Curhatan seorang ibu yang hamil lagi usai menjalani KB steril menarik banyak perhatian. Sang ibu di akun TikTok @kharismashera ini mengaku telah menjalani KB steril potong atau ligasi tuba setelah kehamilan keempat. Namun berselang beberapa bulan kemudian ia dinyatakan positif hamil.
KB steril selama ini memang dianggap sebagai metode kontrasepsi yang paling efektif dan permanen, Bun. Namun faktanya, KB steril tidak menjamin seratus persen Bunda tidak hamil. Menurut WebMD, masih terdapat kemungkinan gagal dari jenis kontrasepsi ini, yaitu >1 dari 100 perempuan yang bisa kembali hamil setelah satu tahun operasi.
Penyebab Hamil Meski Sudah Steril
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang perempuan yang sudah menjalani KB steril tetap hamil, yaitu:
1.Saluran tuba yang terpotong atau terikat kembali tersambung sehingga mengembalikan masa subur.
2.Keampuhan metode bedah yang digunakan, misalnya:
-Metode potong dan ikat dengan benang khusus.
-Metode ditutup dengan pita atau klip.
-Metode cauterized, yaitu ditutup rapat dengan arus listrik.
3.Terdapat kesalahan pada prosedur operasi.
4.Faktor usia saat KB steril.
Ternyata semakin muda usia saat melakukan KB steril, maka kemungkinan terjadi kehamilan lebih besar.
Baca juga: Ingin Menunda Kehamilan? Ketahui dulu Berbagai Macam KB Berikut Ini!
Dua Metode KB Steril
Prosedur operasi steril sebetulnya dalam dilakukan pada laki-laki maupun perempuan dengan tujuan mencegah seseorang memiliki anak. Pada laki-laki, operasi steril disebut vasektomi, sedangkan pada perempuan disebut ligasi tuba. Di Amerika Serikat, perempuan usia produktif bahkan lebih memilih KB steril daripada pil. KB steril juga bermanfaat untuk menurunkan risiko kanker ovarium.
Umumnya, terdapat dua metode KB steril pada perempuan:
1.Metode implan tuba
Dilakukan tanpa operasi dengan cara memasukkan dua logam kecil (essure) ke dalam tuba falopi melalui vagina dan serviks. Masing-masing tuba falopi diisi satu logam. Logam ini akan mengiritasi lapisan tuba falopi dan meninggalkan bekas luka yang lama kelamaan dapat menutup tuba falopi dan mencegah sperma masuk untuk membuahi sel telur.
Butuh waktu 3 bulan untuk tuba falopi menutup sempurna, Bun, sehingga selama periode tersebut Bunda masih membutuhkan alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan, misalnya kondom atau pil KB.
Baca juga: Benarkah Alat Kontrasepsi Hormonal Menurunkan Gairah Seksual?
2.Metode ligasi tuba
Dilakukan melalui operasi pemotongan, pengikatan, atau penutupan saluran tuba falopi). Alhasil, sel telur tidak akan bertemu sperma sehingga tidak terjadi pembuahan.
Yang Harus Diperhatikan Sebelum KB Steril
1.KB steril tidak akan memengaruhi kadar hormon, menstruasi, dan gairah seks.
2.KB steril tidak dapat mencegah penularan penyakit seksual.
3.Umumnya dilakukan pada perempuan berusia di atas 35 tahun, sudah memiliki anak, dan atas persetujuan kedua belah pihak pasangan.
4.Pertimbangkan dengan matang sebelum melakukan KB steril. Tingkat kehamilan setelah prosedur ini berkisar 75% namun tergantung juga pada beberapa hal, seperti usia, metode steril yang digunakan, ada tidaknya jaringan parut.
Baca juga: Gejala Kehamilan Ektopik yang Bisa Dirasakan Bumil
5.Ligasi tuba dapat berisiko kehamilan ektopik, meski hal ini jarang terjadi. Kehamilan ektopik adalah kondisi sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh bukan di tempat selain rahim, misalnya di saluran tuba.
Sebuah penelitian menemukan bahwa sepertiga dari kehamilan pasca ligasi tuba bersifat ektopik. Tanda-tanda kehamilan ektopik, antara lain perdarahan bukan saat menstruasi, sakit perut hebat, nyeri panggul, sakit kepala, pingsan.
6.Tetap lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan meski KB steril dianggap permanen.
Referensi:
https://www.webmd.com/sex/birth-control/pregnancy-after-tubal-ligation
https://www.alodokter.com/sterilisasi-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://www.alodokter.com/cegah-kehamilan-secara-permanen-dengan-kb-steril