Bun, sudah tahu kabar tentang anak selebriti Zaskia Adya Mecca, Kana Sybilla (12), yang beberapa waktu lalu mengalami sakit telinga karena terlalu sering memakai earphone?
Melalui akun Instagramnya, Zaskia membagikan kabar bahwa Sybill mengalami sakit telinga selama lebih dari seminggu. Karena sudah sangat mengganggu aktivitas sang anak, Zaskia pun membawanya ke dokter THT.
Dari hasil pemeriksaan dokter, telinga Sybill mengalami iritasi. Penyebabnya adalah penggunaan earphone yang berlebihan selama ini.
“Dasar telinganya iritasi dan luka, penyebabnya benar aja kekhawatiranku selama ini, dari earphone,” tulis Zaskia di akun Instagramnya.
Duh, ternyata efeknya mengerikan ya, Bun! Lantas bagaimana sebetulnya aturan penggunaan earphone yang tepat agar tidak menyebabkan gangguan pada telinga anak?
Memang belum ada referensi yang menyebutkan batasan usia untuk menggunakan earphone. Namun beberapa literatur menyebutkan bahwa penggunaan earphone harus diatur volume dan durasinya demi keamanan kesehatan telinga, terlebih anak-anak.
Baca juga: Berapa Volume Suara Maksimum untuk Anak Menurut WHO?
Volume Suara yang Aman untuk Anak
Jika si kecil hobi menggunakan earphone, earbuds atau headset ada beberapa aturan yang sebaiknya dipahami dan diikuti:
1.Hindari penggunaan earphone pada anak berusia di bawah 2 tahun. Semakin lama menunda semakin baik.
2.Memutar volume suara hanya 60% dari volume suara maksimal.
3.Batasi pemakaian earphone maksimal 60 menit sehari.
4.Hindari bergantian menggunakan earphone karena bisa menyebabkan perpindahan kuman dan bakteri.
5.Menurut World Health Organization (WHO) dan The American Academy of Pediatrics (AAP), volume suara maksimum untuk anak adalah 85 desibel (dB). Namun volume suara 85 dB pun hanya boleh digunakan dalam jangka waktu terbatas.
Beberapa contoh level suara yang umum:
- Suara bisikan: 30 dB
- Percakapan normal: 60 dB
- Lalu lintas sibuk: 70-85 dB
- Film bioskop rata-rata: 75-85 dB
- Film bioskop action: 95-100 dB
- Konser musik keras: > 100 dB
- Tempat hiburan anak: 96-110 dB
- Suara pesawat lepas landas: 130 dB
6.Waspadai tanda-tanda gangguan pendengaran pada anak, seperti telinga berdengung, terasa nyeri dan kemerahan.
Baca juga: Suara Bising Dapat Memberi Dampak Negatif untuk Perkembangan Otak Bayi?
Risiko Volume Suara Tinggi
Mengutip dari International Herald Tribune, efek mendengarkan suara yang telalu keras secara terus menerus adalah iritasi telinga hingga gangguan pendengaran. Selain itu ada beberapa dampak negatif kesehatan yang harus kita perhatikan, yaitu:
- Gangguan pendengaran akibat rusak atau hancurnya rambut-rambut kecil pada rumah siput (koklea) di dalam organ pendengaran. Dalam kondisi parah bisa menyebabkan hilangnya kemampuan mendengar.
- Tuli sesaat
- Telinga berdengung
- Infeksi telinga
- Mengganggu siklus tidur normal.
- Meningkatkan risiko fibrilasi atrium atau denyut jantung tidak beraturan dan semakin cepat.
- Peningkatan tekanan darah.
- Pusing dan mual
- Memicu tubuh untuk meningkatkan hormon stres.
Tidak dapat dipungkiri, sekarang ini penggunakan earphone telah menjadi kebutuhan dalam beraktivitas sehari-hari. Namun Ayah dan Bunda juga perlu untuk mengawasi dan membatasinya demi kesehatan anak-anak.
Sumber:
https://hellosehat.com/tht/telinga/bahaya-headset/