Hati ayam selain harganya relatif terjangkau dan mudah ditemukan, memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Salah satunya adalah zat besi yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Namun, ternyata pemberian hati ayam pada anak, terutama bayi, harus dibatasi. Mengapa?
Banyak orang tua mengolah hati ayam untuk makanan padat pertama atau makanan pendamping ASI (MPASI) si Kecil karena teksturnya lembut, mudah diolah, dan nutrisinya pun tak kalah dari sumber protein hewani lainnya seperti daging, ayam, telur, dan susu.
Menurut US Departement of Agriculture (USDA), dalam seporsi hati ayam (sekitar 28 gram) mengandung 7 g protein, 1,8 g lemak, 3,2 mg zat besi, 81 mg kolin, 1,1 mg zinc, 162 mcg folat, 100 mcg vitamin A.Dengan sederet kandungan nutrisi tersebut hati ayam memiliki berbagai macam manfaat kesehatan bagi bayi dan anak.
Manfaat Hati Ayam untuk Kesehatan Anak
Karena kandungan gizinya yang melimpah, hati ayam memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh anak. Apa saja?
1.Mencegah Anemia Defisiensi Besi
Hati ayam kaya akan zat besi dan vitamin B12 yang membantu produksi sel darah merah sehingga terhindar dari anemia. Hati-hati, Bun, anemia defisiensi besi pada anak dapat menyebabkan kelelahan, kurang daya tangkap dan konsentrasi belajar, dan imunitas menurun.
2.Meningkatkan Kesehatan Tulang
Kandungan vitamin K pada hati baik untuk kesehatan tulang anak karena vitamin K membantu tubuh memproses kalsium.
3.Membantu Perkembangan Otak
Beberapa mineral yang terkandung dalam hati ayam, seperti zat besi, kolin, vitamin B6 , dan vitamin B12 dapat membantu perkembangan otak anak.
4.Memperkuat Sistem Imun Tubuh
Zinc yang terkandung dalam hati ayam membantu pertumbuhan sel dan meningkatkan sistem imun tubuh.
Baca juga: Minyak Ayam, Sumber Lemak Sehat yang Cocok untuk MPASI
Alasan Membatasi Pemberian Hati Ayam
Meski memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh anak, pemberian hati ayam tidak disarankan berlebihan. Pasalnya, hati ayam mengandung vitamin A yang sangat tinggi, yang jika dikonsumsi berlebihan justru menjadi racun bagi tubuh. Akibat keracunan vitamin A antara lain mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Menurut situs Solid Start, sebaiknya batasi konsumsi vitamin A pada bayi, khususnya pada awal pemberian MPASI, hanya 1-2 sendok makan per minggu.
Selain itu, perhatikan juga cara penyimpanan olahan hati ayam agar tetap fresh ketika dikonsumsi kembali. Hati ayam yang sudah dimasak dan ingin disimpan terlebih dahulu, harus dimasukkan ke dalam kulkas tidak lebih dari 2 jam. Jika ingin lebih lama disimpan, masukkan ke dalam freezer 1-2 hari. Hati ayam yang tidak disimpan dengan tepat dapat terpapar Salmonela atau Campylobacter.
Yuk, ketahui cara mengolah hati ayam agar tidak bau amis dan anak makan dengan lahap, Bun!
Baca juga: 9 Penambah Rasa Umami Alami untuk MPASI
Tips Memilih dan Mengolah Hati Ayam
Beberapa tips berikut ini bisa Bunda ikuti saat memilih hati ayam agar mendapatkan yang fresh.
- Pilih hati yang berwarna merah segar, berbentuk utuh, dan memiliki bagian ujung yang pipih dan tajam.
- Pastikan tidak ada guratan putih di permukaan dan di dalam hati karena itu tanda sudah tercemar oleh cacing.
- Tekan permukaan hati untuk memastikan tidak ada gumpalan (gerindil) di dalamnya.
- Hati yang sudah tidak fresh akan mengeluarkan aroma anyir, amis atau menyengat.
- Lebih baik membeli hati segar dibanding yang beku.
Selain memilih yang fresh, Bunda juga harus tahu cara mengolah hati ayam agar nutrisinya tidak terbuang.
- Cuci hati ayam di bawah air mengalir namun jangan terlalu lama agar sarinya tidak keluar.
- Buang bagian empedu dan lemaknya agar hati ayam tidak terasa pahit.
- Rebus hati ayam saat air sudah mendidih agar nutrisi dan sarinya tetap tertahan di dalam.
- Hati ayam untuk MPASI sebaiknya dimasak dengan cara direbus, bukan digoreng.
Yuk, sajikan olahan hati ayam yang sehat, fresh, dan enak untuk si Kecil!
Sumber:
https://solidstarts.com/foods/chicken-liver/
https://www.alodokter.com/manfaat-hati-ayam-untuk-bayi-yang-tidak-boleh-dilewatkan
nilaigizi.com