We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Ketahui Gejala Batu Ginjal dan Makanan yang Bisa Memicunya

author
Ratih Sukma Pertiwi
Senin, 8 Januari 2024 | 15:48 WIB
Nyeri intens pada bagian pinggang dan bawah punggung menjadi salah satu gejala penyakit batu ginjal. | Shutterstock

Akhir tahun 2023 ramai dibicarakan di media sosial, Xiao-yu, seorang wanita usia 20-an di Taiwan harus menjalani operasi pengangkatan lebih dari 300 batu ginjal yang ukurannya bervariasi, antara 5 mm hingga 2 cm. Xiao-yu dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam dan nyeri hebat di bagian punggung bawah. 

Lewat pemeriksaan USG, diketahui ginjal kanannya bengkak karena berisi cairan dan banyak batu. Menurut ahli urologi yang menanganinya, kondisi ini salah satunya disebabkan Xiao-yu tidak suka minum air putih dan lebih memilih teh boba.

Apa Itu Batu Ginjal?

Batu ginjal (nefrolitiasis) terbentuk karena adanya endapan padat yang menumpuk dan lama-kelamaan mengeras di dalam ginjal. Endapan tersebut berasal dari zat kimia, seperti kalsium, fosfor, dan asam oksalat yang ada di dalam urine dan sangat sulit hancur. Batu ginjal dapat berpindah tempat dan terjadi di sepanjang saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra).

Ukuran batu ginjal beragam, mulai dari seukuran butiran pasir hingga seukurang kacang polong. Jika ukuran batu sangat kecil, maka umumnya dapat keluar sendiri melalui urine tanpa menimbulkan rasa sakit. Namun jika ukuran batu ginjal cukup besar, maka dapat tersangkut pada saluran urine dan menyebabkan nyeri hebat di bagian pinggang.

Baca juga: Anna Kendrick Kena Batu Ginjal, Ini Gejalanya

Apa Penyebab Batu Ginjal?

Batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti konsumsi makanan yang tinggi kalsium dan natrium (garam), juga efek samping obat-obatan tertentu seperti vitamin C dosis berlebih yang meningkatkan kadar oksalat dalam tubuh.

Selain itu batu ginjal ternyata juga bisa disebabkan oleh kekurangan asupan cairan, Bun. Nah, hal ini yang terjadi dialami oleh Xiao-yu. Jadi, pastikan untuk selalu memenuhi asupan cairan harian Bunda dan keluarga.

Beberapa faktor juga dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal, seperti:

-Riwayat keluarga

Jika keluarga Bunda ada yang mengidap batu ginjal, Bunda pun memiliki risiko tersebut.

-Usia

Biasanya terjadi pada rentang usia 30-50 tahun.

-Obesitas

Ternyata berat badan berlebih juga berkaitan dengan peningkatakn risiko batu ginjal.

-Kondisi medis tertentu

Misalnya, infeksi saluran kemih berulang, radang usus, diare kronis, dan sebagainya.

Batu ginjal merupakan endapan padat yang mengeras di ginjal, yang berasal dari zat kimia dalam urine yang sulit hancur. | Shutterstock

Apa Saja Gejala Batu Ginjal?

Menurut Mayo Clinic, gejala-gejala batu ginjal dapat bervariasi pada setiap orang, namun umumnya sebagai berikut:

-Nyeri intens pada bagian pinggang atau bagian bawah punggung.

-Nyeri yang menjalar ke perut dan selangkangan.

-Demam dan menggigil selama beberapa hari.

-Mual dan muntah

-Urine berwarna keruh, pekat, bahkan kemerahan.

-Rasa sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil.

-Lebih sering buang air kecil dari biasanya namun urine keluar sedikit-sedikit.

Baca juga: Memelihara Kesehatan Ginjal Anak agar Terhindar dari PGK

Makanan Apa yang Harus Dihindari untuk Mencegah Batu Ginjal?

Untuk mencegah penyakit ini, pola makan pun harus diperhatikan, Bun.

1.Perbanyak minum air putih

Cairan yang cukup dalam tubuh dapat melancarkan aliran urine. Batu ginjal yang berukuran cukup kecil pun bisa mengalir lancar bersama urine tanpa menimbulkan rasa sakit.

2.Batasi makanan tinggi garam (natrium).

Contohnya adalah makanan instan dan makanan cepat saji. Kandungan natriumnya dapat meningkatkan penumpukan kalsium dalam urine yang memicu pembentukan batu ginjal. Peningkatan kadar natrium juga dapat menurunkan pengeluaran sitrat di ginjal sehingga pH urine lebih asam dan meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.

Berapa asupan garam harian yang dianjurkan? Untuk penderita batu ginjal sebaiknya batasi asupan garam menjadi 1,5 gram per hari, atau sama dengan sekitar sepertiga sendok teh.

3.Batasi asupan protein hewani

Ternyata protein hewani dapat mengubah pH urine menjadi asam yang berisiko meningkatkan pembentukan batu ginjal. Contohnya daging unggas, telur, daging merah, dan makanan laut. Sebagai gantinya, Bunda bisa mengonsumsi protein nabati. Namun pastikan Bunda berkonsultasi pada dokter dulu.

4.Batasi makanan tinggi oksalat

Contohnya adalah bayam, ubi jalar, buah bit, cokelat, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Senyawa ini dapat memicu endapan pada ginjal.

5.Batasi makanan tinggi gula

Kelebihan gula dapat menyebabkan berat badan meningkat cepat. Jenis gula yang sering ditemukan dalam makanan dan minuman adalah sukrosa dan fruktosa. Keduanya dapat meningkatkan pengeluaran asam urat, kalsium fosfat, dan kalsium oksalat yang merupakan senyawa pembentuk batu ginjal.

Salah satu makanan tinggi kadar gula yang umumnya dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan pokok adalah nasi putih, Bun. Dari skor 1-100, makanan yang tergolong memiliki indeks glikemik tinggi berada pada skor di atas 70, dan nasi putih memiliki skor indeks glikemik sekitar 69-70. Itu berarti kandungan gula dalam nasi putih dapat menyebabkan lonjakan gula dalam darah tak lama setelah dikonsumsi. Bukan berarti Bunda tidak bisa mengonsumsinya, namun hindari porsi berlebihan. Atau, Bunda bisa menurunkan kadar gula dalam nasi putih dengan cara ini.

 

Nah, semoga informasi ini membantu ya, Bun. Pastikan pola makan kita sehat dan seimbang agar terhindar dari risiko penyakit batu ginjal. Jika mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, sebaiknya segera berperiksakan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan fisik, pengobatan, dan perawatan yang tepat.

 

 

Sumber:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-stones/symptoms-causes/syc-20355755

https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-batu-ginjal

https://www.detik.com/jabar/kuliner/d-7101134/ngeri-300-batu-ginjal-bersarang-di-gadis-berusia-20-tahun-ini

 

Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi