Betul, nih!

4. Oleskan petroleum jelly di kulit hidung bagian bawah untuk mengatasi iritasi kulit akibat penggunaan tisu terlalu sering selama flu.

5. Mandi air hangat untuk membantu menurunkan suhu tubuh si kecil. 

6. Mengoleskan balsam bayi atau minyak penghangat untuk bayi, seperti minyak telon, pada bagian perut, punggung, dan telapak kaki.

 

Nah, Bun, setelah mengetahui rekomendasi yang tepat dan akibat yang bisa timbul karena kerokan, masih mau mengerok si kecil? 

Penulis Claudia Tari Aplabatansa
Editor Ratih Sukma Pertiwi