Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Ketahui Langkah-Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Tenggelam

author
Bianca Swasono
Rabu, 28 Februari 2024 | 12:43 WIB
Pertolongan yang dilakukan secara tepat dan cepat meniminalisir dampak negatif akibat tenggelam. | Shutterstock

Pasti orang tua langsung panik saat melihat anak tenggelam. Namun sebaiknya orang tua atau pengasuh perlu tetap tenang agar bisa melakukan pertolongan pertama pada anak yang tenggelam. 

Kepanikan ini wajar terjadi, Bun. Apalagi tidak semua orang tua memiliki pengetahuan untuk menangani kejadian anak tenggelam. Padahal ilmu tersebut sangat penting dipelajari oleh setiap orang tua. Menurut World Health Organization (WHO), tenggelam paling sering dialami oleh bayi dan anak hingga berusia 14 tahun. Tenggelam dapat terjadi di sungai, laut, kolam renang, atau juga karena banjir. Bila terlambat memberi pertolongan, anak bisa kehilangan nyawa akibat tenggelam dan menelan terlalu banyak air. 

Sebelum Bunda mengetahui tentang pertolongan pertama pada anak yang tenggelam, yuk kita kenali dulu tanda-tanda dan gejala tenggelam, khususnya pada anak! 

Gejala Anak Tenggelam

Ada beberapa tanda anak akan mengalami kondisi tenggelam. Saat terlihat gejala-gejala ini, orang dewasa di sekitar harus bertindak dengan cepat karena bila tidak segera ditolong, dapat membahayakan kesehatan anak dalam jangka panjang. Berikut beberapa gejala tenggelam pada anak:

  1. Anak tidak bisa berteriak
    Anak yang tenggelam tidak selalu bisa berteriak meminta tolong karena air yang masuk lewat hidung dan mulut. Perhatikan, apakah pada saat berenang anak Ayah dan Bunda tiba-tiba diam atau bernapas dengan terengah-engah? 

  2. Kepala diarahkan ke belakang
    Mereka yang tenggelam akan berusaha mengarahkan kepala mereka ke belakang agar dapat menghirup udara dan menghindari masuknya air ke mulut dan hidung.

  3. Tangan yang diarahkan ke depan karena berusaha mencari pegangan 
    Jika bukan diarahkan ke depan, anak akan terlihat melakukan gerakan mendorong seperti menjadikan meja atau lantai sebagai tumpuan agar dapat berdiri.

  4. Anak terlihat cemas, linglung, dan batuk.
    Dari jauh, mungkin kita melihat anak batuk karena menelan air. Kemudian mereka juga tampak linglung dan cemas karena tidak memiliki tumpuan atau pegangan.

  5. Mengambang dan wajah mengarah ke bawah.
    Bila anak dalam posisi seperti tersebut selama lebih dari 30 detik asumsikan mereka segera membutuhkan pertolongan.

  6. Terlihat stres karena jauh dari jangkauan orang tua.
    Jika orang dewasa atau pengasuh jauh dari jangkauan tangan anak, maka anak bisa merasa tidak nyaman atau stres sehingga meningkatkan kemungkinan anak akan panik dan berisiko tenggelam. 

Baca juga: Mengapa Sebaiknya Orang Tua Tidak Memakaikan Baju Renang Biru pada Anak?

Latihan Simulasi CPR | Shutterstock

Langkah-Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Tenggelam

Setelah Ayah dan Bunda mendapat gambaran bagaimana ciri-ciri anak tenggelam, saatnya membekali diri dengan pengetahuan penting tentang pertolongan pertama untuk anak tenggelam. Berikut beberapa langkah pertolongan pertama saat anak tenggelam:

  1. Jangan membahayakan diri, pastikan kita bisa menolong. Bila tidak, carilah bantuan orang-orang sekitar yang mampu menolong. 
  2. Segera hubungi petugas medis/dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
  3. Segera keluarkan anak dari air. Letakkan terlentang di tempat yang datar dan aman.
  4. Perhatikan pernapasan anak. Cek hidung, mulut, nadi, dan apakah dadanya bergerak atau tidak (tanda bernapas). 
  5. Lakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dengan cara kompresi dada dan pernapasan lewat mulut. 
  6. Perhatikan respons anak terhadap CPR, apakah dadanya bergerak atau tidak. Ulangi prosesnya hingga anak menunjukkan tanda-tanda pernapasan. 

