Gara-gara FOMO atau YOLO kondisi keuangan Gen Z jadi berantakan? Big NO! Yuk, cek cara-cara mengatur keuangan berikut ini agar Gen Z bisa mencapai financial freedom.
Setiap generasi lahir dan tumbuh dengan karakteristiknya masing-masing, termasuk Generasi Z (Gen Z). Ensiklopedia Britannica menyebut Gen Z sebagai orang yang lahir pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 2000an. Meskipun demikian, beberapa sumber memberikan kisaran tahun tertentu, yaitu kelahiran 1997 hingga 2012.
Generasi Paling Boros
Berbeda dengan generasi pendahulunya (generasi milenial), Gen Z hidup dalam era teknologi yang serba canggih. Tak heran, Gen Z pun menjadi sosok yang mudah beradaptasi dengan teknologi, kreatif, inovatif, mandiri, serta fleksibel.
Namun di sisi lain, segala kemudahan yang ditawarkan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi Gen Z. Di media sosial misalnya, setiap hari ada saja tren fashion, beauty, kuliner, traveling, dan gaya hidup lainnya yang menggiurkan. Jika tidak tahan godaan, bisa-bisa pendapatan sebulan habis dalam satu minggu. Belanja pun bukan lagi karena kebutuhan, melainkan demi ikutan tren atau karena alasan Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) semata.
Baca juga: Ternyata Orang Dewasa Juga Bisa Tantrum, Apa Penyebabnya?
Dalam riset Tirto (2019) disebutkan sifat impulsif dalam berbelanja membuat Gen Z dicap sebagai generasi yang paling boros. Padahal, populasi Gen Z rata-rata masih tergolong first jobber, yang artinya baru meniti karier.
Mengatur Keuangan Gen Z
Gaya hidup dan perencanaan keuangan yang kurang baik bisa berdampak buruk pada keuangan jangka panjang Gen Z. Namun, untuk para Gen Z tidak perlu khawatir berlebihan. Beberapa cara berikut ini dapat membantu kamu untuk mengatur keuangan, asal dilakukan secara konsisten.
1. Buat anggaran bulanan dan patuhi
Langkah ini berguna untuk mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi keuangan kamu, berapa jumlah uang yang masuk dan keluar, dan bagian mana yang bisa disesuaikan.
Buatlah pos-pos pengeluaran dan alokasi budget sesuai kebutuhan. Misalnya, dengan rumus umum 40/30/20/10, yaitu 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar cicilan utang dan tagihan, 20% untuk tabungan dan investasi, dan 10% untuk amal atau sedekah.
2. Manfaatkan autodebet dan layanan keuangan digital
Fitur autodebet dapat berguna untuk pembayaran dengan nominal tetap dalam jangka panjang, misalnya premi asuransi, kredit kendaraan, bahkan tabungan. Dengan begitu, kamu akan lebih disiplin mengelola pendapatan.
Selain fitur autodebet, manfaatkan juga layanan keuangan digital untuk mempermudah perencanaan keuanganmu, seperti e-wallet, e-money, internet banking, mobile banking, aplikasi perencanaan keuangan, dan sebagainya.
3. Pangkas langganan yang tidak perlu
Pernahkah kamu menghitung berapa uang yang dihabiskan untuk biaya berlangganan setiap bulan? Sebut saja Netflix, YouTube Premium, Disney Hotstar, HBO Go, Spotify, dan sebagainya. Belum lagi kalau kamu ikut keanggotaan gym, komunitas, atau kursus tertentu.
Sebaiknya batasi langganan bulanan tersebut dan alihkan sebagian dananya ke hal-hal yang lebih dibutuhkan, misalnya tabungan, dana darurat, atau asuransi kesehatan.
Baca juga: Coba yuk, Bun! 5 Aplikasi Pengatur Keuangan Anti Ribet
4. Belanja cerdas
- Buat daftar belanjaan sebelum pergi ke toko
- Bandingkan harga di berbagai toko online sebelum membeli
- Gunakan kupon potongan harga
5. Hindari utang
Stop berutang hanya karena untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup. Berutang boleh dilakukan untuk hal yang sangat mendesak dan komitmen dapat membayar tepat waktu.
Bagaimana jika terlanjur memiliki beberapa utang? Kamu bisa mencoba metode debt snowball, yaitu melunasi utang dari nominal yang terkecil ke yang terbesar. Metode ini dianggap lebih meringankan beban dan kamu bisa lebih bersemangat untuk segera beralih menyelesaikan utang berikutnya.
6.Batasi penggunaan kartu kredit
Di samping menawarkan kemudahan, kartu kredit dapat menyebabkan pengeluaran berlebihan. Sebaiknya batasi penggunaan kartu kredit dan segera lunasi saldo tagihan setiap bulannya untuk menghindari biaya bunga.
7. Lakukan dengan konsisten
Menata keuangan agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan harus dilakukan secara konsisten. Awalnya mungkin sulit untuk menahan godaan berbelanja, namun kamu bisa berpegangan pada apa yang menjadi tujuan jangka panjang demi masa depan yang nyaman. Tujuan jangka panjang bisa berupa kepemilikan rumah, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan sebagainya.
8. Jaga kesehatan finansial
Lakukan evaluasi kondisi keuangan pribadi secara berkala. Cek apakah pendapatan dan pengeluaran masih sesuai, tabungan bertambah, utang berkurang, dan seterusnya. Dengan demikian kesehatan finansial dapat tetap terjaga.
9. Investasi fisik dan mental
Selain menjaga kesehatan finansial, investasi kesehatan mental dan fisik juga harus diperhatikan. Sakit itu mahal, oleh karena itu kamu perlu kamu harus menjaga kesehatan tubuh dan mental untuk mengurangi pengeluaran finansialmu.
Ubah kebiasaanmu, mulai dari olahraga rutin, makan makanan bernutrisi, minum air putih minimal 8 gelas perhari dan booster stamina kamu dengan minum Essential Dhari Women’s 2 kapsul setiap pagi.
Essential Dhari Women’s merupakan suplemen alami dengan kandungan herbal dibuat khusus untuk menjaga kesehatan fisik dan mental wanita.
Ekstrak ginseng dan maca dalam Essential Dhari Women’s Daily membantu menyeimbangkan hormon wanita serta meningkatkan mood dan fokus dalam bekerja. Sedangkan, kandungan kunyit, daun kelor, dan jahe merah terbukti memperkuat daya tahan tubuh. Ingin tahu info selengkapnya? Yuk, kunjungi Instagram @essentialdhari atau cek di sini!
Yuk jaga kesehatan secara seimbang, baik finansial, fisik maupun mental, agar tetap dapat meraih cita-cita dan mencapai financial freedom!
Sumber:
https://www.britannica.com/topic/Generation-Z
https://www.forbes.com/sites/melissahouston/2024/07/19/do-you-want-to-save-money-try-these-7-tips/
https://www.forbes.com/sites/cicelyjones/2023/12/15/gen-z-guide-to-personal-financial-planning/