Baru-baru ini dunia maya dihebohkan dengan salahsatu warganet yang bercerita bahwa anaknya terjangkit pneumonia. Setelah dicari tahu penyebabnya, ternyata Si Anak terjangkit pneumonia dari selimut bulu yang digunakannya.
Selimut yang seringkali digunakan untuk menghangatkan Si Kecil ternyata memiliki risiko pneumonia pada Si Kecil, Yuk simak informasinya!
Mengenal Pneumonia
Pneumonia paling sering terjadi pada anak usia 0- 5 tahun. Pada usia 2 tahun, menjadi masa rawan si kecil mengalami pneumonia berat.
Pneumonia dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Beberapa virus yang umum menyebabkan pneumonia adalah virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS-CoV-2. Sementara jenis bakteri yang umum menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia.
Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun, umumnya pneumonia ditandai dengan ciri-ciri paru-paru basah, seperti batuk berdahak, demam, menggigil, sesak napas, nyeri dada ketika bernapas atau batuk, mual dan muntah, nafsu makan menghilang, serta tubuh yang mudah lelah.
Baca juga: Waspada "Pneumonia Misterius" Menyerang Anak-Anak!
Hubungan antara Selimut dan Pneumonia
Mengutip dari Kumparan, merespon hubungan pneumonia dan selimut, Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, mengatakan, dalam bahasa medis kondisi ini spesifik disebut pneumonitis hipersensitivitas, yang salah satunya bisa disebabkan oleh respons imun.
Paparan berulang dari faktor risiko dapat menyebabkan jaringan tertentu yang sulit disembuhkan pada paru-paru. Inilah yang kemudian dikenal dengan pneumonia. Bantal-bantal yang terbuat dari kapuk atau bulu hewan, kata dr. Aisya, berpeluang besar menyebabkan reaksi hipersensitivitas. Namun, kasus pneumonia imbas penggunaan langsung selimut atau bantal bulu jarang terdeteksi.
Meski selimut dan bantal bulu jarang menjadi penyebab pneumonia. Namun penggunaannya perlu diperhatikan. Orang tua sebaiknya tidak memakaikan si kecil selimut yang terlalu banyak bulu rumbai. Sebab, hal itu berisiko masuk ke dalam hidung bayi dan membuat bayi sulit bernapas. Cobalah untuk memilih bahan katun organik alami.
Faktor Risiko Pneumonia
Selain selimut, Bunda juga harus mengetahui apa saja faktor risiko pneumonia. Berikut beberapa faktor risiko pneumonia pada Si Kecil.
- Mengalami kelahiran prematur.
- Kurang gizi (malnutrisi).
- Menderita infeksi tertentu, seperti campak.
- Belum memperoleh vaksin pneumonia.
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika bayi.
- Terdapat kelainan bawaan pada organ paru-paru dan pernapasan.
- Faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok, debu, bulu hewan, polusi udara, atau tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.
Baca juga: Pneumonia, Penyebab Kematian Tertinggi Balita di Indonesia
Cara Mencegah Pneumonia pada Anak
Pneumonia pada Si Kecil juga dapat dicegah melalui beberapa upaya, Bun, seperti:
- Mencukupi kebutuhan gizi Si Kecil. Berikan ASI kepada anak/bayi setidaknya selama 6 bulan pertama, dan juga cukupi kebutuhan nutrisinya selama MPASI dengan memberikan asupan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya.
- Melengkapi imunisasi Si Kecil. Pastikan anak sudah mendapatkan vaksin pneumonia.
- Menerapkan perilaku hidup sehat sejak dini. Biasakan anak untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum/sesudah makan, pastikan juga kebersihan rumah dan makanan yang dikonsumsi anak terjaga dengan baik.
- Rajin membersihkan peralatan tidur bayi. Seperti rutin mencuci selimut, bantal, guling dan membersihkan kasur bayi.
Sumber:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pneumonia-pada-anak#mcetoc_1hlcplus7gi
https://www.alodokter.com/pneumonia