Tips Melakukan CPR pada Anak

CPR penting untuk meningkatkan potensi keselamatan anak dari risiko tenggelam. Untuk itu, mari simak kiat-kiat melakukan CPR pada anak berdasarkan St. John Ambulance dan CPR Educators

1.Kompresi dada

Tentukan titik kompresi (titik tekan), yaitu di tulang dada yang berada tepat di bawah garis puting. Kompresi dada dengan cara menekan sampai kedalaman sekitar 4-5 cm. Tekan menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) pada bayi atau anak yang lebih kecil, sedangkan pada anak yang lebih besar bisa menggunakan 1 tangan atau 2 tangan (satu tangan berada di atas tangan lainnya). Lakukan tekanan cepat 100 kali per menit. 

2.Membuka jalan napas

Setelah kompresi dada, miringkan kepala bayi/anak ke belakang dengan perlahan dan letakkan satu tangan di dahinya. Kemudian gunakan tangan satunya untuk mengangkat dagu bayi/anak secara perlahan sehingga jalan napasnya terbuka.

3.Pernapasan buatan lewat mulut 

Bila anak masih tidak memperlihatkan tanda-tanda bernapas, mulailah memberikan pernapasan buatan.

Untuk bayi di bawah usia 1 tahun, letakkan mulut penolong pada hidung dan mulut bayi, berikan 2 kali tiupan napas masing-masing 1 detik. Perhatikan dada bayi, apakah ada pergerakan naik-turun. 

Untuk anak usia 1 tahun ke atas, pencet hidung anak dan berikan tiupan napas lewat mulut. Berikan 2 kali tiupan napas masing-masing 1-2 detik. Amati dadanya, apakah ada pergerakan naik-turun.

Jika dada anak mulai menunjukkan pergerakan, cek kembali detak jantungnya. Jika mulai terasa, berikan 1 kali tiupan napas setiap 3 detik.

Baca juga: Wajib Tahu! 5 Langkah Memberi Pertolongan CPR pada Anak dan Bayi

4.Ulangi kompresi dan napas buatan

Jika dada anak tidak bergerak/bernapas, miringkan kepala anak, angkat dagunya, kemudian ulangi siklus kompresi dada dan napas buatan hingga pertolongan medis tiba atau anak kembali bernapas. Satu siklus terdiri dari 30 kompresi dada dan 2 kali napas buatan. Lakukan proses ini selama sekitar 2 menit (sekitar 5 siklus). 

5.Posisi pemulihan

Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda respons seperti batuk, membuka mata, berbicara, muntah, kesulitan bernapas atau bernapas dengan normal, segera hentikan CPR dan letakkan mereka pada posisi pemulihan (recovery) untuk memastikan jalan napas anak tetap terbuka.

Posisi pemulihan: luruskan kaki anak, lepaskan barang-barang yang sekiranya bisa mengganggu (misalnya kacamata), tekuk lengan anak dengan posisi telapak tangan di atas, kemudian taruh lengan satunya di pipi. Angkat lutut salah satu kaki anak, kemudian miringkan posisi anak sehingga satu kakinya menekuk dan tangan satunya meniban pipi. Pastikan anak bisa bernapas. 

 

Posisi recovery saat anak tenggelam. |

Baca juga: Si Kecil Minta Berenang di Bulan Puasa, Boleh Nggak, ya?

Komplikasi Tenggelam

Dilansir dari Alodokter, tenggelam (tergantung pada durasinya) dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang diantaranya bisa berdampak buruk pada kesehatan anak jangka panjang, yaitu: 

  • Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
  • Hancurnya sel-sel darah merah (hemolisis)
  • Edema paru
  • Pneumonia
  • Acute respiratory distress syndrome
  • Perubahan tingkat asam-basa darah, misalnya asidosis
  • Gagal jantung
  • Stroke
  • Kerusakan otak atau gangguan intelektual pada anak-anak

Dengan mempertimbangkan bahaya dan komplikasi yang timbul pada anak akibat tenggelam, Ayah dan Bunda wajib memberikan perhatian dan pengawasan ekstra saat anak-anak berenang di mana pun dan kapan pun. Selain mengetahui informasi dari artikel ini, akan lebih baik juga bila Ayah dan Bunda mengikuti pelatihan pertolongan pertama dari sumber-sumber profesional. 

 

Sumber

https://www.parents.com/baby/safety/outdoor/first-aid-for-drowning/

https://cpreducatorsinc.com/first-aid-for-drowning/

https://www.sja.org.uk/get-advice/first-aid-advice/breathing-difficulties/child-drowning/#:~:text=Place%20the%20child%20on%20a,part%20of%20the%20nose%20closed

https://primaku.com/parenting/pertolongan-pertama-pada-anak-tenggelam

https://www.alodokter.com/tenggelam

https://linksehat.com/artikel/panduan-cpr-bayi-pertolongan-pertama-saat-jantung-berhenti

https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-cpr

Penulis Bianca Swasono
Editor Ratih Sukma Pertiwi