Kasus polio ditemukan di Klaten, Jawa Tengah serta Pamekasan dan Bangkalan, Jawa Timur. Gejala yang diperlihatkan adalah demam yang diikuti gejala sulit berjalan dan menderita kelumpuhan.
Polio merupakan virus yang termasuk dalam golongan Human enterovirus yang masuk melalui mulut atau hidung, lalu menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah, serta berkembang dalam usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita, percikan air liur penderita, atau konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi virus tersebut.
Virus Polio Menyerang Otot
Umumnya virus polio ini menyerang anak-anak balita, terlebih yang belum mendapatkan imunisasi. Selain itu, virus polio juga mudah menyerang beberapa populasi berikut ini:
- Ibu hamil
- Orang tua
- Orang dengan daya tahan tubuh lemah
- Tinggal di daerah yang akses air bersihnya terbatas
- Kontak erat dengan orang yang terinfeksi virus polio
- Melakukan perjalanan ke daerah yang mengalami wabah polio
Virus polio menyerang sel-sel saraf pada sumsum tulang belakang dan batang otak yang mengontrol pergerakan otot, termasuk otot-otot untuk bernapas.
Gejala anak yang terinfeksi virus polio mirip-mirip dengan beberapa penyakit umum seperti influenza, yaitu sakit tenggorokan, demam, kelelahan, mual, sakit kepala, dan sakit perut. Gejala ini umumnya berlangsung selama 2-5 hari.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan KLB Polio di Aceh, Vaksinasi Massal Akan Segera Dilaksanakan
Jika gejala lebih serius, maka bisa terjadi infeksi pada tulang belakang atau otak serta kelumpuhan pada lengan dan kaki, cacat permanen, gagal napas, hingga kematian.
Bisakah virus polio disembuhkan? Ternyata, meski anak-anak bisa pulih namun tidak sepenuhnya. Biasanya anak yang pernah terpapar virus polio akan mengalami nyeri otot, kelemahan, hingga kelumpuhan yang muncul saat dewasa, atau disebut sebagai sindrom pascapolio yang muncul sekitar 30 tahun sejak infeksi pertama.
Dua Jenis Polio
Berdasarkan gejala yang muncul, polio ada dua jenis, yaitu polio nonparalisis dan polio paralisis.
1.Polio nonparalisis
Merupakan jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio jenis ini bersifat ringan, seperti demam, radang tenggorokan, sulit menelan, muntah, sakit kepala, otot lemah, kaku pada leher dan punggung, nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai.
Gejala polio nonparalisis berlangsung selama 1-10 hari dan akan hilang dengan sendirinya.
2.Polio paralisis
Jenis polio yang menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejalanya mirip dengan polio nonparalisis, namun dalam waktu seminggu akan muncul gejala lainnya, seperti:
-Hilang refleks tubuh
-Otot terasa nyeri
-Tungkai dan lengan terasa lemah
Pencegahan Virus Polio
Langkah pencegahan penularan virus polio yang paling efektif dilakukan adalah pemberian imunisasi lengkap pada anak-anak sesuai waktunya agar kekebalan tubuhnya maksimal. Kini pun Kemenkes telah memberikan kebijakan vaksion polio secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan milik pemerintah.
Imunisasi polio pada anak diberikan dalam beberapa tahap, yaitu:
1.Vaksin polio tetes (OPV) sebanyak 4 kali, yaitu pada usia baru lahir, 2, 3, dan 4 bulan.
2.Vaksin polio suntik (IPV) diberikan pada usia 4 dan 9 bulan.
Sedangkan vaksin polio booster dilakukan pada usia 18 bulan.
Apa perbedaan OVP dan IPV? Bivalent oral polio vaccine (OPV) berisi virus polio serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, diberikan dengan tetes ke mulut. Sedangkan Inactived polio vaccine (IPV) diberikan dengan suntikan, yang merupakan vaksin inaktif berisikan virus polio tipe 1,2, dan 3.
Baca juga: Perlukah Vaksin Influenza untuk Si Kecil?
Jika orang dewasa belum mendapatkan vaksin polio saat anak-anak, disarankan mendapatkan vaksin polio IPV, yaitu pada:
1.Dosis pertama kapan saja.
2.Dosis kedua 1 hingga 2 bulan kemudian.
3.Dosis ketiga 6-12 bulan setelah dosis kedua.
Selain imunisasi, beberapa langkah juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kontaminasi virus polio, yaitu:
1.Hindari makanan dan minuman yang mungkin terkontaminasi virus polio.
2.Menjaga kebersihan secara rutin, seperti rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih.
3.Hindari sering menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
4.Menutup mulut saat bersin atau batuk.
5.Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi virys.
6.Vaksinasi sebelum bepergian ke daerah rawan polio.
Nah, Bun, bagaimana status imunisasi si Kecil di rumah? Yuk, cek kelengkapannya agar anak dapat terhindar dari penyakit, termasuk polio.
Sumber:
https://www.alomedika.com/perubahan-jadwal-imunisasi-anak-menurut-idai-2023
https://www.alodokter.com/polio