Penyakit alergi pada anak kerap membuat orang tua khawatir. Terlebih jika anak memperlihatkan gejala alergi yang cukup mengganggu kesehariannya, seperti eksim, asma, dan rhinitis alergi. Tes alergi dilakukan untuk mempermudah dokter dan orang tua mengetahui penanganan alergi yang tepat.
Terdapat beberapa jenis tes alergi yang dapat dilakukan di Indonesia, termasuk pada anak-anak. Namun, kapan tes alergi dilakukan dan jenis tes alergi apa yang dipilih sebaiknya ditentukan oleh dokter, setelah dilakukan pemeriksaan dan diskusi dengan orang tua pasien.
Tes alergi bertunjuan untuk menemukan berbagai macam alergen yang menjadi penyebab masalah pada anak. Dua jenis tes alergi yang dapat dilakukan pada anak adalah:
1.Tes Tusuk Kulit (Skin Prick Test)
Alergen yang umum diuji adalah protein susu sapi, telur, kacang, kedelai, gandum, makanan laut, serbuk sari, jamur, dan serangga (misalnya tungau debu). Lokasi tusuk kulit umumnya di lengan bawah atau punggung.
Usia terendah pada tes tusuk kulit adalah 4 bulan dan pasien tidak mengonsumsi obat alergi antihistamin minimal 3 hari. Tes ini menggunakan jarum kecil dan tidak menembus dalam, namun pada anak-anak yang berusia kecil mungkin menimbukkan ketidaknyamanan.
Baca juga: Kata Dokter: 4 Langkah Penanganan Alergi Makanan Pada Anak
Kelebihan Uji Tusuk Kulit
- Hasil pemeriksaan cepat, tidak lebih dari 15 menit.
- Banyak allergen yang dapat diperiksa.
- Hasil dapat dipastikan dengan mudah, berupa reaksi kulit.
Kekurangan Uji Tusuk Kulit
- Hasil dapat dipengaruhi oleh pemberian obat-obatan tertentu.
- Mudah terjadi positif palsu (misalnya jika berdarah saat penusukan, jarak uji terlalu singkat).
- Dapat berpotensi terjadinya reaksi anafilaksis (reaksi alergi yang parah dan mengancam nyawa).
- Sulit dilakukan pada anak dengan dermatitis yang luas.
Tahapan umum tes tusuk kulit:
- Dokter membersihkan area kulit yang akan ditusuk.
- Kulit digores sehingga alergen masuk ke bawah permukaan kulit.
- Dokter menyuntikkan sejumlah kecil ekstrak alergen yang dicurigai.
- Dokter mengamati reaksi alergi dan hasilnya terlihat sekitar 15 menit kemudian.
Baca juga: 4 Pemicu Alergi Yang Sering Diabaikan
2.Tes Tempel (Atopy Patch Test)
Tes tempel alergi merupakan tes alergi kulit yang dapat dilakukan untuk kasus alergi makanan yang menyebabkan dermatitis atopik atau eksim. Tes ini dilakukan menggunakan tempelan khusus pada punggung.
Lembaran tes tempel mengandung sejumlah ekstrak alergen, diantaranya makanan (susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, tepung gandum), lateks, pengawet.
Yang juga perlu diperhatikan saat melakukan uji tempel:
1.Tidak menggunakan obat steroid topikal dan antihistamin minimal 5 hari.
2.Area pemeriksaan (punggung) harus bebas dari luka dan tidak terkelupas.
3.Lembar tes tempel akan dibuka setelah 48 jam, sehingga dalam jangka waktu tersebut anak tidak diperbolehkan mandi dan melakukan aktivitas yang menyebabkan tubuh berkeringat.
4.Penilaian hasil dilakukan dua kali. Pertama pada 30-60 menit setelah pelepasan lembar tes tempel. Kedua setelah 72-96 jam setelahnya.
Baca juga: Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa Pada Anak, Apa Bedanya?
Kelebihan Tes Tempel:
- Tidak ada risiko reaksi anafilaksis.
- Dapat memprediksi kasus alergi pasien dengan reaksi tipe lambat yang sulit didiagnosis secara klinis.
Kekurangan Tes Tempel:
- Hasilnya relatif lama.
- Rasa tidak nyaman.
- Aktivitas anak dibatasi.
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/allergy-tests/about/pac-20392895
https://nutriciaprofessional.id/visual-interactive/pemeriksaan-alergi-pada-anak