Keep your face always toward the sunshine, and shadows will fall behind you
Walt Whitman

Kapan Anak Dikategorikan Diare dan Bagaimana Mengatasinya?

author
Ratih Sukma Pertiwi
Selasa, 2 Januari 2024 | 10:00 WIB
Cegah diare dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar anak. | Shutterstock

Si Kecil mengeluh sakit perut dan fesesnya lebih cair dari biasanya. Terkena diare atau bukan, ya?

Diare merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang anak-anak. Ditandai dengan buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses lebih lunak dari biasanya bahkan cair, sebanyak ≥ 3 kali dalam 24 jam.

Pada anak-anak, diare sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu dapat juga karea infeksi bakteri atau parasit, keracunan makanan, alergi, efek samping obat, dan gangguan penyerapan makanan. Kebersihan diri dan lingkungan juga berpengaruh terhadap kemunculan diare.

Jenis Diare

Diare dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1.Diare Cair Akut

-Berlangsung beberapa jam hingga kurang dari tujuh hari.

-BAB lebih banyak air/cair

-Umumnya disebabkan oleh Rotavirus, Norovirus, Vibrio cholera

2.Diare Berdarah (Disentri)

-Berlangsung 3-7 hari

-BAB disertai darah dan lendir

-Umumnya disebabkan oleh Entamoeba histolytica, Shigella, Campylobacter, Salmonella, Schistosoma mansoni

Baca juga: Bolehkah Si Kecil Mengonsumsi Susu Saat Diare?

3.Diare Persisten

-Berlangsung ≥ 14 hari

-Berkaitan dengan malnutrisi dan infeksi

-Umumnya disebabkan oleh Salmonella, Shigella, Listeria, Escherichia coli

4.Diare Kronik

-Berlangsung 30 hari atau lebih

-Umumnya disebabkan oleh Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporidium spp

Segera periksakan ke dokter jika anak memperlihatkan red flag diare. | Shutterstock

Gejala dan Red Flag Diare yang Perlu Diperhatikan

Selain BAB cair, diare memiliki gejala umum seperti perut kembung, nyeri perut, mual, muntah, dan lemas.

Jika sudah semakin parah, diare bisa membahayakan keselamatan anak. Oleh karena itu, Bunda wajib tahu apa saja red flag diare sehingga dapat segera membawa anak ke dokter.

1.Anak semakin lemas karena tidak mau makan dan minum.

2.Memperlihatkan tanda-tanda dehidrasi, seperti nadi melemah, ubun-ubun cekung, bibir kering, kehausan, sakit kepala, menangis tanpa air mata, mata cekung, bernapas cepat, sering mengantuk, badan dingin, jarang atau tidak buang air kecil.

3.Mengalami gangguan kesadaran.

4.Muntah berwarna hijau atau berdarah.

5.Rewel berlebihan.

6.Mengalami demam, terutama di atas 40oC

Baca juga: BRATY Diet untuk Si Kecil Saat Diare

Langkah-Langkah Pengobatan Diare di Rumah

Jika anak mengalami diare tanpa dehidrasi, maka perawatan di rumah boleh dilakukan. Namun jika anak mengalami dehidrasi, sebaiknya segera bawa ke rumah sakit, ya, Bun.

Bagaimana cara mengobati anak diare di rumah?

1.Beri cairan lebih banyak dari biasanya

-Jika masih menyusu ASI, teruskan ASI lebih sering dan lebih lama.

-Beri oralit sampai diare berhenti.

  • Usia < 1 tahun: 50-100 ml setiap kali BAB
  • Usia > 1 tahun: 100-200 ml setiap kali BAB

-Jika muntah saat diberi oralit, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.

2.Beri zinc selama 10 hari berturut-turut meski diare sudah berhenti,

Obat zinc untuk anak ada yang berbentuk sirup maupun tablet dapat dibeli di apotek.

  • Usia < 6 bulan: 10 mg per hari
  • Usia > 6 bulan: 20 mg per hari

Baca juga: 7 Kelompok Makanan yang Aman Saat Bayi Diare

3.Beri anak makanan bergizi dan konsistensi lembut yang ditingkatkan bertahap.

-Beri anak makan sesuai kebutuhan sesuai menu saat anak sehat.

-Makanan kaya kalium, seperti sari buah segar, pisang, dan air kelapa hijau boleh diberikan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam).

-Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan.

-Hindari makanan berlemak atau berminyak, sayuran mengandung gas seperti brokoli, jagung, kacang polong, makanan pedas, makanan olahan, makanan siap saji, dan minuman bersoda.

4.Antibiotik hanya diberikan atas rekomendasi dokter sesuai indikasi.

5.Segera periksakan anak ke dokter jika:

-BAB cair lebih sering

-Muntah berulang

-Kehausan/dehidrasi

-Makan dan minum sangat sedikit

-Timbul demam

-Feses berdarah

-Diare tidak membaik dalam 3 hari

Dengan penanganan yang tepat, diare pada anak dapat disembuhkan. Jangan lupa, lengkapi imunisasi anak, biasakan hidup sehat seperti rutin mencuci tangan serta konsumsi makanan sehat, dan jaga kebersihan lingkungan sekitar anak.

 

 

Referensi:

World Health Organization. Treatment of Diarrhoea: A manual for physician and other senior health workers. WHO: Geneva; 2005.

World Health Organization/ Unicef Joint Statement. Clinincal management of acute diarrhoea. 2004. p2-5.

https://www.webmd.com/children/diarrhea-treatment

Shane AL, Mody RK, Crump JA, Tarr PI, et al. 2017 Infectious Diseases Society of America clinical practice guidelines for the diagnosis and management of infectious diarrhea. Clin Infect Dis. 2017;65(12):e45-80.

Hartman S, Brown E, Loomis E, Russell HA. Gastroenteritis in children. Am Fam Physician. 2019;99(3):159-65.

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi