Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Kenapa Setelah Bertengkar, Hubungan dengan Pasangan Jadi Terasa Lebih Dekat?

author
Dini Adica
Rabu, 23 April 2025 | 15:54 WIB
Bertengkar itu nggak selalu buruk, malahan bisa bikin kamu dan pasangan jadi lebih dekat. | SHUTTERSTOCK/WAVE BREAK MEDIA

Kita mungkin pernah berpikir, "Duh, jangan sampai ribut deh sama pasangan." Malas rasanya harus saling tuding atau saling teriak. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran, bertengkar dengan pasangan bikin suasana jadi panas dan tidak nyaman.

Ya, banyak orang beranggapan bahwa pertengkaran merupakan sinyal hubungan yang bermasalah. Namun menurut psikolog berlisensi Dr. Michele Leno, bertengkar itu nggak selalu buruk. Malahan, bisa bikin kamu dan pasangan jadi lebih dekat. Kok bisa?

"Bertengkar adalah respons emosional yang membutuhkan koneksi emosional," kata Dr. Leno. “Kita bertengkar ketika sesuatu menarik perhatian kita secara emosional dan menyentuh sisi terdalam kita.”

Baca juga: Bunda, Yuk, Benahi Keuangan agar Tidak Semakin Boncos Setelah Libur Lebaran

Artinya, pertengkaran bukan sekadar merupakan ledakan emosi, tapi juga bisa menjadi cara untuk memahami satu sama lain secara lebih mendalam. Ketika pasangan mencoba memahami penyebab dari reaksi emosional tersebut, hubungan bisa menjadi lebih kuat karena ada upaya untuk saling mengerti.

Menurut Dr. Leno, ketika kamu dan pasangan ribut, itu karena ada sesuatu yang “kena banget” di hati. Sesuatu yang bikin kamu terpancing secara emosional. Dan justru dari situ, Bunda bisa mulai menggali: Kenapa sih Ayah tersinggung? Apa sih yang sebenarnya Bunda butuhkan dari pasangan?

Bertengkar dengan Tujuan yang Sehat

Dr. Leno menekankan pentingnya menangani konflik antara suami istri secara produktif. Dalam hal ini, bertengkar dengan pasangan bukanlah ajang untuk saling menyerang, melainkan proses untuk saling melihat dengan lebih jelas.

“Kadang setelah bertengkar, kamu bisa melihat pasanganmu dengan lebih jelas,” kata Dr. Leno. Mungkin kamu jadi lebih mengerti bagaimana cara suami berpikir, kenapa dia bereaksi seperti itu, atau malah jadi sadar ada luka lama yang masih menganga alias belum tuntas dibahas.

Tetapi, tidak semua pertengkaran bikin hubungan tambah harmonis. Kedekatan emosional hanya berlaku jika konflik tersebut disikapi dengan rasa hormat dan keterbukaan. Kalau salah satu pihak sudah mulai nggak menghargai, nada tinggi terus-terusan, atau malah jadi saling menyalahkan tanpa solusi, hubungan yang ada makin panas.

"Kalau konfliknya nggak selesai, bisa-bisa kamu malah jadi terobsesi membuktikan kalau kamu yang benar," jelas Dr. Leno.

Baca juga: Berkaca dari Adolescence, Ini Upaya Melindungi Anak dari Paparan Negatif Media Sosial

“Pertengkaran yang menyita pikiran secara terus-menerus hingga menimbulkan perilaku kompulsif adalah tanda hubungan yang tidak sehat.”

Perlu Resolusi dan Refleksi

Banyak pasangan enggan membicarakan ulang apa yang jadi penyebab pertengkaran karena takut memperkeruh suasana. Namun, menurut Dr. Leno, hal ini justru penting dilakukan agar setiap pihak bisa memahami perasaan masing-masing secara lebih utuh.

“Meski rasanya tidak bijak untuk mengulang perdebatan yang panas, terkadang itu perlu demi mendapatkan kejelasan dan pemahaman,” ujarnya.

Kuncinya adalah: argumennya harus produktif. Coba deh, setelah situasinya adem, ngobrol lagi baik-baik. Bukan buat saling menyalahkan, tetapi untuk memberi tahu, “Tadi Bunda kesal karena merasa nggak didengar,” atau “Pas Ayah ngomong begitu, aku ngerasa sedih.”

Pendekatan ini memungkinkan kedua belah pihak untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hubungan mereka, baik itu kebutuhan yang belum terpenuhi, harapan yang tidak tersampaikan, atau luka lama yang belum sembuh.

Jangan Jadikan Pertengkaran sebagai Cara Mendekatkan Hubungan

Meski bertengkar dengan pasangan bisa membuat Ayah Bunda jadi lebih dekat, Dr. Leno memperingatkan agar jangan menjadikan konflik sebagai satu-satunya jalan untuk merasakan kedekatan. Kalau kamu merasa dekat sama pasangan setiap kali habis ribut, itu juga bisa jadi tanda bahaya.

Baca juga: Benarkah BPJS Kesehatan Tidak Lagi Menanggung Biaya Operasi Caesar?

“Jika hubungan kamu hanya terasa dekat setelah bertengkar, itu merupakan sinyal bahwa kamu sedang berada di wilayah yang tidak sehat,” kata Dr. Leno.

Artinya, jangan sampai kamu merasa hubungan baru “hidup” kalau lagi penuh drama. Hubungan yang sehat harusnya tetap terasa hangat dan dekat walaupun lagi adem-adem saja.

Kedekatan yang sehat seharusnya datang dari banyak hal: komunikasi yang terbuka, empati, waktu berkualitas bersama, dan dukungan emosional, bukan hanya dari dinamika naik-turun akibat konflik.

Intinya sih, bertengkar itu manusiawi. Namun, jika pertengkaran berlangsung tanpa resolusi, dipenuhi dengan amarah yang tidak terkendali, atau menjadi satu-satunya sumber keintiman, berarti hubungan kalian perlu dievaluasi ulang.

Sumber: The Daily Mail

Penulis Dini Adica
Editor Dini Adica