When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Mengenal Anemia Aplastik yang Diidap Babe Cabita

author
Bianca Swasono
Rabu, 17 April 2024 | 15:12 WIB
Babe Cabita meninggal diduga karena mengidap anemia aplastik | Instagram Babe Cabita |

Babe Cabita, seorang komika dan aktor, meninggal dunia pada 9 April 2024 diduga disebabkan oleh anemia aplastik. Anemia aplastik adalah kondisi saat tubuh seseorang tidak mampu memproduksi darah. 

Pada 9 April 2024, kita mendapat kabar duka meninggalnya Priya Prayogha Pratama atau yang dikenal juga dengan nama Babe Cabita. Babe Cabita adalah seorang stand up comedian (komika) dan juga aktor. Ia menjadi juara Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV pada musim ketiga di tahun 2013 dan juga muncul di film-film seperti Kapal Goyang Kapten (2019) sebagai Gomgom, Trinity Traveler (2019) sebagai Ezra, Janin (2020) sebagai Rio, dan Teachers (2020) sebagai Dosa. 

Babe Cabita meninggal dunia di usia 34 tahun di RS Mayapada Lebak Bulus. Ia mengidap anemia aplastik sejak Juni 2023 dan sempat menjalani perawatan di Malaysia sebanyak dua kali. Pada sore hari setelah meninggal dunia, ia dimakamkan di TPU Wakaf H. Gani, Cirendeu. 

Apa Itu Anemia Aplastik yang Diidap Babe Cabita?

Anemia aplastik adalah kondisi saat sumsum tulang belakang tak mampu memproduksi sel darah merah. Anemia jenis ini bahkan mampu memberhentikan produksi sel darah putih dan trombosit. Anemia aplastik berbeda dengan anemia umumnya, yaitu anemia hemolitik yang merupakan kondisi kurang darah yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya zat besi. 

Anemia aplastik secara umum disebabkan oleh rusaknya sel punca pada sumsum tulang. Rusaknya sumsum tulang bisa membuat produksi sel darah berkurang, baik itu sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah (trombosit). Selain itu, bisa juga disebabkan oleh radiasi, virus, keracunan bahan kimia, genetik, autoimun,  obat-obatan, atau tidak diketahui. 

Siapa saja bisa terkena anemia aplastik, baik perempuan maupun laki-laki dari segala usia. Akan tetapi, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, mereka yang berusia 2 sampai 5, 20 sampai 25, dan 55 tahun ke atas lebih rentan terkena anemia aplastik. 

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang anemia aplastik, kita perlu mengetahui gejalanya. 

Bagaimana Gejala Anemia Aplastik?

Sebenarnya, gejalanya mirip dengan anemia hemolitik. Namun, penderita anemia aplastik lebih sensitif terhadap imunitas dan infeksi. Penderitanya mudah terkena luka, pendarahan, mimisan, gusi berdarah, dan memar tanpa alasan yang jelas. 

Beberapa gejala umum anemia aplastik diantaranya: 

  • Lemas
  • Daya tahan tubuh rendah
  • Mudah lelah
  • Nyeri di seluruh tubuh
  • Sesak napas
  • Sensitif terhadap suhu dingin

Bila kamu mendapati beberapa gejala di atas dan telah terjadi berulang, cobalah untuk memeriksakan diri ke dokter dan rumah sakit. Untuk merawat seseorang yang terkena anemia aplastik, dibutuhkan transfusi darah atau donor sumsum tulang, konsumsi antibiotik, imunosupresan, dan lain-lain sesuai rekomendasi dokter. 

Semoga amal ibadah Babe Cabita diterima di sisi Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. 



Sumber:

https://hot.detik.com/celeb/d-7291954/istri-ungkap-percakapan-2-malam-terakhir-sebelum-babe-cabita-meninggal-dunia#:~:text=Babe%20Cabita%20meninggal%20dunia%20di,Gani%2C%20Cirendeu%20pada%20sore%20harinya.

https://www.instagram.com/reel/C5irC88Sgm_/?igsh=MTViaG5uczhkZzRkbA==

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/anemia-aplastik

https://www.niddk.nih.gov/health-information/blood-diseases/aplastic-anemia-myelodysplastic-syndromes/definition-facts#:~:text=Aplastic%20anemia%20can%20affect%20people,25%2C%20and%2055%20and%20older.&text=The%20disorder%20affects%20men%20and%20women%20equally.

 

Penulis Bianca Swasono
Editor Ratih Sukma Pertiwi