We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Mengenal Clitoral Atrophy, Kondisi Ketika Klitoris Mengalami Penurunan Fungsi

author
Ruth Sinambela
Kamis, 12 Oktober 2023 | 10:00 WIB
clitoral atrophy dapat disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun penyakit imunitas. | Shutterstock

Klitoris pada vagina merupakan organ seksual yang sangat penting untuk memberikan kepuasan seksual bagi kaum perempuan. Sayangnya, perubahan dalam ukuran dan fungsinya dapat memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup dan seksual seseorang. 

Hal ini dalam istilah medis dikenal sebagai clitoral atrophy, yaitu saat jaringan klitoris mengalami penurunan ukuran dan fungsi secara signifikan sehingga pada akhirnya mengalami penurunan rasa puas bagi perempuan saat berhubungan seks, bahkan tidak merasakannya sama sekali, Bun!

Agar Bunda bisa lebih mengenal dan mengantisipasi kondisi ini, yuk kita bahas lebih lanjut tentang penyebab, gejala, serta cara menangani clitoral atrophy berikut ini!

Pengaruh Hormon hingga Penyakit Autoimun

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan clitoral atrophy, termasuk perubahan hormonal yang terjadi selama berbagai tahap dalam kehidupan kaum perempuan, Bun. Beberapa kondisi medis yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dan menyebabkan clitoral atrophy antara lain:

  • Kurangnya aktivitas seksual.
  • Menopause, yaitu perubahan hormonal terutama penurunan kadar testosteron dan estrogen saat menopause sehingga mengakibatkan penurunan aliran darah ke klitoris dan berkurangnya kelembapan pada vagina, dan pada akhirnya dapat menyebabkan clitoral atrophy.
  • Pembedahan atau pengangkatan ovarium yang tentu saja akan mempengaruhi fungsi ovarium serta mengakibatkan perubahan drastis dalam tingkat hormon, yang dapat mempengaruhi klitoris.
  • Terapi hormon yang digunakan pada pengobatan tertentu, misalnya terapi hormon untuk kanker payudara.
  • Sindrom Sjogren, yaitu salah satu penyakit autoimun dimana tubuh menyerang jaringan yang menghasilkan kelembapan, termasuk klitoris.

Baca juga:  6 Cara Redakan Keluhan Varises Vagina Saat Hamil

Melakukan pola hidup sehat bisa menjadi salah satu solusi mengatasi clitoral atrophy | Shutterstock

Gejala Clitoral Atrophy 

Gejala clitoral atrophy dapat berdampak pada kualitas hidup seksual wanita. Beberapa gejala yang mungkin dialami, misalnya:

  • Penurunan sensitivitas. Padahal klitoris merupakan organ paling sensitif pada tubuh wanita, Bun. Hal ini tentu akan mengakibatkan penurunan sensitivitas seksual, yang pada akhirnya dapat mengganggu kemampuan mencapai orgasme.
  • Nyeri seksual akibat kurangnya pelumasan dan kekeringan pada vagina yang terkait dengan clitoral atrophy.
  • Gatal, kemerahan, atau iritasi pada daerah genital.
  • Klitoris yang mengalami atrophy mungkin akan tampak lebih kecil atau mengalami perubahan bentuk, Bun!

Baca juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Vagina

Pengobatan dan penanganan

Jika Bunda mengalami gejala clitoral atrophy seperti yang telah kita bahas sebelumnya, penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis, yaitu dokter spesialis kebidanan dan ginekologi, untuk bisa memeriksa dan memberikan diagnosa yang tepat dan cepat akan kondisi yang dialami, Bun.

Meski demikian untuk Bunda ketahui, biasanya dokter spesialis kebidanan mungkin menyarankan beberapa langkah berikut:

  • Terapi hormon untuk membantu mengembalikan keseimbangan hormonal dan merangsang pertumbuhan jaringan klitoris, misalnya terapi estrogen.
  • Penggunaan pelumas vagina yang sesuai untuk membantu mengatasi kekeringan dan nyeri saat berhubungan seksual.
  • Olahraga pelvic floor juga menjadi salah satu saran yang bisa dipertimbangkan, Bun. Latihan otot dasar panggul memang telah terbukti dapat membantu meningkatkan aliran darah ke daerah genital dan mendukung kesehatan seksual.
  • Olahraga kardiovaskular dapat merangsang aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk klitoris.
  • Membicarakan secara terbuka dengan pasangan tentang perubahan yang Bunda alami juga sangat penting! Dengan demikian Bunda dan Ayah dapat mencari cara bersama untuk mempertahankan hubungan seksual yang sehat dan memuaskan bagi kedua belah pihak.

Baca juga: Nyeri Paskaorgasme, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Clitoral atrophy adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan seksual kaum perempuan, khususnya saat mulai menjalani menopause. Namun tak perlu khawatir, Bun. Karena dengan perawatan yang tepat dan dukungan medis yang sesuai, sudah banyak perempuan yang berhasil mengelola gejala clitoral atrophy dan mempertahankan kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan bersama-sama pasangannya. 

Untuk itu, penting agar Bunda yang mengalaminya segera mencari bantuan medis dan ingatlah bahwa Bunda tidak sendirian dalam menjalani situasi ini. Minta juga dukungan dari pasangan, karena hal terbesar yang Bunda butuhkan untuk menghadapi dan menjalaninya adalah hal tersebut, semangat!

 

Referensi:

https://www.healthline.com/health/womens-health/clitoral-atrophy

https://kumparan.com/kumparanwoman/mengenal-clitoral-atrophy-kondisi-saat-klitoris-tak-respons-rangsangan-seksual-214W0VGcYcu/full?

Penulis Ruth Sinambela
Editor Ratih Sukma Pertiwi